Peringati Bulan Bahasa, Smamda Hadirkan Penyair Zawawi Imron

KH Zawawi Imron saat memberikan inspirasi kepada ribuan siswa-siswi SMAMDA Sidoarjo.

Sidarjo, Bhirawa
Ribuan siswa-siswa SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Sidoarjo sangat antusias saat mendapat motivasi dan inspirasi dari seorang penyair kondang, KH. D. Zawasi Imron. Kehadiran tokoh penyair kelahiran Batang-bantang Sumenep ini masih dalam rangkaian peringatan Bulan Bahasa.
Kehadiran penyair kondang tersebut diharapkan bisa menginspirasi siswa -siswi Smada bisa melakukan bahasa komunikasi yang baik. Mereka bisa melakukan bahasa komunikasi yang sebenarnya.
“Karena kondisi media Sosmed sekarang ini sudah luar biasa hoaxnya, sudah luar biasa tidak terkendalinya. Sehingga kami sangat perlu mendatangkan tokoh yang mahir dalam bekomunikasi,” tutur Kepala SMAMDA Sidoarjo Wigatiningsih.
Seandainya semua orang bisa bertutur kata dengan menyisipkan sastra, nilai seni berbahasa tentu alangkah indahnya dunia ini. Tidak akan terjadi pertengkaran,tidak terjadi ketersinggungan, tidak akan terjadi ‘gontok-gontok an’.
“Walaupun perkataannya menusuk hati. Tetapi dalam penuturannya disampaikan dengan kalimat yang indah-indah, tentu lawan bicaranya tidak akan sakit hati. Semua  akan berjalan dengan baik dan damai,” harap Wigatiningsih. Oleh karena itu, kondisi anak-anak sekarang yang tidak bisa lepas dari HP/Android, bahkan sampai kondisinya sangat memprehatinkan sekali, karena luar biasa majemuknya yang sulit untuk dipertanggungjawabkan.
“Ketika anak-anak ini menggunakan bahasa yang sesungguhnya, maka mereka akan bisa menyaring, mana bahasa, mana tutur kata yang sekitarnya tidak perlu, tidak ada manfaatnya, ya harus ditinggalkan,” pungkas mantan Wakasek Kesiswaan ini.
Sementara itu, pemilik puisi ‘Celurit Emas’ yang sangat terkenal itu banyak menuturkan tentang kesederhanaan dalam menulis, kesederhanaan dalam membaca apa adanya, serta kepiawaian dalam intonasi. Selain itu, yang terpenting juga dalam mengucapkan kalimat/kata, tulisan dan bacaannya harus sama.
“Misalnya kata sungai -tidak boleh dibaca sunge, tetap harus dibaca sungai. Begitu juga kata engkau, tidak boleh dibaca engko, tetap harus dibaca engkau,” jelasnya.
Terpisah, Wakasek Kesiswaan Yudi Prianto menambahkan dalam rangka memperingati bulan bahasa, pihaknya menggelar berbagai macam kegiatan, di antaranya, gelar Bahasa Indonesia/Membaca Puisi dan Menulis Esai, Bahasa Inggris/Spelling Bee, Bahasa Arab/Insya’, Bahasa Jawa/Dagelan Bhs. Jawa, Bahasa Jepang/Mading 3D.
Selain itu, pihaknya juga mengggelar lomba kewirausahaan serta kepustakaan sebagai upaya literasi. Untuk kewirausahaannya adalah lomba Cipta Pangan Lokal dan Kepustakaan lomba  Perpustakaan Kelas. “Semua kegiatan tersebut disatukan dalam tema ‘Bangkitkan Semangat Literasi,” tambah Yudi di sela-sela peringatan Bulan Bahasa, di ruang Auditorium SMAMDA Sidoarjo. [ach]

Tags: