Periksa Mata Cukup Lewat Layar Gawai

Cara menggunakan aplikasi cekmata.com cukup dilakukan melalui layar gawai secara online maupun offline.

Kolaborasi Mahasiswa FK Unair Ciptakan Aplikasi Pemeriksaan Katarak

Surabaya, Bhirawa
Mengalami gangguan penglihatan jangan menunggu hingga benar-benar parah. Sedini mungkin, masalah terhadap penglihatan harus segera terdeteksi. Apalagi jika mata mulai terindikasi katarak. Karena untuk mendeteksi mata katarak, kini telah sangat mudah dan praktis.
Melalui layar gawai, siapapun dapat mendeteksi katarak secara cepat dalam hitungan detik. Itu setelah ditemukannya aplikasi pemeriksaan mata katarak berbasis machine learning. Aplikasi itu dikembangkan Caesar L. Givanni, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) RSUD Dr Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Caesar tidak sendiri, dia mengembangkan aplikasi ini dengan berkolaborasi bersama rekannya Ivan Sunarso (serial enterpreneur) dan Slyvester Albert programmer Universitas Ciputra, Surabaya.
Ketiganya merintis aplikasi pemeriksaan mata secara online melalui laman www.cekmata.com. Caesar mengklaim, aplikasi berjargon selfie check healthy ini akan memudahkan siapa saja untuk skrining kesehatan mata, khususnya untuk deteksi dini katarak. “Penderita katarak akan lebih cepat sembuh bila gejalanya dapat diketahui sejak dini,” tutur Caesar.
Sayangnya, lanjut Caesar, akses untuk skrining mata masih rendah, sementara kesadaran untuk skrining mata juga kurang membudaya di tengah masyarakat. Akibatnya, katarak baru diketahui setelah kondisi akut. Dan tercatat hampir 4 juta orang di Indonesia terkena katarak. “WHO memperkirakan tahun 2020 mendatang, setiap satu menit orang buta karena katarak di Indonesia. Urgensinya tinggi, mengingat katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di dunia,” kata Caesar.
Berangkat dari masalah tersebut, tercetuslah ide untuk membuat sebuah aplikasi pemeriksaan katarak melalui handphone. Tiga sekawan ini menggabungkan tiga disiplin ilmu yang masing-masing mereka kuasai. Kedokteran, teknologi informasi dan marketing. Melalui inovasi ini, startup www.cekmata.com juga dinobatkan sebagai The Next Dev 2017 kategori E-Health.
Cara penggunaan aplikasi www.cekmata.com terbilang mudah. Cukup dengan mengakses www.cekmata.com, pengguna dapat langsung memanfaatkan fitur pemeriksaan mata di dalam aplikasi tersebut. Untuk proses skrining, pengguna dapat mengarahkan langsung salah satu pupil mata ke kamera handphone yang digunakan, lalu cekreek! Aplikasi ini akan mendeteksi keberadaan katarak pada mata pengguna.
Aplikasi ini akan langsung mengukur presentase convidence dari gambar mata yang dikirimkan oleh pengguna. Dalam hitungan detik, pengguna dapat langsung mengetahui hasilnya apakah matanya terbilang sehat atau sebaliknya.
Bila hasil analisis menunjukkan positif katarak, maka aplikasi tersebut secara otomatis akan mengarahkan pengguna untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter klinik mata atau rumah sakit terdekat. Untuk memudahkan pengguna, aplikasi ini juga dilengkapi dengan informasi jarak tempuh serta reputasi dari klinik atau rumah sakit yang direkomendasikan pada aplikasi tersebut.
“Cukup bilang ke dokternya, dok menurut cekmata.com saya mengalami katarak. Nanti sama dokternya akan diperiksa lebih lanjut,” ungkap Caesar.
Caesar berharap, kehadiran aplikasi ini dapat membantu mengurangi angka kebutaan di Indonesia. “Kami perjuangankan supaya aplikasi ini tetap gratis dan mudah diakses siapapun, dimanapun. Skrining mata katarak dini tidak akan jadi masalah bagi siapapun,” ujar Caesar.

Teknologi Machine learning Masih Jarang Digunakan
Aplikasi cekmata.com merupakan penggabungan teknologi machine learning dengan konsep skrining katarak. Chief Technology Officer cekmata.com Slyvester Albert memberi gambaran, dalam proses pembuatan aplikasi tersebut, komputer diajarkan cara membedakan mana mata katarak dan mata normal melalui pemberian data pembanding. Semakin banyak gambar pembanding yang dipelajari, maka komputer semakin pintar, semakin mampu menganalisa. Sehingga mampu menghasilkan akurasi analisis yang lebih tinggi lagi.
“Inilah kecerdasan komputer, katarekterisitik yang terbilang cukup simple dalam hal machine learning. Ini klop.” ujarnya.
Di luar negeri, kemajuan teknologi berbasis machine learning sedang hangat diperbincangkan. Ini merupakan metode analisis terbaru yang dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan. Selain bermanfaat di bidang kedokteran, metode machine learning juga dapat dimanfaatkan untuk analisis toko online, prediksi stok saham, bisnis maupun finansial.
“Di luar negeri sedang dilakukan riset pemanfaatan mesin learning untuk mendeteksi kanker kulit. Ini masih sangat baru, dan Indonesia tidak boleh ketinggalan,” ujar Albert.
Caesar, Ivan, dan Albert merasa beruntung bisa dengan cepat mencetuskan ide pembuatan aplikasi cek katarak menggunakan sistem machine learning. Karena di luar negeri, belum banyak yang mengaplikasikan sistem ini menjadi sebuah produk.
Untuk menunjang proses pemeriksaan, Albert menyarankan agar pengambilan gambar dilakukaan dengan dukungan pencahayaan yang baik. Selain mengembangkan aplikasi berbasis online, aplikasi ini juga dapat diakses secara offline. Sehingga aplikasi ini tetap bisa diakses meskipun tanpa sambungan internet.
“Kini siapa saja bisa masuk ke ranah deteksi awal katarak. Karena tanpa harus merayu bapak ibunya supaya mau ke dokter, siapa saja bisa membantu mengakses aplikasi ini,” kata Albert.
Ketiga lulusan SMAK 1 St Louis Surabaya ini mengklaim tingkat akurasi aplikasi tersebut dapat mencapai hasil analisis hingga 75-80 persen. “Kami masih perlu banyak memperkaya data supaya komputernya makin pinter. Karena semakin banyak data yang bisa dipelajari komputer kami, maka hasilnya makin akurat, yakni mendekati 95 persen,” Albert.
Sementara itu, Chief Marketing Officer CekMata.com, Ivan Sunarso mengungkapkan, konsep social technopreneurs yang baru dua bulan dijalani ini memerlukan dukungan banyak pihak. Untuk itu, Ivan berencana akan merangkul berbagai komunitas peduli katarak, untuk bersama bergerak menyosialisasikan aplikasi tersebut. [tam]

Rate this article!
Tags: