Perkuat Gerakan Moderasi Beragama Melalui Karya Literasi

Prof Nur Syam

Prof Nur Syam
Isu Islam Nusantara menjadi penting untuk dipahami. Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini kedepan akan dihadapkan pada tantangan yang cenderung pada gerakan ekstrimisme, terorisme, dan radikalisme dalam konteks beragama. Menurut Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ( UINSA), Prof Nur Syam bahwa ada beberapa pendekatan dalam menghadapi tantangan kedepan. Salah satunya melalui pendidikan.
Di mana dunia pendidikan harus menjadi solusi atas persoalan kerusakan generasi muda. “Pendekatan lainnya bisa melalui kesejahteraan masyarakat dan pengembangan SDM,” ungkap penulis buku Islam Nusantara Berkemajuan ini. Lebih lanjut, ia juga menyatakan bahwa pentingnya memahamkan konteks ‘Islam Nusantara Berkemajuan’ yang saat ini juga menjadi permasalahan dilematis bagi masyarakat.
“Konsep Islam Nusantara yang sering kalian dengar ini, sejatinya bukanlah varian Islam baru,” ujar Sekjen Kemenag RI Periode 2-14-2018 ini. Sebab, lanjut mantan Rektor UINSA ini, secara teologi perbedaan antara Islam Timur Tengah, Islam Eropa dan Islam Amerika tidak ada yang mencolok. “Tidak ada hal-hal yang sangat krusial untuk membedakan Islam yang sering disebutkan selama ini secara teologis,” ujar dia.
Di samping itu, Islam yang dikenal selama ini memiliki ikatan historis yang sangat kuat dengan Islam Timur Tengah. Keduanya telah berkolaborasi dengan tradisi dan budaya masyarakat nusantara dalam kurun waktu yang sangat lama. Sehingga membentuk kekhasan tersendiri.
“Pun ketika perbedaan itu ada, pasti terjadi dari aspek tradisi. Hal-hal semacam ini menjadi penting dipahami,” tegas pria kelahiran Tuban, 7 Agustus 1958.
Dengan pemahaman dini, sambung dia, energi dalam memberdayakan masyarakat dan mengedukasi masyarakat tidak terbengkalai. Oleh karena itu, Prof Nur Syam menyampaikan jika perlunya gerakan media literasi dalam membangun media sosial yang berbasis pada kebaikan, values, dan pattern for behavior dalam beragama.
“Sungguh-sungguh kita berharap, kedepan kita bangun diskusi, membangun kebersamaan, bangun toleransi, bangun harmoni. Dan harus dipahami satu aspek dari segi perbedaan dan kesamaan,” tuturnya usai melakukan Bedah buku, di gedung Amphitheater UINSA, Rabu (12/9).
Sebelumnya, Dalam orasi akademiknya pada kegiatan Bedah Buku yang Ia tulis, Prof Nur Syam menyampaikan, ketiga buku yang dia tulis memiliki kesamaan tema besar mengenai pemikiran akan Islam Nusantara dengan semangat moderasi beragama.
“Bedah buku ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat Gerakan Moderasi Beragama yang sekarang menjadi isu nasional dan internasional,” pungkas Prof Nur Syam. [ina]

Tags: