Perkembangan Ekonomi Syariah Perlu Didorong Secara Masif

Peserta dan nara sumber  tolkshow Peluang dan Tatagan  Pengembangan Ekonomi Syariah  dan Keuangan Syariah di FEB UB Senin 28/10 

Kota Malang, Bhirawa
Pertumbuhan ekonomi syariah masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan jumlah masyrakat muslim di Indonesia. Karena itu, untuk menumbuhkembangkan ekonomi syariah dan perbankkan syariah harus dilakukan gerakan secara bersama-sama, oleh semua pihak.
Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Nurcholis PHD, usai membuka acara tolkshow Peluang dan Tatagan  Pengembangan Ekonomi Syariah  dan Keuangan Syariah di FEB UB Senin 28/10 kemarin, mengutarakan, pengembangan keuangan syariah harus didorong dan dilakukan semua pihak.
“Kita sering mengklaim sebagai  masyarakat mayoritas, tetapi kenyataannya untuk sadar terhadap perekonomian syariah masih sangat rendah. Makanya  pemahaman dan komitmen mereka harus digarap secara khusus,”tukas Nurcholis.
Pihaknya menyampaikan, untuk tidak bosan   melaksanakan sosialisasi keuangan syraiah. Bahkan untuk lebih mengena kepada masyarakat sosialisasi itu, harus dilaksankan secara serentak di semua sektor.
Salah satunya adalah  di Pesantren-pesantren, yang nota bene di Indonesia ini memiliki pesantren yang jumlahnya ribuan. Ini sangat efektif untuk melakukan gerakan penyedaran ekonomi syariah atau perbankkan syariah.
Selain itu, Majelis Ulama Indoneisa (MUI) juga harus berperan secara maksimal. Yang tidak kalah pentingnya adalah peranan  kampus -kampus yang punya program studi  ekonomi syriah. Sehingga greget ekonomi syraiah ini semakin kuat.
“Kita  sudah pernah melakukan penelitian itu, dan masyarakat memilih jalan  rasional. Kalau dia merasa diuntungkan maka dia akan menggunakan jasa perbankkan syriah. Nyatanya mereka belum banyak tahu,”imbuhnya.
Padahal   Bank Syariah, juga memiliki kelebihan tersendiri dengan prinsif bagi hasil, dan banyak produk syariah, yang sebenarnya sangat menguntungkan. Seperti  Mudharabah,  Musyarakah,Wadiah, Murabahah,  Salam,  Istishna, Ijarah, Qardh,  Hawalah/Hiwalah, dan Wakalah masih banyak yang belum tahu.
“Semua prinsip syariah sangat menguntungkan, dan itu saya kira harus terus di sampaikan kepada masayarakat, khususnya kaum muslim, sehingga mereka memilki kesadaran lebih daalam bertransaksi, secara syariah,”tambah dia.
Sementara itu Kepala Perwakila Bank Indonesia (BI) Malang, Azka Subhan Aminurrido, menambahkan BI  senantiasa mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah untuk memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Hal ini diwujudkan melalui peran BI dalam memperluas cakupan kegiatan Festival Ekonomi Syariah  (FESyar) dan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) tahun 2019. FESyar kembali dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah/regional, yakni FESyar Regional Sumatera, FESyar Kawasan Timur Indonesia, dan FESyar Regional Jawa yang sekaligus merupakan FESyar tingkat nasional.
BI Malang mendukung penyelenggaraan FESyar Indonesia dengan melaksanakan serangkaian kegiatan Road to FESyar Indonesia 2019 yang dilaksanakan sejak tanggal 23-28 Oktober 2019.
Makanya pihaknya mendatangkan beberapa nara sumber  seperti Shandy Primanda Setio, dari Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, KH. M. Mas’udi Busyiri LC. MA Ketua Umum Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Malang.
Azka  menambahkan di wilayah kerja BI Malang, saat ini kinerja pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah tercatat semakin meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, serta lebih baik dari periode yang sama di tahun 2018.
Aset perbankan syariah di wilayah kerja KPw BI Malang pada September 2019 tercatat sebesar Rp5,63 triliun, atau meningkat sebesar 14,43% (yoy) dibandingkan September 2018. Selain itu, pembiayaan perbankan syariah pada September 2019 tercatat sebesar Rp3,92 triliun atau meningkat sebesar 9,49% (yoy) dibandingkan September 2018.
Dari sisi sumber dana, pertumbuhan DPK perbankan syariah di wilker KPw BI Malang pada September 2019 tercatat sebesar Rp4,36 triliun atau meningkat 17,9% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya, dengan komposisi Tabungan Rp2,25 triliun, Deposito Rp1,54 triliun, dan Giro Rp357,24 miliar. [mut]

Tags: