Perjuangan Mempertahankan Keimanan dan Keyakinan

Judul : Bumi Cinta
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Cetakan : Pertama, Februari 2019
Tebal : 546 halaman
ISBN : 978-602-5734-68-7
Peresensi : Ratnani Latifah
Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Bagi penikmat buku, sudah pasti tidak asing dengan nama besar Habiburrahman El Shirazy atau yang lebih sering disapa Kang Abik. Sejak novel Ayat-Ayat Cinta meledak di pasaran dan terus dicetak ulang dan bahkan difilm-kan, karya-karya Kang Abik selalu ditunggu dan dinantikan oleh pembaca. Mengingat dalam setiap karya besutannya, kita bisa menemukan banyak pembelajaran hidup juga pelajaran untuk pembangun jiwa. Novel-novelnya selalu inspiratif dan menarik untuk dibaca.
Salah satunya adalah “Bumi Cinta”. Novel ini, pun sarat akan makna dan nilai-nilai hidup yang religius. Dengan kemasan yang apik, Kang Abik mampu menghadirkan kisah berlatar Moskwa, Rusia dengan sangat menarik. Sebagaimana kita ketahui, potret kehidupan di Moskwa, Rusia sangat terkenal dengan kehidupan yang bebas tanpa aturan. Banyak masyarakat Rusia yang memilih atheis dan hidup sesuai yang diinginkan. Rusia adalah bumi yang menumbuhkan kebebasan free sex, pronografi dan pronoaksi. Belum lagi godaan dari wanita-wanita Rusia yang terkenal dengan kecantikannya. Jika kita tidak memiliki iman yang kuat, maka sudah pasti kita akan mudah terseret pada kehidupan bebas dan hedonis.
Dan itulah yang saat ini sedang di alamai Ayyas, pemuda asal Indonesia yang sedang berjuang untuk menyelesaikan studi S2-nya. Untuk menyelesaikan tesisnya, dia harus menginjak bumi Rusia yang penuh dengan kemaksiatan di mana-mana. Namun apa boleh buat, demi ilmu Ayyas siap menjalani semuanya.
Di sana, setiap hari Ayyas harus berjuang menjaga pandangan dan iman. Bagaimana tidak, setiap hari dia harus melihat pemandangan-pemandangan yang mengundang syahwat. Tidak hanya itu, kadang dia tanpa sengaja melihat atau mendengar perbuatan maksiat yang dilakukan oleh Yelena dan Linor, yang merupakan teman satu apartemen dengannya. Meski pada awalnya mereka membuat kesepakatan untuk saling menghargai privasi, namun kenyataannya baik Yelena dan Linor lebih sering melanggarnya. Tentu saja hal itu membuat Ayyas sangat tidak nyaman.
Dan rasa ketidaknyamanan itu semakin menumpuk ketika Ayyas mengetahui jati diri Yelena yang sebenarnya. Bahwa dia bukanlah guide wisata biasa. Namun ada tambahan pekerjaan lain yang membuat Ayyas merasa risih dan tidak nyaman (hal 146). Hidup di Rusia, menyadarkan Ayyas, bahwa kehidupan di sana tidaklah semudah di Indonesia atau di Madinah atau pun India. Rusia adalah tempat yang keras. Kesempatan untuk melakukan kemaksiatan ada di mana-mana.
Bagaimana tidak, Linor yang sinis dan kurang suka dengan Ayyas, pada kenyataanya pernah mencoba menggoda pemuda itu dengan masuk kamarnya secara diam-diam. Begitu pula dengan Anastasia Palazzo, asisten Profesor Abramov Tomskii, yang membantu Ayyas dalam memperoleh data untuk tesisnya, pernah berusaha mencium Ayyas. Pun dengan Yelena, wanita yang ternyata dulunya Islam itu pernah membuat Ayyas kembang kempis karena sengaja memakai pakaian terbuka di depannya.
Secara keseluruhan novel ini memuat perjuangan panjang Ayyas dalam upaya menjaga keimanan, akidah serta kepercayaannya di tengah-tengah peradaban bebas penuh kemaksiatan yang siap menggerusnya. Sebuah novel yang sarat makna dan pengetahuan. Karena melalui novel ini kita bisa mengenal sejarah kehidupan umat Islam Rusia di masa Pemerintahan Stalin. Kemudian kita juga bisa membayangkan pesona keindahan Rusia yang luar biasa.
Hanya saja alur dan plot novel ini cukup lambat dan datar dan diakhir ending yang kurang memuaskan. Namun lepas dari kekurangannya novel memuat banyak pesan moral. Novel ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang teguh berpegang teguh pada Islam. Kita harus selalu taat kepada Allah dan Rasul, selalu bersabar dan selalu menjaga pandangan.
Srobyong, 18 Agustus 2019

————— *** —————-

Tags: