Perkuat Literasi, Ajak Guru Menjadi Relawan TIK

Kepala Dinas Kominfo Jatim, Dr Hudiyono memberikan sambutan dalam Pembukaan Workshop Penulisan Karya Ilmiah dan Jurnalistik bagi Kalangan Guru, Sabtu (5/3).

Diskominfo dan Kosgoro Jatim Gelar Workshop Penulisan

Surabaya, Bhirawa
Masih rendahnya tingkat literasi masyarakat membuat Dinas Komunikasi dan Iinformatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur concern terhadap peningkatan literasi masyarakat. Bekerja sama dengan PDK Kosgoro Jatim, Diskominfo Jatim menggelar Workshop Penulisan Karya Ilmiah dan Jurnalistik bagi Kalangan Guru, Sabtu (5/3).
Kepala Diskominfo Jatim, Dr Hudiyono, mengapresiasi perhatian PDK Kosgoro yang ikut memikirkan peningkatan kualitas guru di Jawa Timur. Lantaran itu, pihaknya mendukung penuh apa yang dilakukan PDK Kosgoro Jatim.
“Memberikan pelatihan penulisan bagi kalangan guru bukan saja akan bermanfaat bagi guru, namun juga berdampak akan memperluas jangkauan literasi masyarakat,” jelas Hudiyono ketika memberi sambutan pembukaan.
Menurut Hudiyono, jaringan luas yang dimiliki para guru diyakini akan ikut membawa pengaruh bagi program peningkatan literasi masyarakat yang kini jadi perhatian Diskominfo Jatim.
“Saya berharap para guru nanti membagikan ilmu dan pengalaman dari hasil workshop ini kepada lingkungannya,” ujarnya.
Secara khusus, Hudiyono berharap para guru yang sudah memiliki kompetensi menulis yang baik bersedia bergabung menjadi relawan – relawan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang ada di lingkup Diskominfo Jatim.
“Kami butuh para relawan TIK yang ikut berperan dan menjaga agar dunia media sosial kita menjadi lebih sehat,” tegas Hudiyono.
Ketua MPO Kosgoro Jatim, Tjahjo Widodo, yang menjadi narasumber pembuka mengingatkan tentang pentingnya nasionalisme dan rasa kebangsaan.
Menurut Tjahjo, di tengah melubernya arus informasi di media sosial yang demikian bebas, perlu ada filter yang kuat yakni rasa nasionalisme dan kebangsaan.
“Hari ini banyak sekali informasi dan postingan yang bertujuan mengoyak dan merusak nasionalisme,” kata Tjahjo mengingatkan.
Maka kesadaran masyarakat untuk bersikap kritis dan selektif terhadap postingan dan informasi yang ada di media sosial menjadi penting.
“Lemahnya literasi masyarakat sering membuat masyarakat utamanya anak – anak muda secara tidak sadar ikut-ikutan memposting dan menyebarkan berita dan informasi yang hoaks (bohong),” jelasnya.
Workshop yang digelar di Kantor Diskominfo Jatim ini juga menghadirkan narasumber Pemimpin Redaksi Harian Bhirawa, Wahyu Kuncoro ST M.Medkom yang menyampaikan materi tentang penulisan jurnalistik dan dosen Unesa Surabaya Kadek I Dwi Nuryana ST MKom yang menyampaikan materi penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Di akhir acara, Kepala Bidang Aptika Diskominfo Jatim, M Fadhil merespon baik anttusias peserta delam mengikuti workshop.
“Meski acara ini disiapkan dalam waktu yang terbatas namun kami bersyukur bisa terselenggara secara baik,” kata Fadhil.
Fadil juga akan menindaklanjuti kegiatan ini agar keinginan para peserta dalam meningkatkan ketrampilan menulis bisa terpenuhi.
“Kami akan upayakan ada follow up dari kegiatan ini sehingga para peserta yang ingin menulis terwadahi,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana untuk menggelar kegiatan workhop penulisan di daerah daerah yang dinilai siap dan membutuhkan.

Ingin Ada Tindak Lanjut dari Workshop Penulisan
Workshop Penulisan yang digelar sehari ini mendapat sambutan hangat para guru. Walaupun awalnya workshop ditujukan untuk kalangan guru di lingkup Kosgoro, namun dalam perkembangannya banyak guru dari berbagai kalangan yang ikut hadir melalui zoom meeting.
Seorang guru dari Madrasah Ibtidaiyah Nahdhlatul Ulama (MINU) 06 Balikteru 1 Bawean Purnama Suciati, mengaku senang bisa ikut mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan.
“Kami yang berada di Pulau Bawean sangat jarang mendapatkan pelatihan seperti ini sehingga bagi kami sangat bermanfaat,” jelas Suciati sebagaimana disampaikan melalui kolom Chatt Zoom panitia,
Menurut Suciati, paparan yang disampaikan para narasumber membuka wawasan para guru untuk terdorong mulai aktif menulis di media sosial.
“Memang selama ini kami hanya bisa sedih dan jengkel ketika ada postingan yang bernada provokatif,” jelasnya.
Dengan pemberian materi yang disampaikan para narasumber dirinya sangat ingin bisa menulis, sehingga bisa ikut mengisi konten media sosial dengan hal – hal yang positif.
“Saya berharap kepada panitia agar menindaklanjuti workshop ini dengan misalnya membuat forum yang bisa mendampingi para peserta untuk belajar menulis,” ungkap Suciati yang biasa dipanggil Ibu Sisi ini.
Hal senada juga disampaikan guru asal SMA di Bojonegoro, Nur Chollisiyah MPd. Menurutnya, workshop penulisan yang disampaikan memberi semangat baru untuk kembali belajar menulis.
“Tolong kami ini terus didampingi dan dibimbing agar benar-benar bisa jadi penulis,” ungkapnya penuh harap.
Sementara itu, Wahyu Kuncoro menyambut baik keinginan para guru untuk terus belajar. Menurutnya, kegiatan workshop idealnya memang harus diikuti dengan kegiatan praktik langsung sehingga para peserta bisa merasakan pengalaman menulis. Namun situasi pandemi yang sedang terjadi membuat praktik langsung itu menjadi tertunda.
“Pada prinsipnya kami siap mendampingi dan membimbing para peserta yang berminat berlajar. Silakan mengirimkan tulisannya, nanti akan kami bimbing secara online bagaimana memperbaiki tulisan itu,” jelas jurnalis senior yang juga dosen komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya ini. [ina.fen]

Tags: