Perlu Kreativitas dan Inovasi Kepala Daerah Tingkatkan Perekonomian

Pemukulan alat musik truntung sebagai tanda dibukanya GSBD Kab Malang.

Pemukulan alat musik truntung sebagai tanda dibukanya GSBD Kab Malang.

Melalui Seni Budaya dan Pariwisata di Jatim
Pemprov, Bhirawa
Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) Jatim diselenggarakan rutin oleh Pemprov Jatim melalui UPT Taman Budaya Jatim bekerjasama dengan Kab/kota di Jatim dalam upaya mempromosikan potensi seni budaya dan kepariwisataan yang berujung pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Selama dua hari di bulan Agustus 2016, giliran Kabupaten Malang menampilkan seni budaya, mempromosikan kepariwisataan, hingga kulinernya di Pendapa Jayengrono UPT Taman Budaya Jatim di Jalan Gentengkali, Surabaya.
Selama dua hari itulah, antusias masyarakat terhadap tontonan seni budaya  nampak masih terlihat dengan dipadatinya Pendapa Jayengrono. Masyarakat tidak hanya menonton, namun juga turut membeli produk ekonomi kreatif atau usaha kecil mikro dan menengah yang ada selama GSBD berlangsung.
Dalam kesempatan ini, Asisten III Setdaprov Jatim, Dr Drs H Shofwan SH MSi mengatakan, kondisi ekonomi global saat ini tengah mengalami kelesuan. Untuk itu, perlu kreativitas dan inovasi kepala daerah di Jatim untuk meningkatkan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat diantaranya melalui seni budaya dan pariwisata.
Selain itu, dikatakannya, kalau terselenggaranya gelar seni budaya sampai saat ini merupakan kegiatan yang positif dalam peningkatan ekonomi seni dan budaya, khususnya di Jatim. “Dalam kegiatan ini juga mengundang beberapa konsulat luar negeri serta perwakilan mahasiswa luar negeri bisa melihat dan mengenal seni budaya dan pariwisata juga keunggulan daerah,” katanya.
Bupati Malang, Dr H Rendra Kresna mengatakan, pihaknya selalu melakukan slogan ‘tiada hari tanpa promosi’ dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui seni budaya dan pariwisata di daerahnya. “Kami siap jika diberikan kesempatan tampil. Dan, Kab Malang masih merupakan gudang seniman dan budayawan,” katanya.
Dikatakan pula, dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kab Malang ada tiga strategi umum yaitu penurunan kemiskinan, lingkungan hidup yang berkualitas, dan pariwisata. “Pariwisata ini tidak hanya sekedar hiburan pada wisatawan, namun memaknai diri diberikan wahana wisata untuk bisa mensejahterakan masyarakat,” katanya.
Kepala Disbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi mengatakan, kegiatan GSBD ini mendorong pengembangan dan meningkatkan kualitas karya seni dan kehidupan berkesenian di Jatim.
Kegiatan ini juga sekaligus sebagai apresiasi pada masyarakat terhadap seni budaya dan produk unggul daerah, memperluas pasar unggulan daerah dan produk ekonomi kreatif.
“GSBD juga memperkuat sinergitas pelaku antar seni dan pemangku kepentingan dalam pelestarian seni budaya pariwisata dan UMKM di Jatim,” katanya.
Kepala UPT Taman Budaya Jatim, Sukatno SSn MM mengatakan, penampilan Kab Malang kali ini sudah all out dengan membawa tim seniman yang terbaik. Diharapkan tahun mendatang, Kab Malang bisa kembali turut serta dalam kegiatan GSBD Jatim. “Program seni budaya dilakukan UPT Taman Budaya Jatim, silahkan dicontoh di daerahnya mana yang baik dan pas,” ujarnya.
Selama dua hari, Kab Malang memang menampilkan kekhasan Jatim yaitu Panji, sebab mereka merupakan salah satu daerah yang masih memelihara budaya panji. Bahkan hari Jumat, dalam sendratari ‘Ma Panji Ksatria Pinilih’ dikisahkan Prabu Kertanegara, Raja Kerajaan Singasari terakhir, bermaksud menyatukan pulau-pulau di Nusantara dalam rangka Cakrawala Mandala Nusantara dibawah kekuasaan Kerajaan Singhasari.
Sedangkan Tari Ken Dedes merupakan penggambaran sosok seorang putri cantik dari Pedande (Pendeta) Hindu yang tidak terlepas dari perannya mendampingi Ken Arok dalam membesarkan kerajaan Singhasari, hingga lahirlah dinasti Rajasa yang memimpin Kerajaan Singhasari dan menurunkan raja-raja Majapahit, sebuah imperium besar berpusat di Jawa Timur yang mampu menyatukan Nusantara dengan wilayah hampir seluruh Asia Tenggara.
Hari Sabtu, kegiatan kembali diselenggarakan dengan Ludruk Legi Pahit berlakon “Kepingin Selak Dadi” yang didalamnya menceritakan keinginan anak meminang calon istrinya namun meminta orang tuanya untuk menjadi lurah dan menikah. Namun, calon istrinya justru ingin memulai kehidupan dari nol. Adegan komedi yang melarutkan penonton dalam suasana tawa. [rac]

Tags: