Perkuat Nasionalisme, Bakesbangpol Jatim Libatkan Guru

SONY DSCBojonegoro, Bhirawa
Melemahnya nasionalisme di kalangan generasi muda menjadi keprihatinan yang mendalam bagi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jatim. Lantaran itu, Bakesbangpol Jatim menggelar seminar  penguatan nasionalisme dan rasa cinta tanah air dengan mengundang para guru PPKn dan pegiat PKK se Kabupaten Bojonegoro.
“Para guru menjadi aktor penting untuk ikut serta memperkuat nasionalisme generasi muda khususnya pelajar,” kata Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim R Tjahjo Widodo SH, MHum saat menjadi seminar yang dimoderatori redaktur Harian Bhirawa Wahyu Kuncoro SN, Selasa (19/8) kemarin.
Menurut Tjahjo, apa yang terjadi di lingkungan pendidikan akan menjadi penentu bagaimana masa depan bangsa ini.
“Kalau para generasi mudanya tidak lagi peduli dengan kondisi bangsanya, maka ini pertanda buruk bagi kelangsungan hidup bangsa ini di masa mendatang,” tambahnya lagi. Oleh karena itu, pihaknya sangat berharap agar di lingkungan pendidikan terus diperkuat model pengajaran yang bukan saja mengajarkan ilmu tetapi juga memperkuat karakter anak.
Sementara pembicara yang lain dari Dinas Pendidikan Bojonegoro Tri Udi Prayitno mengingatkan, bahwa lemahnya karakter peserta didik juga telah memantik munculnya praktik-praktik kekerasan di kalangan pelajar.
“Masih adanya tawuran pelajar mengindikasi ada yang salah dalam pendidikan karakter kita,” jelasnya. Lebih lanjut Tri berharap, pemberlakuan kurikulum 2013 yang telah menekankan perlunya penguatan pendidikan karakter diharapkan bisa menjadi pintu masuk penyelesaian atas masalah tersebut,
“Pemberlakuan kurikuam 2013 ini harus mendapat dukungan yang kuat dari kalangan guru,” tegas Tri lagi.
Widyaiswara dari Badiklat Keagamaan Surabaya Dr Mohammad Toha yang menjadi pembicara terakhir dalam seminar tersebut lebih banyak  menawarkan model-model permainan tradisional yang bisa menyampaikan pesan pendidikan karakter yang kuat.
“Masyarakat kita sesungguhnya memiliki kekayaan berupa aneka jenis permainan  tradisional (dolanan) yang bisa menjadi media pendidikan karakter,” jelasnya. Oleh karena itu, Toha berharap para guru lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran termasuk memperkaya teknis pengajaran melalui model-model permainan yang ada di masyarakat.
“Model pengajaran dengan permainan atau simulasi akan memberi pengaruh yang signifikan dalam menentukan karakter anak didik,” tambah Widyaiswara yang berdomisili di Gresik ini.
Salah seorang peserta seminar dari TP PKK Pemkab Bojonegoro Purwati menyoroti peran media yang dinilainya ikut serta membentuk karakter masyarakat.
“Saya melihat banyak sekali tayangan-tayangan di media yang tidak memberi contoh yang baik bagi masyarakat,” kritiknya. Selain itu, lanjut perempuan berkerudung ini, media massa seharusnya tidak hanya memberitakan hal-hal yang buruk saja ke masyarakat.  [bas]

Keterangan Foto : Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim R Tjahjo Widodo SH MHum saat menyampaikan paparannya.

Tags: