Peringati Hari Santri, Ansor Kesamben Upacara di Pinggir Brantas

Upacara Peringatan Hari Santri di Pinggir Sungai Brantas di Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang yang digagas oleh PAC Ansor Kecamatan Kesamben, Jombang, Selasa sore (22/10). [Arif Yulianto/Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Hari Santri tahun 2019 diperingati oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang dengan upacara di pinggir Sungai Brantas. Tepatnya di sisi selatan Dam Karet Menturus di Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Selasa sore (22/10) sekitar pukul 16.00 WIB.
Upacara ini juga diikuti sejumlah warga sekitar. Karena bernuansa Hari Santri, maka pakaian yang digunakan juga menggunakan pakaian ala santri bersarung lengkap dengan kopiah hitam. Upacara tberjalan kidmad, mulai dari pengibaran bendera merah putih, pembacaan Pancasila, Ikrar Santri hingga menyanyikan lagu Subbanul Wathon.
Ketua PAC GP Ansor Kesamben, Akhmad Toni Syaifuddin mengatakan, dipilihnya lokasi pinggir Sungai Brantas selain unik dan pertama kali digelar, Sungai Brantas ini sangat bersejarah. Pasalnya, sungai ini pada masa dahulu kala merupakan jalur lalu lintas masyarakat.
“Sebagai santri tidak boleh melupakan sejarah. Sungai Brantas ini membelah Kabupaten Jombang dan saat ini banyak digunakan sebagai kebutuhan air bagi warga Jombang,” ujar Toni usai upacara.
Selain itu, Toni menambahkan, pesan tersirat yang disampaikan dalam momentum ini adalah para santri juga harus memiliki kepedulian terhadap sungai dengan cara tidak membuang sampah sembarangan ke sungai.
Toni juga mengatakan, upacara Hari Santri ini juga untuk mengenang para pejuang kemerdekaan. Khususnya dalam momentum ini adalah lahirnya Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 yang dicetuskan oleh Hadaratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim). Resolusi Jihad ini membakar semangat Bangsa Indonesia hingga pecahnya pertempuran pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya.
“Kami melihat, peran historis itu peran santri dalam menjaga keutuhan NKRI dan peran para tokoh seperti KH Hasyim ‘Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, KH Ahmad Hasan, Syech Ahmad Suropati, Kiai Mas Abdurrahman, Bung Tomo dan masih banyak lagi pejuang-pejuang santri yang tak terhitung jumlahnya. Mereka telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga keutuhan dan kesatuan republik ini,” terang Toni.
Refleksi hari santri ini juga dimaksudkan agar para santri dapat meneladani semangat jihad keindonesiaaan para pendahulu. Selain itu, semangat kebangsaan, semangat cinta tanah air dan semangat rela berkorban demi bangsa dan negera harus tertanam di diri para santri.
“Saya berharap kepada para santri masa kita dan masa depan, baik yang di pesantren maupun yang di luar pesantren dan seluruh anak bangsa agar dapat memperkuat jiwa religius keislaman dan sekaligus jiwa nasionalisme kebangsaan,” pungkasnya.(rif)

Tags: