Perhutani Siapkan Lahan 1.400 Hektar

Administratur KPH Perhutani Bondowoso, Adi Winarno (dua dari kanan) saat jadi pembicara dalam dialog pengembangan komoditas kopi Situbondo. (sawawi/bhirawa]

Administratur KPH Perhutani Bondowoso, Adi Winarno (dua dari kanan) saat jadi pembicara dalam dialog pengembangan komoditas kopi Situbondo. (sawawi/bhirawa]

(Dukung ‘Kerajaan Kopi’ Situbondo)
Situbondo, Bhirawa
Guna untuk mensukseskan rencana perluasaan program kopi Situbondo, KPH Perhutani Bondowoso menyiapkan lahan sedikitnya 1.400 hektar. Ini dilakukan agar peningkatan dan pengembangan kopi Situbondo cepat mendunia seperti Bondowoso. Lahan baru kopi tersebut direncakana  digarap berada di Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo dan lereng gunung Argopuro Kecamatan Sumbermalang, Situbondo.
Menurut Administratur Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Bondowoso, Adi Winarno, pihaknya sangat mendukung pengembangan kopi di Situbondo. Ini dibuktikan dengan adanya dukungan Perhutani, ujar Adi Winarno, dengan penyediaan luas lahan 1. 400 hingga 2000 hektar lahan yang bisa kerjasamakan. “Ini merupakan kerjasama pengembangan kopi arabika Kayu Mas, yang notebene sangat potensial dimasa mendatang,” papar mantan Adm KPH Perhutani Banyuwangi Barat itu.
Adi Winarno  mengaku, kerjasama perluasan lahan kopi tersebut akan melibatkan berbagai pihak untuk mengembangkan kopi jenis arabika. Hal ini sejalan dengan prinsip perhutani, sebuat pria asli kelahiran Situbondo itu,  diantaranya berupa peningkatan ekonomi kerakyatan ramah lingkungan. “Situbondo tidak boleh kalah sama Bondowoso dalam pengelolaan kopi. Kalah disana (Bondowoso) dikenal dengan nama Republik Kopi, disini (Situbondo) kita namai Kerajaan Kopi,” jelas Adi.
Adi Winarno  menambahkan, saat ini produktifitas kopi arabika Situbondo masih rendah. Kemungkinan karena proses pembibitannya, maupun belum adanya  pendamping ahli terhadap petani dari Puslitkoka. Lebih jauh Adi Winarno menegaskan, untuk pengembangan kopi di kawasan pemanfaatan lahan Perhutani dapat dikerjasamakan dengan masayarakat desa hutan, badan usaha dan lembaga-lembaga lainnya. “Yang penting, pengelolaan fungsi hutan lindung tidak merusak hutan dan saling menguntungkan,” ulas Adi.
Adi menandaskan, simbol Kerjaan Kopi bagi nama kopi Situbondo akan lebih mengena dalam pengenalan brand kopi di dunia. Ini karena Situbondo memiliki historis kopi yang sudah lebih dulu dikenal sejak jaman Belanda ratusan tahun silam. Maka itu, ungkap dia, yang perlu dilakukan Pemkab Situbondo saat ini mengadakan perluasan lahan kebun kopi. “Berdasarkan perencanaan Perhutani, saat ini luas lahan kopi Situbondo mencapai sekitar 1000 hektar,” pungkas Adi. [awi]

Rate this article!
Tags: