Perlancar Bongkar Muat, Bangun Lapangan Penumpukan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop) 8 Surabaya siap membangun lapangan penumpukan di dua stasiun di daerah setempat yakni Kalimas dan Kandangan guna memperlancar arus bongkar muat peti kemas.
“Kami yakin kedua stasiun tersebut dapat dijadikan konsentrasi angkutan barang,” kata Executive Vice President (EVP) KAI Daop 8, Junaedi, di Surabaya, Selasa (9/9).
Apalagi, ungkap dia, pembangunan jalur kereta api ganda sudah selesai. Sementara, memang keberadaan kedua stasiun itu sengaja disiapkan untuk mengansitipasi lonjakan angkutan barang. “Namun, kini prioritas utamanya adalah pengembangan di Stasiun Kalimas. Di sana kami fokus pada perluasan dan penguatan lahan untuk lapangan penumpukan,” ujarnya.
Dengan upaya tersebut, dia yakin semua angkutan barang dari Daops 8 akan dikonsentrasikan ke Kalimas. Pengembangan di sana berupa perluasan area hingga ke sisi utara atau daerah yang selama ini ditempati warga. “Perluasan itu rencananya menjadi 5 hektare dibandingkan kondisi saat ini yang hanya 2,5 hektare,” katanya.
Secara umum, tambah dia, dari sisi area untuk pengembangan Stasiun Kalimas memang masih kurang. Tapi, untuk ketersediaan peralatan dianggap justru sudah memadai dan jumlahnya mencukupi. “Kalaupun ada penambahan peralatan, ya setelah ada perkiraan peningkatan permintaan barang,” katanya.
Mengenai aktivitas bongkar muat, sebut dia, rata-rata waktu di seluruh stasiun barang mencapai 200 menit atau sekitar tiga jam lebih. Untuk itu, KAI Daops 8 akan menekan aktivitas bongkar muat menjadi 1,5 jam. “Berbagai cara itu untuk menekan waktu terbuang tidak hanya dengan menambah peralatan tapi juga mempercepat pelayanan,” katanya.
Untuk pengembangan di Stasiun Kandangan yang termasuk program jangka panjang, lanjut dia, sebagai salah satu antisipasi kemungkinan lonjakan barang. Apalagi lokasi Kandangan cukup strategis dan berdekatan dengan Terminal Multipurpose Teluk Lamong.
“Sementara, mayoritas layanan kami masih angkutan barang dari Surabaya ke Jakarta dan sebaliknya. Lalu, sejumlah daerah misalnya arah ke timur seperti Banyuwangi meskipun persentasenya minim,” katanya. [ma,ant]

Tags: