Permintaan Produk Turun, Pengaruhi Ekspor Impor Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Lesunya ekonomi dunia berdampak pada perdagangan di Jatim, pada Juli 2015 ekspor dan impor Jatim mengalami menurun dibanding bulan sebelumnya (month to month/mtm) maupun bulan yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Ekspor Jatim pada bulan itu mencapai USD 1.025,76 juta  atau 32,32 persen dibanding bulan sebelumnya, atau menjadi 1,02 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Apabila dibandingkan dengan bulan yang sama 2014, terjadi penurunan 27,6 persen. Secara kumulatif sejak Januari hingga Juli 2015, total ekspor Jatim sebesar 10,4 miliar dolar AS, yang juga sama terjun 7,97 persen secara yoy.
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim M Sairi Hasbullah mengatakan, salah satu penyebab penurunan itu ialah berkurangnya permintaan produk asal Jatim ke tiga negara utama tujuan ekspor. “Yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok,” katanya saat menyampaikan rilis BPS Jatim, Selasa (18/8).
Dijelaskannya, ekspor migas Jatim bulan Juli 2015 mencapai USD 41,80 juta atau turun 54,13 persen dibanding ekspor migas bulan Juni 2015 yang mencapai USD 91,12 juta. Sedangkan selama Januari sampai Juli 2015 ekspor migas mencapai USD 331,57 juta atau turun 31,25 persen dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2014 yang mencapai USD 482,30 juta.
Sementara ekspor non migas Jatim bulan Juli 2015 mencapai USD 983,96 juta atau turun 30,93 persen dibanding ekspor non migas bulan Juni 2015 yang mencapai USD 1.424,50 juta. Sedangkan selama Januari sampai Juli 2015 ekspor non migas mencapai USD 10.078,89 juta atau turun sebesar 6,94 persen dibanding ekspor non migas periode yang sama tahun 2014 yang mencapai USD 10.830,25 juta.
Dikatakan Sairi, selama bulan Juli 2015 ekspor non migas Jatim didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati, diikuti perhiasan/permata, kayu dan barang dari kayu, ikan dan udang, serta bahan kimia organik.
Negara tujuan ekspor produk non migas Jatim yang terbesar adalah Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok. Sedangkan negara ASEAN tujuan ekspor komoditi non migas utama Jatim adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sementara negara Uni Eropa tujuan utama ekspor Jatim adalah Belanda, Jerman, dan Inggris.
Sementara impor Jatim pada periode itu juga turun 37,3 persen (mtm) menjadi 1,13 miliar dolar AS. Dari Januari sampai Juli 2015, impor Jatim juga turun menjadi 11,56 miliar dolar AS. Periode yang sama tahun lalu, nilai itu mencapai 14,69 miliar dolar AS.
Sairi mengatakan, penurunan impor Jatim merupakan indikasi bahwa pengusaha bidang manufaktur di Jatim tengah merasionalisasikan produksi. Indikasinya, 81 persen impor Jatim merupakan produk bahan baku atau penolong.
Untuk impor migas Jatim bulan Juli 2015 mencapai USD 280,79 juta atau turun 25,54 persen dibanding impor migas bulan Juni 2015 yang mencapai USD 377,09 juta. Sedangkan selama Januari – Juli 2015 impor migas mencapai USD 2.328,29 juta atau mengalami penurunan sebesar 46,28 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun 2014 yang mencapai USD 4.333,93 juta.
Impor non migas Jatim bulan Juli 2015 mencapai USD 845,73 juta atau turun 40,42 persen dibanding impor non migas bulan Juni 2015 yang mencapai USD 1.419,49 juta. Sedangkan selama Januari sampai Juli 2015 impor non migas Jatim mencapai USD 9.228,58 juta atau mengalami penurunan sebesar 10,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang mencapai USD 10.360,80 juta.
Selama bulan Juli 2015 impor non migas Jatim didominasi oleh Mesin-mesin/Peralatan Mekanik, diikuti Plastik dan Barang dari Plastik, Besi dan Baja, Gandum-ganduman, serta Bahan Kimia Organik sebesar USD 44,68 juta.
Selama bulan Juli 2015, jika dilihat menurut Negara asal impor barang yaitu Tiongkok merupakannegara pemasok barang impor non migas Jatim terbesar, diikuti Thailand, dan Amerika Serikat. Kontribusi ketiganya mencapai 40,48 persen. Sementara untuk negara ASEAN asal barang impor non migas terbesar adalah Thailand, Singapura, dan Malaysia. [rac]

Tags: