Perilaku Pemilih di Jatim

Umar Sholahudin

Umar Sholahudin

Oleh :
Umar Sholahudin
Peneliti Oranye Survei Indonesia (OSI)

Menjelang Pelaksanaan Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, pertarungan politik antar kedua pasangan Capres dan Cawapres, baik Pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK semakin seru. Masing-masing tim sukses saling mengklaim bahwa jagonya akan memenangkan Pilpres dengan angka signifikan. Klaim-klaim politik semacam itu sekarang semakin mengemuka ke publik sebagai bagian dari psywar untuk mempengaruhi opini pemilih. Klaim politik sah-sah saja, jika dapat dipertangggungjawabkan secara ilmiah.
Untuk mengukur sejauh mana perilaku pemilih di Jawa Timur jelang Pilpres ini, Oranye Survei Indonesia (OSI) telah melakukan melakukan survei perilaku pemilih di regional Jatim pada medio 24 Mei-2 Juni 2014 dengan jumlah sampling sebanyak 1.414 responden yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan metode pengambilam sampling menggunakan Multistage Random Sampling dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan margin of error sebesar 2,6%.
Pengetahuan dan Tingkat Partisipasi Pemilih
Dalam survei ini menyebutkan sebanyak 83% responden mengetahui pelaksanaan Pilpres 9 juli 2014, sememntara hanya 16% yang tidak tahu pelaksanaan Pilpres 9 Juli mendatang. Sementara itu, tingkat partisipasi pemilih di Jatim diprediksi akan meningkat cukup besar dibanding Pileg. Pada Pilpres mendatang, responden yang akan menggunakan hak pilihnya sebesar 92%. Tingginya tingkat partisipasi pemilih ini cukup memberi “angina segar” bagi pelaksanaan Pemilu yang lebih baik dan berkualitas.
Sementara itu, dilihat dari tingkat elektabilitas kedua pasangan calon, survei OSI menyebutkan elektabilitas Prabowo-Hatta di Jatim sebesar 39,04%, sementara Jokowi-JK hanya 32,32%. Ini berarti, selisih elektabilitas antara Prabowo-Hatta dengan Jokowi mencapai 6,72%. Sementara responden tidak menjawab mencapai 9,97%, dan sebanyak 18,67% lainnya menjawab belum tahu. Ini berarti, massa mengambang atau swing voter di Jatim sebesar 28,64%.
Dengan jumlah Swing voter yang cukup besar ini, akan menentukan siapa pemenang atau hasil akhir Pilpres mendatang. Hasil survei ini menyebutkan Peluang Prabowo – Hatta menang dalam Pilpres 2014 di Jatim cukup besar. Akan tetapi, siapa yang mampu meyakinkan dan mengambil hati pemilih swing voter tersebut, dialah yang akan memenangkan pertarungan. Strategi kampanye dua pasangan dan agenda debat debat Capres-Cawapres akan sangat menentukan pilihan politik pemilih di akhir menjelang pemilihan.
Kemantapan Pemilih
Khusus masyarakat yang sudah menentukan pilihan, baik ke Prabowo maupun Jokowi, sebanyak 52 persen, menyatakan telah mantap dengan pilihannya. Sehingga kecil kemungkinan mereka untuk mengubah pilihannya dengan perbandingan 37% tidak akan mengubah pilihannya.
Sementara pemilih yang kemungkinan besar akan mengubah pilihannya hanya 5 persen dan sebesar 30 persen pemilih belum memastikan pilihannya, serta akan melihat situasi menjelang hari-H pemilihan. Berdasar hasil survei ini, sekali lagi, kemenangan Capres-cawapres sangat tergantung pada strategi kampanye untuk meyakinkan pemilih mengambang tersebut.
Tingkat Loyalitas Pemilih Partai Koalisi.
Dalam survei ini juga diperoleh tingkat loyalitas pemilih partai terhadap pasaangan Capres-Cawapres. Secara umum, sebagian besar, yakni sebanyak 80% pemilih partai Pengusung utama Gerindara akan memilih pasangan Prabowo-Hatta. Begitu juga dengan pemilih PDI-P yang akan memilih pasangan jokowi-JK. Dengan demikian, tingkat loyalitas pemilih kedua partai tersebut sangat tinggi. Sementara itu, pemilih partai koalisi lainnya, baik di pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK sangat dinamis. Di pasangan Prabowo Hatta misalnya, loyalitas tertinggi ada di pemilih PKS. Sebanyak 79% pemilih PKS akan memilih pasangan Prabowo Hatta, sementara partai lainnya Golkar, PPP, PBB, tingkat loyalitasnya antara 50-70%.
Namun demikian, secara keseluruhan tingkat loyalitas pemilih partai koalisi pasangan Prabowo Hatta ini lebih baik dibanding tingkat loyalitas partai koalisi pasangan Jokowi-JK. Dalam survei ini, tingkat loyalitas pemilih partai koalisi Jokowi-JK berkisar antara 30-50% saja. Sementara itu, itu masih ada sekitar 30-45% pemilih yang tidak menjawab. Artinya ada kemungkinan ke salah satu pasangan calon.
Dalam survei ini juga semakin menegaskan tentang kekuatan figuritas dari pada pertimbangan partai. Sebesar 75% responden memilih salah salah satu pasangan Capres-Cawapres lebih karena pertimbangan figuritas calon.
Sementara hanya responden yang memilih pasangan calon karena pertimbangan partai mengusung hanya sekitar 9%. Karena itu, ini kesempatan bagi pasangan Capres-Cawapres yang ada untuk cerdas untuk menyakinkan dan mempengaruhi pemilih, terutama pemilih mengambang yang angkanya masih cukup besar.

—————— *** ——————–

Rate this article!
Perilaku Pemilih di Jatim,5 / 5 ( 1votes )
Tags: