Peringati 1 Suro, Kediri Arak Semar Raksasa

Semar berukuran raksasa diarak berkeliling kota dalam peringatan 1 Suro di Kota Kediri, Minggu (2/10).

Semar berukuran raksasa diarak berkeliling kota dalam peringatan 1 Suro di Kota Kediri, Minggu (2/10).

Kediri, Bhirawa
Sebuah tokoh pewayangan berukuran raksasa yaitu Semar diarak berkeliling di jalan protokol Kota Kediri dalam rangkaian tradisi menyambut Tahun Baru Islam 1438 Hijriyah atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa.
Tokoh masyarakat setempat, Raden Ngabehi Tono Setyo Bimo mengemukakan tokoh Semar dinilai sebagai panutan. Tokoh ini menggambarkan filsafat orang Jawa, supaya orang Jawa tetap cerdas maupun bijaksana.
“Ini tahun baru Jawa Nusantara di bulan Suro. Tokoh Semar, filsafat orang Jawa supaya tetap cerdas, bijaksana, gotong royong, sesuai dengan gelar Semar sebagai pamong agung,” katanya ditemui di sela-sela kegiatan, Minggu (2/10).
Ia mengatakan, dari tokoh Semar banyak nilai manfaat yang bisa diambil. Ia berharap dengan itu bisa melestarikan budaya Indonesia demi menjadikan Indonesia tetap jaya, sesuai dengan moto Prabu Sri Aji Joyoboyo yaitu  Kediri Jayati.
Joko, adik dari Tono menambahkan dalam acara ini juga ada doa bersama. Pihaknya berharap di tahun baru ini, Indonesia bisa semakin maju, rakyat juga makmur. “Harapannya rakyat makmur, semuanya tentram raharja, tidak kurang sandang pangan dan yang penting kebudayaan lokal bisa tetap bertahan di tengah pengaruh budaya asing,” ucapnya.
Selain mengarak Semar berukuran lebih dari 5 meter itu berkeliling kota, rombongan juga serta membawa berbagai benda pusaka yang telah selesai dijamas. Rombongan juga membawa serta gunungan berisi bahan pokok, jajan pasar, buah-buahan serta gunungan berisi nasi lengkap dengan lauknya.
Warga juga saling berebut isi gunungan tersebut, bahkan sebelum sampai ke lokasi kegiatan. Sontak, panitia pun kewalahan, sebab antrean tidak bisa dibendung lagi. Panitia juga menyebar uang koin dalam tradisi  donoweweh. Uang pecahan Rp 1.000 itu disebar di berbagai penjuru, sehingga warga pun berebut. Bukan hanya uang pecahan, sejumlah warga juga mendapatkan uang tunai Rp 100 ribu yang diberikan langsung oleh Raden Ngabehi Tono Setyo Bimo.
Sementara itu, Sumarmi, salah seorang warga mengaku senang bisa mendapatkan uang. Ia bahkan diberi uang senilai Rp 100 ribu oleh Tono (Raden Ngabehi Tono Setyo Bimo).
“Ini rejeki dari Allah lewat Pak Tono. Nantinya, uang ini untuk membeli kebutuhan dapur,” katanya dengan mata berbinar-binar.
Kamirah, warga lainnya mengatakan ia juga mendapatkan banyak sayur, ada singkong, wortel, kacang panjang, dan sejumlah sayur lainnya. Sayur-sayuran itu akan dimasaknya untuk dimakan sekeluarga.
Kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahun, terutama 1 Suro. Walaupun mengakibatkan arus lalu lintas tersendat karena konvoi, kegiatan berjalan dengan lancar. [van]

Tags: