Perkuat KUS, Matangkan Enterpreneurship SMA Jatim

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi dan Dirut Bank UMKM Yudi Wahyu menandatangani nota kesepahaman didampingi Kepala Bidang SMA Ety Prawesti dan perwakilan dari ITS untuk SMA DT Zainul Asrori (kiri).

Dindik Jatim Gaet Bank UMKM dalam Pengembangan SMA DT
Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan Jawa Timur menggandeng Bank UMKM Jatim dalam kerjasama pengembangan dan penguatan program SMA Doble Track (DT). Pendekatan pembelajaran berbasis Kelompok Usaha Siswa (KUS) menjadi daya tarik dalam kerjasama ini.
Pasalnya, pada sistem belajar berbasis KUS ini, siswa dipersilahkan membentuk kelompok berdasar bidang keterampilan yang diikuti dan diberi nama KUS masing-masing. Tahun 2021 terbentuk KUS sebanyak 1.916 dan tahun 2022 Sebanyak 1.541 KUS telah terbentuk, diantaranya KUS Hunting Shoot, KUS Pixel SRD, KUS Sogun, KUS Couscous, dll
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi mengungkapkan pembentukan KUS dilakukan dalam rangka memacu siswa agar segera melakukan aksi nyata. Dalam kelompok-kelompok kecil, antar siswa akan cepat solid dalam berkarya. Kehadiran beberapa KUS di satu sekolah juga akan memunculkan kompetisi maupun kolaborasi yang sehat di antara mereka. Masing-masing KUS terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya.
“KUS ini mirip dengan UMKM, yang berbeda, pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA DT,” terangnya usai penandatanganam MoU diruang Shaba Nugraha, Rabu (10/8).
Lebih lanjut, dalam satu sekolah penyelenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS sesuai kebutuhan dan hasil kesepakatan siswa. Kelompok KUS biasanya memiliki anggota dengan keterampilan sejenis, misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana.
“Tapi tidak menutup peluang KUS ini beranggotakan lintas bidang keterampilan. Umumnya KUS cenderung homogen, tetapi mereka tetap bersinergi dengan bidang lain bila membutuhkannya. Misalnya KUS tata boga minta bantuan kepada KUS desain grafis untuk dibuatkan kemasan produk dan desain mereknya,” urainya.
Pada dasarnya, imbuh Wahid KUS yang dibentuk, dilatih dan dikembangkan dalam program DT untuk memperoleh pendapatan dan kemandirian siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Mereka beranggotakan 5 – 6 siswa SMA Double Track. Target setiap KUS dapat membuat rencana usaha yang diimplementasikan dan mampu membuat produk atau jasa, mengemas, dan memasarkannya baik secara online maupun offline,” jelas Wahid.
Adanya KUS ini dikatakan Wahid guna mempercepat kemandirian siswa dan alumni, pada program SMA DT. Salah satunya dengan menggandeng bank UMKM sebagai mitra kerjasama untuk melakukan rintisan pembiayaan bagi KUS yang potensial untuk dibina dan dikembangkan lebih lanjut.
“Pola pembiayaan usaha rintisan KUS ini telah diawali dengan uji coba pembiayaan KUS pada akhir tahun ketiga pada beberapa KUS di SMAN 1 Sarandan. Pada tahun ini setelah ada MoU diharapkan semakin banyak KUS yang mendapatkan akses permodalan dari bank UMKM,” terangnya.
Dijelaskan Wahid, pada prinsipnya KUS memiliki tiga fungsi (3E) dalam program Double Track yakni, enlightenmen, yang berfungsi memberi wawasan baru tentang entrepreneurship yang dapat diandalkan sebagai tumpuan hidup sukses di masa depan. Selanjutnya, Experience. Dalam hal ini siswa peserta DT akan memperoleh pengalaman baru dengan belajar keterampilan baru lalu mencoba membuat produk atau menawarkan jasa tertentu kepada masyarakat.
Terakhir fungsi Empowerment atau pemberdayaan, sehingga siswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah karena alasan ekonomi atau akademik, akan tetap berdaya dengan bekal keterampilan dan usaha rintisan yang dilakukan selama mengikuti DT.
“Melalui KUS ini, kami berharap siswa dapat menumbuhkan semangat kolaborasi, mengembangkan ide, produk, dan bisnis rintisan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank UMKM Jatim, Yudi Wahyu menuturkan Bank UMKM Jawa Timur akan berperan dalam pembiayaan modal awal kelompok usaha siswa (KUS). Jumlah pinjaman akan disesuaikan dengan kemampuan bisnis siswa.
“Anggaran (modal) masih menyesuaikan, intinya kami siap dalam pengembangan kewirausahaan dan kami wajib membina karena mereka ini tergolong start up,” tegasnya.
Namun, untuk range modal awal ini, Yudi mengatakan bisa saja berkisar dibawah Rp. 10 juta atau bahkan hingga Rp. 100 juta jika sudah memunculkan branding produk. Karenanya tidak semua KUS menerima modal awal. Yudi menyebut dari 1.916 KUS tahun 2021 dan 1.541 KUS tahun 2022 yang sudah ada, akan dilakukan seleksi kelayakan penerimaan modal.
“Kita lihat dulu kriterianya. Yang (KUS bisnis) sudah matang atau tambahan misalnya penjamin ada penyesuaian dulu. Karena belum detail ke usaha KUS nya,” terangnya.
Dilanjutkan Yudi, langkah kerjasama ini merupakan akselerasi yang patut diapresiasi. Karena menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri siswa. Tak hanya itu, kerjasama Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Bank UMKM Jatim menjadi sinergi yang luar biasa karena akan banyak program yang akan disinergikan kedepannya.
“Baik yang punya mitra dengan bank UMKM, dan siswa punya pemahaman tentang kemandirian ekonomi, untuk pasar nya akan kita bantu,” jelasnya.
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 2 hingga 3 KUS yang sudah terealisasi mendapatkan pendanaan bank UMKM.
“Yang penting sudah ada data dulu, ada pengajuan, termasuk dalam jasa services motor kita juga akan mencarikan motor dan sebagainya. Termasuk di komoditas. Jadi mudah-mudahan ini langkah awal untuk anak-anak bisa berwirausaha,” tandasnya.

KUS SMA Hasilkan 2.126 Produk Layak Bersaing
Terbentuk sejak dua tahun terakhir, pendekatan pembelajaran berbasis KUS terbukti membuat program DT semakin lebih efektif dan gesit kiprahnya. Hingga saat ini, sudah lebih dari 2.126 produk yang dihasilkan dari KUS.
“Dengan berbasis KUS ternyata lebih efektif. Saya lihat peserta DT menjadi lebih kreatif. Mereka bisa membuat planning dan produk dengan lebih bagus. Kalau berjalan sendiri-sendiri, bila siswa ada hambatan atau ada kemacetan tidak ada teman diskusi. Dengan berkelompok siswa bisa saling mengisi dan saling melengkapi. Mereka bisa saling mengoreksi dan memberi ide untuk menjadi KUS yang baik,” terang Kepala Bidang Pembinaan SMA Dindik Jatim, Ety Prawesti.
Ety juga menyebut, berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi (monev), sebanyak 1.916 KUS terbentuk di tahun 2021 dan 1.541 KUS sudah terbentuk tahun ini. Artinya pada tahun 2021 program SMA DT telah memiliki rintisan UMKM yang dibentuk sejak dini, saat dibangku SMA, sebaran KUS setiap bidang keterampilan.
Dari jumlah KUS itu, lanjut Ety, mereka menghasilkan 2.126 produk dengan jumlah produk terbanyak pada bidang Tata Boga dan Multimedia selanjutnya disusul TKRO (Teknik Kendaraan Ringan dan Otomotif) dan Kecantikan.
Di samping itu, terdapat 755 produk unggulan yang dihasilkan oleh beberapa KUS, dengan kriteria produk selalu di pesan oleh masyarakat dan selalu terjadi transaksi yang berulang.
“Kriteria lainnya yaitu produk tersebut sudah memiliki katalog produk KUS dan telah memiliki alamat toko online dan sudah masuk di shopee, bukakapak, tokopedia , dll untuk pemesananya,” tambah dia.
Ety merinci, di tahun ke empat pelaksanaan program SMA DT, sebanyak 158 lembaga sudah tergabung dan tersebar di 28 kabupaten. Dengan jumlah siswa sebanyak 34.599 siswa sejak tahun tahun 2018 sampai dengan 2021 mendapat keterampilan tambahan.
“Dari ratusan lembaga yang tergabung, sebanyak 542 kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) kami bangun untuk kematangan keterampilan usaha siswa,” jabarnya. [ina*]

Tags: