Peringati Hari PGRI, Honorer Tulungagung Tabur Bunga di Makam Guru WR Supratman

Pengurus GTT/PTT PGRI Tulungagung saat tabur bunga di makam WM Van Eldik yang merupakan guru WR Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Kamis (25/11),

Tulungagung, Bhirawa.
Memperingati Hari Guru Nasional 2021, pengurus Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT/PTT) PGRI Kabupaten Tulungagung melakukan tabur bunga di makam Willem Martinus (WM) Van Eldik, guru WR Supratman, di komplek Makam Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Kamis (25/11) siang. Mereka pun berharap di hari guru tersebut para GTT/PTT di Tulungagung mendapat honor yang layak.

Ketua Forum GTT/PTT PGRI Kabupaten Tulungagung, Sumarti, mengungkapkan tabur bunga di makam WM Van Eldik untuk meneladani guru musik yang sekaligus meminjamkan biola pada WR Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya, itu. “Terlebih sosok beliau sama dengan semangat pembelajaran saat ini, yakni merdeka belajar,” ujarnya.

Selanjutnya, ia menyebut meski secara kesejahteraan para GTT dan PTT di Kabupaten Tulungagung berbeda dengan ASN atau tenaga PPPK, namun mereka akan tampil sebagai insan dengan pengabdian yang lebih baik lagi. “Ini yang membuat kami melakukan tabur bunga di makam guru WR Supratman,” sambungnya.

Sumarti mengakui saat ini honor yang diterima GTT dan PTT di Kabupaten Tulungagung masih minim. Tambahan insentif transport bagi guru honorer yang Rp 350 ribu per bulan masih jauh dari kata layak. Apalagi dari sekitar 4.500 GTT/PTT hanya sebagian di antaranya yang mendapat tambahan insentif transport tersebut.

“Dari 4.500 GTT/PTT yang mendapat insentif transport hanya 1.800 guru SD dan 680-an guru SMP. Selebihnya belum mendapat insentif transport. Mereka yang belum mendapat insentif transport hanya mengandalkan honor dari BOS yang besarannya beragam. Ada yang sampai Rp 800 ribu dan ada pula yang hanya Rp 100 ribu per bulan. Tergantung besar kecilnya sekolah,” paparnya.

Menurut Sumarti yang guru di SDN 4 Nyawangan Kecamatan Sendang ini sudah ada komunikasi dengan Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, terkait peningkatan kesejahteraan GTT/PTT. Namun hasilnya sampai sekarang belum ada realisasi sesuai yang diharapkan.

“Memang tahun ini ada kenaikan insentif transport dari sebelumnya Rp 250 ribu menjadi Rp 350 ribu. Tetapi untuk pemerataan semua GTT/PTT dapat tunjangan transpor belum terealisasi. Saat kami bertemu bupati di pendopo kami lebih memilih agar dana insentif transport dapat dinikmati semua tenaga GTT/PTT daripada yang sudah dapat nominalnya dinaikkan,” paparnya lagi.

Sumarti membandingkan honor atau insentif yang diterima GTT/PTT di kabupaten/kota sekitar Kabupaten Tulungagung. Di Trenggalek disebutkannya sudah mencapai Rp 800 ribu. Sedang di Blitar bahkan telah mencapai UMK.

Sebelumnya, anggota DPRD Tulungagung, Imam Kambali, saat rapat paripurna DPRD Tulungagung, Rabu (24/11) kemarin, meminta agar Bupati Maryoto Birowo dapat menaikkan insentif transport untuk kesejahteraan guru honorer. Selain itu, ia juga berharap dana insentif tersebut pada tahun depan sudah dapat menjangkau seluruh guru honorer. (wed)

Tags: