Permintaan Tinggi di Jombang, Stok Elpiji Melon di Pangkalan Masih Aman

Pangkalan elpiji Mekar Jaya milik Doni Pranowo yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jombang, Jumat (11/09). (arif yulianto/bhirawa).

Jombang, Bhirawa
Permintaan tabung elpiji melon di salah satu pangkalan elpiji di Jombang mengalami peningkatan sejak seminggu terakhir ini. Namun, stok gas elpiji tersebut hingga saat ini masih aman. Hal itu seperti ditegaskan pemilik pangkalan elpiji Mekar Jaya yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jombang, Doni Pranowo, Jumat (11/09).

Setiap hari, para pelanggan (sub pangkalan) mendapatkan elpiji dari pangkalan tersebut. Tampak di lokasi, tabung melon berjajar di halaman samping pangkalan tersebut. Seorang pekerja juga tampak sibuk menata tabung-tabung elpiji.

Doni Pranowo mengatakan, dalam sehari, pihaknya mendapatkan kiriman 160 hingga 200 tabung elpiji ukuran 3 kilogram.

“Memang ada peningkatan permintaan sampai 80 persen. Namun di pangkalan saya, stok elpiji masih aman dan tidak ada kelangkaan,” kata Doni.

Doni menambahkan, ada 10 sub pangkalan yang berada di bawahnya. Selain di Jombang Kota, ada juga dari Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

“Saya setiap hari masih mendapat kiriman, juga bisa kirim ke pelanggan. Jadi tidak ada kekosongan, stok masih cukup. Stok masih aman,” jelas Doni.

Terkait harga, menurut Doni, hingga saat ini tidak ada kenaikan. Di pangkalan, harga tabung elpiji ukuran 3 kilogram Rp 14.500,-.

“Tidak ada kekosongan elpiji di pangkalan saya ini. Hanya permintaan yang mengalami peningkatan,” sambung Doni.

Sementara itu, Pertamina menghimbau MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang berhak menggunakan elpiji 3 kilogram untuk membeli elpiji langsung ke pangkalan resmi Pertamina. Selain mendapatkan kepastian elpiji bersubsidi 3 Kg tersebut tersedia, masyarakat juga bisa membeli dengan harga sesuai aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang.

Section Head Communication Relation Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus, Ahad Rahedi menerangkan, kelangkaan belum tentu disebabkan karena barang tidak tersedia, namun kelangkaan bisa terjadi karena pada saat yang bersamaan permintaan barang tersebut meningkat.

Adanya peningkatan konsumsi elpiji di beberapa lokasi di Jombang bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya seperti mulai pulihnya kegiatan ekonomi masyarakat yang membutuhkan elpiji melon. Saat ini, lanjut dia, di Jombang terdapat 30 agen elpiji dan 716 pangkalan sebagai lembaga penyalur resmi dari Pertamina yang tersebar di 21 kecamatan.

“Ciri pangkalan resmi elpiji Pertamina biasanya memiliki tanda papan nama atau plang berwarna hijau bertuliskan nama pangkalan dan logo Pertamina. Di papan tersebut juga dicantumkan HET yang berlaku untuk penjualan ke masyarakat yang berhak,” terang Ahad.

Mengantisipasi adanya kesempatan para spekulan dalam mempermainkan stok barang dan harga di level pengecer, Pertamina akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Bupati Jombang terkait tindak lanjut pengawasan pendistribusian elpiji bersubsidi 3 Kg agar lebih tepat sasaran.

Hingga 31 Agustus Tahun 2020, Pertamina sudah menyalurkan elpiji melon ke masyarakat Jombang sebanyak 31.900 Metrik Ton (MT). Sesuai dengan jumlah yang ditugaskan oleh pemerintah untuk disalurkan kepada masyarakat sepanjang 2020 (Januari – Desember) dengan alokasi penyaluran sebanyak 48.026 MT.

“Pertamina berharap masyarakat yang tidak berhak menggunakan elpiji bersubsidi agar menggunakan Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg. Mereka yakni masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas, seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan eselon tertentu, TNI/POLRI, pengusaha cafe, restoran, laundry dan bentuk usaha lainnya yang sudah tidak termasuk kategori UMKM. Sehingga tidak mengurangi hak MBR yang seharusnya berhak menggunakan elpiji bersubsidi 3 kilogram,” papar Ahad melalui siaran persnya.(rif)

Tags: