Permintaan Naik, Sapi Madura ‘Serbu’ Situbondo

Sejumlah pedagang sapi asal Sepudi Madura melempar ke laut di pantai Pelabuhan tradisional Kalbut Mangaran Situbondo. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Menjelang lebaran 1438 H, permintaan sapi potong untuk kebutuhan masyarakat Situbondo mengalami peningkatan hingga 25 persen. Kondisi ini dilirik para pedagang sapi asal Madura yang notabene memiliki kedekatan geografis dengan Situbondo untuk menuai keuntungan yang besar. Kedatangan para pedagang sapi dari Pulau Sepudi Kabupaten Sumenep Madura dapat menutupi kekurangan daging untuk kebutuhan lebaran pada pekan mendatang.
Matlawi, salah satu pedang sapi asal Madura mengatakan pada bulan-bulan sebelumnya biasanya permintaan sapi di Situbondo hanya sekitar 30 hingga 60 ekor setiap pekannya. Tetapi sejak bulan Ramadhan hingga jelang Lebaran 2017, kata Matlawi, permintaan suplai sapi terus meningkat sekitar 70-100 ekor per-Minggunya. “Ini merupakan peluang besar yang harus saya gunakan dengan sebaik baiknya,” ujarnya di sela bongkar muat sapi di Pelabuhan tradisional Kalbut, Situbondo.
Sejak memasuki Ramadan setiap sepekan melakukan pengiriman sapi potong ke Situbondo terus bertambah dan bahkan jika sebelumnya pengiriman sapi dari Madura hanya sekali dalam seminggu kini menjadi dua kali per minggunya, yakni pada hari Senin dan Kamis. Untuk harga sapi potong dari Madura itu, ungkap Matlawi, juga mengalami kenaikan harga seiring semakin banyaknya permintaan sapi, yaitu dari harga biasanya Rp 5 juta naik jadi Rp 6-7 juta per ekor. “Itu tergantung besar kecilnya sapi,” paparnya.
Masih kata Matlawi, tak hanya pedagang asal Situbondo saja yang memesan sapi untuk keperluan stock daging jelang lebaran. Beberapa pedagang dari kabupaten lain seperti Bondowoso, Lumajang dan Kabupaten Probolinggo juga ikut memesan sapi potong asal Sepudi. “Kata mereka serat daging sapi madura lebih kesat atau dagingnya tidak terlalu banyak air serta tidak lembek,” tegas Matlawi.
Joko, rekan Matlawi menimpali, tingginya permintaan sapi diperkirakan akan terus meningkat hingga beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri 2017. Menurut Joko, peningkatan permintaan sapi dari Madura itu sudah terjadi setiap tahun jelang hari-hari besar lainnya.”Naiknya harga sapi dari Sepudi jelang Lebaran ini sudah sesuai dengan biaya angkut dengan menggunakan kapal layar motor (KLM). Yang pasti kami harus membayar sejumlah kuli untuk menurunkan sapi dari perahu ke daratan,” pungkas Joko.
Joko menambahkan, pengiriman sapi ke Situbondo harus dirasakan pekerja dengan susah payah terutama saat mengeluarkan sapi-sapi potong ini dari lambung KLM saat bersandar di Pelabuhan Kalbut Situbondo. Ini karena, lanjut Joko, hingga saat ini di Pelabuhan Kalbut belum tersedia dermaga khusus bongkar muat sapi dari kepulauan Madura. “Para pekerja terpaksa harus melempar sapi dari atas perahu ke laut. Selanjutnya pekerja lain siap menangkap sapi di pinggir laut dan baru dibawa ke daratan,” pungkas Joko. [awi]

Tags: