Permintaan Langganan PDAM Sidoarjo Mengalir

Anggota komisi C dewan Sidoarjo sidak proyek infrastruktur.

Anggota komisi C dewan Sidoarjo sidak proyek infrastruktur.

Sidoarjo, Bhirawa
Kebutuhan air bersih di Kabupaten Sidoarjo seolah mengalir tanpa akhir. PDAM Sidoarjo seperti menangkap angin saja karena permintaan pelanggan baru terus melesat. Berapapun distribusi jaringan terpasang serta penambahan debit air bersih belum dapat memenuhi permintaan.
PDAM seperti terpontal-pontal melayani permintaan pasang baru, satu kawasan dilayani akan datang lagi permintaan baru. Permintaan datang silih berganti tidak pernah ada habisnya. Trennya bukan menurun malah kian meningkat. Dengan jumlah penduduk Sidoarjo yang 2.150.000 jiwa dengan tumbuhnya property yang sangat dahsyat menjadikan sebuah tantangan bagi PDAM untuk melayani kebutuhan vital berupa air bersih.
Jauh hari Pemkab Sidoarjo sudah mengantisipasi kebutuhan akan air bersih di masa mendatang. Namun curahan itu dilempar ke investor asing dari Malaysia pada tahun 1997, dipandang bisnis air adalah bisnis menggiurkan lalu investor mengikat kerjasama operasi (BOT) selama 25 tahun.
Konyolnya direksi PDAM kala itu tidak berpikir panjang dengan alasan tidak ada uang untuk membangun sendiri. Karena tidak mampu berdiri diatas kaki sendiri dibuatlah perjanjian yang pada akhirnya dirasakan saat ini bahwa kerjasama dalam pengelolan Instalasi penjernihan Tawangsari di Kecamatan Taman, lebih banyak menguntungkan investor Malaysia. Investor asing itu masih punya sisa waktu 10 tahun sebelum masa kontraknya berakhir tahun 2025.
“Maunya kita, itu saya putus kontrak saja. Tetapi investornya ngancam bila kontraknya diputus, hubungi lawyer saja,” kata Direktur Pelayanan, Bhima Arisdiyanto, menirukan ancaman investor yang akan membawa perkaranya ke sidang pengadilan arbitrase internasional bila kerjasama diputus sepihak. Tentu saja PDAM akan kalah telak bila sampai ke arbitrase. Tidak ada pilihan PDAM akan menunggu berakhirnya kontrak kerjasama yang berakhir 10 tahun mendatang.
PDAM pantas ngiler dengan IPAL Tawangsari ini karena melayani begitu banyak pelanggan Sidoarjo. Investor menjual air ke PDAM dengan harga yang sudah diatur dalam kontrak. Kembali lagi dalam item per item lebih banyak menguntungkan investor.
Cakupan pelayanan IPAL Tawangsari meliputi KecamatanTaman, Waru, Gedangan dan sekitarnya. Kawasan padat dan potensial karena dikelilingi industri manufacturing dan aneka pabrik dan usaha lainnya.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan industri sebetulnya potensi bagi PDAM dalam pengembangan bisnis plannya sangat diharapkan. Bahan baku air masih bisa diandalkan. Perusahaan plat merah ini tengah mengupayakan bahan baku air dari kali mati yang bersumber dari kanal kali Porong. Potensi bahan bakunya tidak kalah dengan Tawangsari, tetapi lagi-lagi berbenturan dengan modal. PDAM tidak memiliki banyak uang untuk membangun jaringan pipa di penjuru kabupaten.
Berapapun kekuatan anggaran peuahaan akan lumat untuk memenuhi semua permintaan. Investasi terbesar PDAM adalah untuk setup jaringan ke rumah pelanggan. “Di jaringan ini membutuhkan anggaran yang sangat besar,” tandasnya.
Ia meyakinkan akan menari terobosan untuk mendapatkan uang dalam bentuk pinjaman lunak.
Negara Eropah Timur yang dilanda krisis ekonomi dan banyak negara lain yang mengalami goncangan ekonomi. Rupanya menjadi kabar baik bagi PDAM Sidoarjo. Hongaria sudah mematangkan rencana ini untuk memberi bantuan pinjaman tanpa bunga. Kerjasama G to G (pemerintah dengan pemerintah) ini tidak memberikan uang tunai tetapi dalam bentuk perangkat keras yakni jaringan. Kebetulan Bhima sendiri adalah perwakilan pemerintah Hongaria di Sidoarja. Perdana Menteri Hongaria akan datang ke Indonesia dalam waktu dekat diharapkan menjadi lampu hijau untuk memuluskan kerjasama ini.
Kenapa Hongaria begitu mudahnya memberi pinjaman tanpa bunga? Bhima menjelaskan saat ini negara Eropah Timur mengalami goncangan ekonomi, industrinya tidak jalan karena produkya tidak kopetitif di internasional. Sementara uang yang dimiliki sangat melimpah. Rupanya kawasan Asia Tenggara menjadi pasar menarik untuk produk mereka.
Soal harga, Bhima menyatakan,harganya tidak semahal yang diperkirakan. Karena dalam menilai harga, Hongaria menggunakan jasa aprasial untuk menentukan harga produknya.
Nantinya PDAM akan meneria dalam bentuk jadi artinya jaringan serta instalasi sudah terpasang semua tnggal PDAM menjual ke konsumen.
Anggota Komisi C DPRD, Dhamrony Chudlori, mengingatkan, alasan untuk melayani konsumen tidak berarti bisa membuat PDAM berbuat semaunya dalam memasang jaringan pipa yang memanfaatkan badan jalan. Karena masih ditemukan badan jalan yang sudah diaspal DPU Bina Marga , tetapi dibongkar bahu jalannya untuk memasang pipa .
“Ini cara kerja yang tidak baik Coba liat Bina Marga pernah melarang PDAM membongkar jalan. Ini harusnya menjadi bahan koreksi PDAM untuk bekerja lebih baik lagi,” ujarnya.  [hds]

Tags: