Peringati Sumpah Pemuda di Sidoarjo dengan Gelar Khitan Massal

Lara Silvy saat memimpin bersama-sama para pemudi membaca teks Sumpah Pemuda. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Dalam memperingatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2019. Para pemudi Sidoarjo mempunyai ide yang kreatif dan manfaat untuk masyarakat sekitarnya. Yakni dengan menggelar khitan massal, memberi santunan hingga menghibur anak-anak yang kurang mampu.
Para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam fans ‘LARAKU’ kemarin (28/10) telah mengkhitankan sebanyak 50 anak-anak dari warga yang kurang mampu. “Kita sebagai pemudi, tidak ada salahnya kalau membantu anak-anak yang sudah memasuki masa khitan atau menuju masa remaja. Khususnya bagi keluarga yang kurang mampu di Kabupaten Sidoarjo ini,” kata pembina, Lara Silvy Santa Yuniar yang juga sebagai artis.
“Mereka ini calon-calon pemuda penerus bangsa. Jadi, kita ini membantu pemerintah dalam hal kesehatan. Setelah khitan, mereka akan memasuki masa remaja dan memulai menemui jati diri atau mengerti akan cita-citanya untuk masa depan. Terutama bagi negara kita Indonesia tercinta ini,” katanya.
Ia katakana, selain khitanan massal, anak-anak peserta khitan juga diberikan bekal peralatan ibadah, peralatan sekolah, obat-obatan dan uang saku. Khitan massal ini sebagai bentuk rasa syukur saya dengan berbagi sesama atau mendukung kesiapan calon-calon pemuda masa depan Indonesia.”Saya berharap para peserta khitan bisa lebih giat belajar semasa sekolah, agar cita-cita mereka tercapai. Sebab masa depan bangsa ada diatas pundak mereka,” harapnya.
“Jadi, kita harus dukung mereka menjadi generasi terbaik, berbakti kepada kedua orang tua, agama dan tanah air yang kita cintai bersama ini,” harap mahasiswi Paramadina Jakarta.
Siswa kelas 3 SDN Sentul Tanggulangin Reihan Eka Putra nampak menutupi wajahnya saat dikhitan. Ia mencoba menghilangkan rasa gugup dengan meletakkan kedua tangannya tepat di atas wajah. Ia merupakan salah satu peserta khitanan massal, bersama dengan 50 anak-anak lainnya.
Peserta yang lain adalah Wahyu, siswa kelas 4 SDN Sepande ini mempunyai cara lain untuk mengalihkan rasa sakit saat dikhitan. Ia nampak bermain ponsel. Mulai awal hingga selesai proses khitan tak sekalipun mengalihkan pandangannya dari ponselnya. “Mirip digigit semut,” ujarnya.[ach]

Tags: