Perhutani Realisasikan Program Penanaman Serentak PAT Kedelai APBN 2017

Administratur KPH Perhutani Bondowoso, Agus Sarwedi bersama jajaran dan petani saat mencanangkan penanaman serentak program PAT kedelai APBN 2017. [sawawi/bhirawa].

Bondowoso, Bhirawa
Kantor Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Bondowoso (Situbondo dan Bondowoso) merealisasikan program penanaman serentak PAT kedelai APBN tahun 2017, baru-baru ini. Program yang digagas salah satu BMUN ini di tanam pada lahan hutan produksi milik Perhutani Bondowoso sehingga ke depan dapat mengoptimalkan lahan nganggur/tidur menjadi lahan yang bisa menghasilkan tanaman unggulan serta memiliki nilai jual lebih. Agar program ini berjalan efektif, KPH Perhutani Bondowoso melibatkan masyarakat untuk menanam kedelai di hutan Perhutani dengan pola tumpangsari.
Administratur KPH Perhutani Bondowoso, Agus Sarwedi, menuturkan, penanaman kedelai di lahan milik Perhutani itu lokasinya berdekatan dengan SMKN pondok pesantren (ponpes) Tegal Ampel tepat di petak 68 A1, RPH Tegal Ampel, BKPH Klabang.
Dalam launching program pemberdayaan budidaya tanaman kedelai itu, sambung Agus, pihak Perhutani mengajak kalangan masyarakat, TNI, dan kepolisian. “Program ini dilakukan secara serentak Perum Perhutani di seluruh Tanah Air Indonesia, ” tegas Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso Agus Sarwedi.
Untuk wilayah Sub Divre Jatim, kata Agus, ada empat daerah yang diprioritaskan dalam program penanaman serentak kali ini. Diantranya, sebut Agus, Kabupaten Banyuwangi; Jember, Blitar dan Nganjuk. Terkait pemilihan kedelai sebagai bibit tanaman, ujar Agus, dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah dan nawacita Presiden RI Joko Widodo.
“Sasaran dari program ini adalah untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Sebenarnya masih banyak jenis tanaman yang memiliki prospek cerah, hanya yang cocok dengan lahan Bondowoso adalah tanaman kedelai. Di daerah lain ada yang menanam bibit tebu, jagung dan komoditas bibit lain,” ungkap Agus.
Program penanaman ini, lanjut Agus, sedikitnya ada 207 hektar lahan milik Perhutani yang akan ditanami komoditas kedelai. Untuk hasilnya, terang Agus, sebagian ada yang dinikmati masyarakat di sekitar lokasi dengan membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di mana sebagian lahannya dikelola oleh Bulog.
Lewat penanaman kedelai ini, tambah dia, diharapkan komoditas kedelai yang ditanam akan aman saat dikonsumsi oleh masyarakat. “Yang pasti kami menjamin hasil dari tanaman kedelai Perhutani ini dalam kondisi layak konsumsi dan higienis,” papar Agus.
Mantan Asper Klabang Bondowoso itu menambahkan, penanaman kacang kedelai di hutan produksi, dipastikan tidak akan merubah keberadaan fungsi lahan hutan. Sebab, urai Agus, lahan ini akan ditanami pohon keras seperti pohon sonokeling.
Agus Sarwedi kembali menandaskan, dengan mamakai sistem tumpang sari dinilai sangat bagus dan sesuai bagi peningkatan tanaman kedelai dimasa depan. “Sehingga, swasembada pangan yang diprogramkan pemerinta akan cepat terwujud. Selain itu, masyarakat yang ada disekitar hutan juga dapat merasakan manfaat hutan bagi kelangsungan hidupnya,” pungkas Agus Sarwedi, dengan didampingi Kahumas Perum Perhutani Bondowoso, Suharto. [awi]

Tags: