Peringati 1 Syuro, Gelar Larung Sesaji di Pantai Serang

Tumpeng besar dibawa para nelayan pada prosesi Larung Sesaji yang akan dibawa ke tengah laut di Pantai Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar, Minggu (2/10) kemarin.

Tumpeng besar dibawa para nelayan pada prosesi Larung Sesaji yang akan dibawa ke tengah laut di Pantai Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar, Minggu (2/10) kemarin.

(Bupati Blitar : Potensi Budaya dan Wisata Perlu Dikembangkan)
Kabupaten Blitar, Bhirawa.
Memperingati Tahun Baru Islam atau biasa dikenal dalam Adat Jawa 1 Syuro, Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar larung Sesaji di Pantai Serang, Minggu (2/10) kemarin. Dalam kegiatan yang diikuti ratusan nelayan dipantai Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar dan juga dihadiri oleh Bupati Blitar, Drs. Rijanto dan Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo, Jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Blitar dan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) berlangsung sangat khidmat dan meriah. Selain sebagai sebagai rasa syukur, ritual larung sesaji ini juga sebagai tolak balak untuk meredam ganasnya ombak laut selatan yang kerap memakan korban dan menghindarkan nelayan dari segala macam bahaya.
Hal tersebut disampaikan tokoh adat setempat, dimana ribuan warga yang datang dari berbagai daerah menyaksikan ritual larung sesaji yang dilakukan ratusan nelayan. Bahkan mereka ada yang datang dilokasi satu hari sebelumnya.
Acara dimulai dari Balai Desa Serang Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, sesaji diarak menuju laut. Dalam upacara adat ini, berbagai sesaji dibawa warga sebagai kelengkapan ritual yang setiap tahun dilakukan. Selain tumpeng raksasa lengkap dengan lauk pauknya juga berbagai hasil bumi turut dilarung. Setelah diberi doa oleh sesepuh Desa, selanjutnya tumpeng dan berbagai hasil bumi ini, ditandu dan diarak warga menuju ke pinggir pantai. Tumpeng ini kemudian dinaikkan keatas perahu untuk dilarung ke tengah lautan.
Bupati Blitar, Drs. Rijanto mengatakan selain untuk memperingati bulan Muharram, tradisi ini juga untuk melestarikan budaya adat Jawa, yang diperingati setiap tahun, serta sebagai sarana pariwisata untuk menjaring wisatawan, baik lokal maupun nasional.
“Kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan Pemkab Blitar. Selain untuk melestarikan Budaya Jawa, juga untuk menarik wisatawan baik lokal maun nasional utamanya di Pantai Serang,” kata Drs. Rijanto.
Lanjut Bupati Rijanto, selain larung sesaji, pada peringatan 1 Suro 1428 Hijriah ini juga diwarnai dengan berbagai acara pendukung lainnya seperti Pengajian, Lomba Sinden, Kreasi Layang-Layang, Lomba Patung Pasir Serta Lomba Musik Jazz Karnival yang untuk kali pertama dilaksanakan di Pantai Serang.
“Yang menarik adalah lomba Festival Jazz Karnival, yang akan diisi oleh musisi Blitar dan dari Luar Blitar yang ini baru pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Blitar,” ujarnya.
Sementara itu Alisa, turis asal Aamerika yang saat itu ikut bersama rombongan Pejabat Kabupaten Blitar mengaku jika beberapa tempat wisata Kabupaten Blitar merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi, sedangkan terkait kebudayaan alisa mengaku upacara larung sesaji ini pertama kali ia lihat dan ia mengaku tertarik untuk mengikuti.
“Saya sangat senang bisa datang dan berkunjung di Blitar Jawa Timur, banyak tempat yang sangat indah termasuk di Pantai Serang. Saya akan datang kembali dan mengajak yang lainnya,” katanya.
Sementara menurut Camat Panggungrejo, Eka Purwanta menceritakan, upacara adat ini sudah berjalan setiap tahunnya pada tanggal 1 Syuro, dimana selain untuk memperingati bulan Syuro atau bulan Muharram, juga sebagai wujud rasa syukur nelayan atas melimpahnya tangkapan ikan dan sebagai do’a tolak balak agar nelayan terhindar dari segala bahaya.
“Upacara adat ini sebagai rasa syukur dan tolak balak agar kita semua terhindar dari bahaya,” ungkapnya.
Diharapkan dengan ritual larung sesaji ini, ganasnya ombak di Pantai Serang tidak lagi memakan korban, dan nelayan yang akan melaut juga mendapatkan hasil yang lebih banyak.Ritual ini juga menarik perhatian pengunjung pantai Serang yang ingin melihat ritual dari dekat. [htn.hms]

Tags: