Perlu Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas

Agus Samiadji(Mengurangi Kemiskinan dan Pengangguran)
Oleh :
Agus Samiadji
Wartawan Senior Anggota PWI Jatim
Para pelaku bisnis, dan masyarakat menyambut baik juga gembira dan memberikan respon positif  penggantian untuk penyegaran Kabinet Kerja Jilid Dua, khususnya Tim Ekonomi Pemerintahan Jokowi JK. Dalam waktu relatif singkat nilai rupiah terhadap dollar AS menguat, sehingga akan memperlancar pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Yang diharapkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, mempunyai dampak positif mulai dari pelaku bisnis sampai ke daerah agar bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta kesenjangan sosial.
Perlu diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negeri sampai dengan Semester I tahun 2016 4,93 persen, relatif kecil kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, masih punya harapan baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara lain yang pertumbuhannya negatif. Sekalipun pertumbuhan ekonomi sampai saat ini bisa dikatakan lumayan, tetapi yang masih menghantui kita adalah masalah pengangguran dan kemiskinan yang masih tetap dan berjalan di tempat. Bahkan akan bisa terus naik kalau kita tidak bekerja keras dan tepat dalam bidang ekonomi.
Permintaan rakyat agar murah sandang, pangan serta papan agaknya sulit terpenuhi dengan adanya pergolakan dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Sampai dengan saat ini tahun 2016 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 240 juta jiwa, merupakan penduduk terbesar ketiga di dunia. Sementara pertumbuhan produksi dan populasi pangan tak seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk, sehingga semboyan murah sandang, pangan dan papan sudah tidak berlaku lagi di Indonesia. Yang bisa diharapkan oleh rakyat adalah harga sembako stabil dan terjangkau oleh masyarakat.
Dengan perombakan kabinet dan diisi oleh para Menteri Ekonomi yang profesional, seperti Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan. Sri Mulyani adalah kaliber internasional dalam mengelola keuangan, namun belum bisa berhasil dengan cepat dan perlu dukungan semua kementerian yang ada serta dukungan masyarakat.
Jurus Kungfu
Masyarakat dan rakyat Indonesia menunggu jurus kerja nyata pada Tim Ekonomi Kabinet Kerja Jilid Dua yang telah dikukuhkan minggu lalu. Masyarakat dan rakyat tidak perlu cemas dan mengharapkan dengan cepat pemulihan perekonomian Indonesia dan perlu waktu, tidak bisa dilakukan dengan cepat. Tim Ekonomi khususnya dan Kabinet Kerja Jilid Dua perlu mengatur strategi baru, guna mewujudkan kebangkitan perekonomian di Indonesia dengan berbasis ekonomi pro rakyat. Karena itu, maka Kabinet Kerja Jilid Dua Pemerintahan Jokowi – JK perlu melakukan gebrakan dengan jurus “Kungfu” yang telah berhasil dilakukan negara China atau Tiongkok. Anda masih ingat petunjuk dan nasehat dari para ulama dan kiai kalau anda ingin maju belajar terus dengan sungguh-sungguh dan kalau perlu belajar bidang ekonomi belajarlah sampai ke negeri China.
Menata dan melaksanakan pembangunan ekonomi di dalam negeri memerlukan jurus dan gebrakan agar bisa cepat berhasil, dengan keras keras, cepat dan tepat sasaran. Dalam membangun pertumbuhan ekonomi berkualitas memerlukan kebersamaan, gotong royong antar kementerian, tidak bisa menggantungkan kepada satu Kementerian saja. Kementerian Keuangan misalnya yang kini dikelola dan dinahkodai oleh Sri Mulyani Indrawati, pejabat ahli bidang keuangan, yang sudah berpengalaman mengelola keuangan menjabat sebagai Direktur Eksekutif Bank Dunia. Namun, belum tentu bisa memperbaiki perekonomian dan khususnya keuangan di Indonesia yang kini dalam situasi kurang sehat. Tetapi kita harus optimis, bahwa perekonomian di dalam negeri bisa bangkit dan tumbuh dengan lancar seperti yang diharapkan semua pihak dan rakyat Indonesia. Karena, sumber daya manusia di dalam negeri yang besar sebanyak 240 juta jiwa merupakan kekuatan dalam mendorong perekonomian. Selain hal tersebut, sumber daya alam yang melimpah berupa kekayaan laut, merupakan daerah maritim  yang belum dikelola dengan maksimal. Sehingga kekayaan laut kita menjadi sorga bagi para nelayan luar negeri. Menteri Perikanan dan Kelautan RI bersama aparat keamanan laut berhasil menangkap kapal pencuri ikan yang berjumlah sekitar 50 buah lebih dan ditenggelamkan.
Dalam menghadapi perdagangan bebas, para pengusaha korporasi, usaha kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi agar terus meningkatkan produksi dan mutunya. Dalam dunia bisnis persaingan adalah hal biasa, dalam produksi makanan dan minuman, industri pakaian dan hasil industri dalam negeri. Pangsa pasar kita adalah besar dengan penduduk yang 240 juta orang mampu menyerap hasil produksi dan industri atau produksi pangan. Sebagai contoh, Pemerintahan Provinsi Jawa Timur yang dinakhodai oleh Pakde Karwo dan Gus Ipul, berhasil  melakukan perdagangan antar pulau bekerjasama dengan beberapa provinsi di Indonesia bagian timur. Hasil perputaran perdagangan antar provinsi yang dirintis oleh Pakde Karwo tersebut membuahkan hasil perputaran keuangan mencapai triliunan rupiah.
Dalam pemerintahan Jokowi – JK dengan Kabinet Kerja Jilid II akan diuji dalam menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru 2017 yang biasanya harga sembako bergejolak naik. Kalau sampai awal tahun 2017 harga sembako khususnya beras, tepung terigu, gula pasir, daging sapi stabil dan tidak terjadi kenaikan dapat dikatakan mulai berhasil. Namaun, kalau dalam kurun waktu akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 harga sembako naik, maka dapat dikatakan Kabinet Kerja Jilid II Jokowi – JK kurang berhasil. Dalam mengamankan dan menstabilkan harga sembako berada di Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian dan Bulog, serta Kementerian Perhubungan. Tata niaga sembako harus ditertibkan dan sembako dikuasai oleh Bulog. Khusus pengadaan pangan beras, tahun ini Bulog mentargetkan 4 juta ton beras dan baru dikuasai hasilnya 1,9 juta ton. Bulog harus bekerja ekstra mengumpulkan beras 2,1 juta ton dalam panen raya musim kemarau basah ini. Produksi gula pasir dalam negeri cukup, yang dihasilkan oleh Perusahaan Perkebunan nasional sebesar 4 juta ton, ditambah gula yang dihasilkan oleh perusahaan swasta sebesar 3,5 juta ton.
Sementara persediaan daging sapi, daging ayam, telur rasanya cukup disuplai oleh produksi dalam negeri, tak perlu impor daging beku dari luar negeri. Karena itu, kelancaran arus tata niaga sembako harus dijaga, dan terjun ke lapangan. Jangan hanya banyak bicara, tetapi tidak bisa mengamankan tata niaga sembako. Rakyat minta bukti, harga sembako cukup, stabil dan terjangkau.

                                                                                                        ———– *** ————

Rate this article!
Tags: