Peringati Hari Air Sedunia, SAIM Ajarkan Keselarasan Hidup

siswa-siswi SAIM terlihat antusias dalam penyebaran benih ikan yang dilakukan di sungai medokan semampir pada peringatan hari Air se-dunia yang jatuh pada tanggal 10 April, beberapa waktu yang lalu.

Surabaya, Bhirawa
Hari Air se-dunia yang jatuh pada tanggal 10 April lalu, diperingati berbeda oleh siswa-siswi kelas tiga Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM). Mereka memperingati Hari Air dengan menebar benih ikan di sepanjang sungai Medokan Semampir yang terletak di depan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikosa-AWS) Surabaya.
Kepala SAIM, Mukhtar Fanani mengungkapkan jika kegiatan menebar benih ikan dimaksudkan untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter cinta lingkungan dan kearifan bangsa.
“Jadi point-point itulah yang ingin kami sampaikan kepada anak-anak yang lebih pada pemaknaan, karena hal itu akan melekat pada diri siswa” ungkapnya.
Pembelajaran yang bermakna lanjut dia, merupakan pembelajaran langsung yang berupa projek, problem dan discovery learning. Belajar projek yang berdasarkan pada masalah yang ada untuk menemukan ide-ide solusinya.
“Dengan peringatan hari Air se-dunia ini, kita lakukan pendekatan-pendekatan antara alam dan manusia. Garis besarnya cinta alam dan sesama manusia” ujarnya
Terlebih lagi, imbuhnya, alam merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia. Pihaknya meyakini, jika mulai usia dini dilatih untuk menumbuhkan kecintaan terhadap alam, maka hingga mereka dewasa kelak akan lebih mengetahui dan memahami keselarasan hidup. “Ini filosofi kehidupan yang kita ambil dsri alam untuk kita tanamkan dalam diri anak-anak” jelasnya.
Kepala sekolah Mukhtar Fanani, juga mejuturkan, bahwa karakter atau ciri khusus SAIM salah satunya adalah pola pembelajaran yang memperhatikan flora, fauna yang nantinya dapat menjadi lingkungan yang baik bagi anak. Diakuinya bahwa alam merupakan objek yang layak untuk melatih life skill pada diri anak.
Sementara itu, siswi kelas tiga Engklek, Camira Ayesha Noor mengungkapkan jika ia ikut dalam pelepasan benih ikan di sungai. Ia bersama teman-temannya membawa beraneka ragam benih ikan untuk disebar disungai medokan semampir.
“Ada yang bawa, ada yang enggak. Kalau aku sih enggak bawa tadi. Tapi teman-teman bawa ikan lele, ikan bader buat dilepasin di sungai” ucapnya dengan sangat polos.
Diakui Camira sapaan akrabnya, bahwa ini merupakan pengalaman pertama kalinya dalam menebar benih ikan di sungai. “Ini pertama kalinya menyebar benih ikan, meskipun berat tapi seru dan senang” ungkapnya. Terkait Hari Air Se dunia, Camira memahami bahwa jika air sudah tidak ada lagi atau darurat pasokan aair Ia harus menghematnya dengan mandi yang terlalu lama. Selian itu, dia juga berpesan agar tetap menjaga pepohonan, karena pepohonan pada dasarnya sebagai penyokong dalam menyerap air.

Ajarkan Hemat Air melalui Kampanye
Tidak cukup dalam penyebaran benih ikan saja, SAIM juga melakukan kampanye #SaveWater yang dilakukan secara bersamaaan. Guru kelas tiga, Dwipryo Setyowahono mengaku bahwa kegiatan yang tersebut tidak hanya untuk menyadarkan siswanya saja, melainkan juga mengajak semua orang untuk ‘Menghemat Air’. Terdapat 103 siswa turun dalam kampanye #SaveWater yang diadakan beberapa waktu yang lalu. Aksi kampanye sendiri dilakukan di taman sampoerna medokan semampir.
Diungakapkan Dwipryo Setyowahono jika kampanye tersebutvseolah menyiratkan pesan ‘Pedang Bermata Dua’. Di samping mengingatkan kepada masyarakat untuk menghemat air, pihaknya juga ingin memberikan pesan terhadap siswa yang sulit untuk dilupakan.
“Flayer ini yang buat semua dari tangan siswa, bahkan mereka nantinya akan turun sendiri ke jalan untuk menyebarkan flayer ini kepada pengendara yang lewat” ungkapnya.
Namun, tambahnya, beberapa guru juga ikut serta dalam pembuatan flayer dan puisi dengan tema yang sama, yaitu #SaveWater. Pria yang akrab disapa Dwipryo ini juga menjelaskan jika sesuatu yang dikerjakan secara mandiri akan tersimpan pada long term memory anak, ketimbang hanya pemaparan dari sebuah materi. Selain itu, kegiatan kampanye dan penyebaran benih ikan juga di akui Dwipryo sebagai pelaksanaan kontekstual learning.
“Sebelum kampanye hemat air, kita juga telah melakukan penyebaran benih ikan di sungai medokan semampir” tuturnya.
Salah satu peserta kampanye yang juga siswa kelas tiga, Laiqa Hanin Maheswari menuturkan jika ia ingin berpartusipasi dalam memperingati hari airse dunia. Sekaligus ia juga mengungkapkan jika dirinya ingin masyarakat juga paham akan pentingnya dalam menghemat air.
Sementara itu, seorang pengguna kendaraan bermotor, Gatot menuturkan, jika tidak ada pembagian atau kampanye flayer yang dilakukan siswa-siswi SAIM, dirinya tentu saja tidak mengetahui informasi penting tersebut.
“Saya lupa kalau hari ini, hari air. Dengan adanya flayer itu, jadi ingat kembali” ujarnya
Ia berpendapat jika Kampanye #SaveWater sendiri dengan menggunakan flayer sederhana buatan siswa-siswi SD lebih efektif mengingat, ketika pengendara ataupun masyarakat umum mengambil sebuah flayer yang dibagikan oleh mereka, sedikit banyak, orang tersebut mengetahui informasi penting ini.
“Flayer ini kan buatan anak-anak, jadi ketika orang menerima maka akan diketahui banyak orang tentang informasi yang disampaikan. Isi penyampaiannya pun, khas anak-anak,” tuturnya.
Pihaknya sendiri mengakui jika, Ia sudah melakukan kegiatan hemat hari dari beberapa bulan belakangan ini. Seperti kontrol bak mandi, maupun dalam penggunaan shower yang lebih efektif di banding penggunaan bak mandi. [ina]

Tags: