Perhutani Situbondo Tinjau 125 Titik Rawan Longsor

Sejumlah petugas gabungan Perum Perhutani KPH Bondowoso saat memantau titik longsor di Desa Campoan usai kejadian banjir bandang, baru-baru ini. [sawawi/bhirawa]

Sejumlah petugas gabungan Perum Perhutani KPH Bondowoso saat memantau titik longsor di Desa Campoan usai kejadian banjir bandang, baru-baru ini. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Tingginya curah hujan di Kabupaten Situbondo membuat sejumlah warga kian resah. Terutama warga yang berada didekat kawasan hutan areal barat Kabupaten Situbondo yang rawan longsor. Penyebab utamanya, diantaranya kemiringan tanah di areal hutan cukup terjal sehingga memungkinkan terjadinya tanah dikawasan tersebut rawan longsor.
Agar tidak memakan korban lebih banyak lagi, sejumlah petugas gabungan dari Perum Perhutani KPH Bondowoso melakukan pemantauan, baru baru ini. Pemantauan dilakukan dibeberapa lokasi, salah satunya di areal hutan Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo.
Menurut Humas Perhutani KPH Bondowoso, Abdul Gani, sedikitnya sekitar 30 personil gabungan dari unsur Perhutani KPH Bondowoso dan aparat kepolisian Situbondo melakukan pemantauan langsung ke lokasi. “Dari hasil pemantauan, ada sekitar 125 titik rawan longsor di Situbondo. Sebagian lain berada diwilayah perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso,” ungkap Abdul Gani, disla sela meinjau kawasan hutan Situbondo, kemarin.
Pemantauan dilakukan setelah terjadi banjir beberapa hari yang lalu yng menimpa rumah di tiga Desa, di Kecamatan Bungatan dan Kecamatan Mlandingan. Sehingga, aku Abdul gani, pihaknya mencari lokasi longsor di areal hutan guna menemukan adanya longsor dikawasan hutan. “Sebagai peringatan dini, kami meninjau karena khawatir banjir kemarin juga menyebabkan longsor. Ternyata setelah pemantauan kami lakukan tidak ada yang longsor,” ungkapnya.
Abdul Gani mengaku, sebagai bentuk kesiapsiagaan dari ancaman bencana longsor, maka Perhutani KPH Bondowoso membentuk tim Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasional). “Tim ini disebar ke seluruh Balai KPH yang ada di wilayah Situbondo dan Bondowoso. KPH dan BKPH akan terus siaga khususnya pada waktu curah yang masih tinggi,” paparnya.
Gani menjelaskan tim Pusdalops Perhutani yang sudah dibentuk akan terus siaga selama 24 jam. Itu dilakukan, lanjut dia, agar jika terjadi bencana longsor, maka petugas akan langsung bergerak ke titik lokasi. “Kami juga meminta kepada warga untuk selalu waspada. Selain itu, kami juga terus mengambil langkah strategis lainnya,” pungkas Abdul Gani. [awi]

Tags: