Perkuat MICE, Grand Inna Tunjungan Surabaya Bangun Ballroom

Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Iswandi Said bersama Tata Bumi Raya, Jamhadi saat meninjau proyek tempat pembangunan Grand InnaTunjungan Ballroom di Surabaya, Selasa (11/2). [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Mendukung pengembangan wisata MICE (Meeting Incentive Conference and Exhibition) yang semakin dibutuhkan oleh masyarakat Surabaya khususnya Jawa Timur, hotel Grand Inna Tunjungan mulai membangun ballroom berkapasitas sekitar 1.125 orang.
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Iswandi Said usai meresmikan gound breaking sebagai tanda dimulainya pembangunan ballroom, Selasa (11/2) kemarin mengungkapkan sesuai yang dicanangkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), wisata MICE akan menjadi salahsatu sektor unggulan dalam kaitan dengan pengembangan industri kepariwisataan dalam periode lima tahun ke depan.
“Surabaya sebagai kota industri dan hub (pusat distribusi) untuk wilayah Indonesia timur yang tentu banyak terdapat event dan kegiatan yang terkait dengan corporate merupakan sala satu dari lima kota terbesar dalam kegiatan MICE di Indonesia,” terangnya.
Iswandi menambahkan ballroom yang akan menampung lebih dari 1.000 tamu ini dibangun tiga lantai dengan total seluas 8.920 meter persegi, untuk dua lantai terbawah merupakan parkir kendaraan yang diperkirakan menampung sekitar 166 unit kendaraan ini akan selesai dalam kurun waktu sekitar satu tahun dengan biaya investasi Rp73 miliar.
“Dari kajian lokasi, pasar, dan lahan yang ada kita memilih untuk pengembangan ballroom. Karena untuk Surabaya sendiri pasokan MICE masih kurang, sebaliknya untuk kamar hotel sudah berlebih. Jadi nantinya untuk meeting atau wedding bisa digelar di ballroom kami dan untuk tempat menginapnya bisa ke hotel-hotel disamping hotel kami apabila kamar yang kami sediakan masih kurang,” jelasnya.
Iswandi berharap langkah itu akan mendongkrak pendapatan perusahaan dari sektor MICE. Berdasar catatannya, hotel-hotel yang dikelolanya yang memiliki fasilitas ballroom skala besar, mampu menyumbang pendapatan sekitar 60 persen sedangkan sisanya dari kamar hotel.
Direktur Utama PT Tata Bumi Raya, Jamhadi mengatakan dengan dibangunnya Grand Inna Ballroom tersebut, akan menjadi tambahan dari sarana kota di Surabaya yang memadai dan sangat ditunggu oleh para pelaku usaha. Karena, selama ini pasokan ballroom di Surabaya masih terbatas padahal permintaan cukup besar.
“Kami senang ikut berperan bersama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) karena ikut membangun negeri sesuai dengan prinsip BUMN yakni sebagai agen pembangunan dan tentu dengan nilai kontrak lebih hemat dari pagu. Meski demikian, sebagai green contractor dan green building kami berupaya untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waku dan tepat mutu,” kata Jamhadi.
Apalagi saat ini Surabaya tercatat ada sekitar 42 ribu unit kamar hotel dengan 151 hotel dari berbagai kelas. Dari angka tersebut, tingkat keterisian (okupansi) rata-rata sebesar 57,5 persen hingga 60 persen.[riq]

Tags: