Peringati Maulid Nabi dengan Gebyar Selawat

Wakil Bupati Nganjuk, KH Abdul Wahid Badrus MPdl menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba hadrah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.(ristika/bhirawa)

Wakil Bupati Nganjuk, KH Abdul Wahid Badrus MPdl menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba hadrah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.(ristika/bhirawa)

(Gelar Lomba Hadrah dengan Hadiah Jutaan Rupiah)
Nganjuk, Bhirawa.
Wakil Bupati Nganjuk, KH Abdul Wahid Badrus MPdl, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sebagai ajang intropeksi sejauh mana telah mengamalkan ajaran Rasulullah SAW. Momentum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, diharapkan menjadi perekat antara pemerintah dengan masyarakat dalam melakukan percepatan pembangunan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan warga.
“Momentum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW menjadi sarana masyarakat untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. Sehingga ke depan di akhirat kita kelak semua mendapatkan safat dari Rasulullah SAW,” tutur Gus Wahid, sapaan akrab Abdul Wahid Badrus saat memberikan sambutan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Acara yang bertajuk ‘Gebyar Sholawat’ diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Nganjuk. Selain ratusan santri yang tergabung dalam ‘Taman Santri’ nampak pula tokoh-tokoh ulama Kabupaten Nganjuk.
Dikatakan Gus Wahid, memperingati maulid Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa nilai dan makna. Pertama, nilai spiritual, bahwa setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada Nabi Muhammad SAW dengan maulid.
Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi. Karena figur teladan Rasulullah diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.
Kedua, nilai moral dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad SAW. Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi adalah salah satu tujuan dari diutusnya Nabi saw. “Dalam peringatan Maulid Nabi, kita juga bisa mendapat nasehat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama,” tegas Gus Wahid.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesbangpolinmas, Drs. Abdul Wakid, sebagai penyelenggara mengatakan, dalam peringatan Maulid Nabi juga digelar lomba hadrah sebagai upaya untuk melestarikan kesenian Islam tradisional.
Kegiatan ini diikuti oleh dua puluh grup terbaik taman santri khusus kelompok ibu-ibu yang ada di wilayah Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan hasil penilaian dewan juri, akan diambil enam terbaik untuk kemudian ditetapkan sebagai pemenang. “Peserta lomba hadrah dua puluh grup dari seluruh kecamatan di Nganjuk,” kata Abdul Wakid.
Alasan mengapa digelar lomba hadrah, karena hadrah merupakan gabungan antara kesenian tradisi lokal dan Islam yang sudah memasyarakat. Dalam sejarah dakwah Islam di Jawa, seni yang memasukan musik rebana, nyanyian dan gerakan tarian ini populer sejak jaman Wali Songo.
Menurut Abdul Wakid, dari dakwah Wali Songo melalui pendekatan budaya tersebut akhirnya mampu memasukkan nilai-nilai Islam dalam kesenian yang tumbuh di wilayah nusantara ini. “Kesenian Hadrah bukan hanya sebatas sarana hiburan saja, melainkann sebagai bentuk syiar agama Islam,” ujar Abdul Wakid.
Dalam lomba hadrah grup Husna Bunyana dari Desa Senjayan Kecamatan Gondang mampu menjadi juara dan berhak mendapat hadiah Rp7,5 juta. Kemudian juara II dengan hadiah Rp 5 juta direbut grup Asy Syifa dari Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom. Sedangkan grup Al Barokah dari Desa Jetis Kecamatan Pace meraih juara III dan berhak mendapat hadiah Rp 3 Juta.
Kemudian juara harapan I grup Fatya Nada dari Desa Patihan Kecamatan Loceret, juara harapan II grup El Hawa dari Kelurahan Kramat Kecamatan Nganjuk dan juara harapan III grup Nur Sa’adah dari Desa Tiripan Kecamatan Berbek. “Selain itu hadiah uang, kepada para pemenang lomba hadrah juga diberikan trophy dan piagam penghargaan,” pungkas Abdul Wakid. [ris,adv]

Tags: