Permukiman Terendam, Perahu Nelayan dan Masjid Rusak

Permukiman warga di Nambangan Perak banjir akibat gelombang air tinggi disertai angin kencang, Senin (13/7) kemarin.

Permukiman warga di Nambangan Perak banjir akibat gelombang air tinggi disertai angin kencang, Senin (13/7) kemarin.

Warga Diminta Waspada Angin Kencang Imbas Badai Nangka
Surabaya, Bhirawa
Kota Surabaya beberapa akhir ini diresahkan oleh hembusan angin kencang. Terutama di daerah pesisir. Ratusan perahu milik nelayan di Pantai Kenjeran terombang ambing, hingga beberapa mengalami kerusakan dan tenggelam. Selain itu, tempat ibadah juga rusak lantaran gelombang air laut mencapai tiga meter masuk permukiman warga.
Dari pantauan Bhirawa, Senin (13/7) kemarin, aktivitas nelayan memilih memarkirkan perahunya dengan mengikatnya di bibir pantai. Di samping sulit untuk mendapatkan ikan di laut, angin kencang juga membahayakan nelayan. Meski ada benteng untuk menahan gelombang air laut, namun tingginya gelombang air tetap masuk ke permukiman warga dan menyebabkan banjir.
“Beberapa hari ini ombak di laut bisa sampai 3 meter lebih. Jadi kami tidak melaut, anggap saja sebagai hari libur panjang buat kami. Meski Lebaran sudah semakin dekat, dan kebutuhan rumah tangga juga akan tinggi, tapi kami ingin aman,” ungkap Suminto, warga Nambangan Perak, Senin (13/7).
Seperti halnya para nelayan lainnya, Suminto mengaku lebih memilih tinggal di rumah bersama keluarga daripada memaksakan diri mencari nafkah di laut. “Kalau kita ngotot untuk cari ikan di laut, itu namanya bunuh diri,” katanya.
Meskipun dalam keseharian para nelayan Kenjeran sangat akrab dengan perahu dan jalanya, namun untuk masalah angin, ombak dan laut mereka sangat berhati-hati. Apalagi beberapa hari terakhir ini cuaca yang berubah ekstrim dan tidak bersahabat sangat membahayakan nelayan.
Menanggapi hal ini, Camat Bulak Suprayitno bergerak untuk terus mendata warga Kecamatan Bulak yang mayoritas nelayan ini. Selain itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh warga yang menggantungkan nasibnya pada ikan hasil tangkapannya untuk terus waspada akan kondisi cuaca.
“Mulai tadi pagi (Senin kemarin, red), aktivitas nelayan nggak melaut karena angin cukup kencang sejak dua hari ini. Ombak yang disertai angin mencapai 3 meter ini membuat atap masjid Al-Mabrur di Nambangan Perak mengalami kerusakan atapnya,” kata Suprayitno saat ditemui di sela mendata warga terdampak.
Prayit sapaan akrabnya menambahkan, selain kerusakan bangunan tempat ibadah, tiga perahu tenggelam dan satu perahu pecah,  tingginya gelombang air laut membuat beberapa permukiman warga banjir hingga air  laut masuk ke dalam rumah warga. “Air laut juga masuk ke permukiman warga. Kami terus mengimbau untuk tidak melaut dulu dan menunggu hingga angin berhembus normal,” imbuhnya.
Pihaknya juga akan membuka posko di Pendopo Kelurahan Kedung Cowek bagi warga terdampak akibat angin kencang. Dari data di tiga kelurahan ada ratusan nelayan yakni di Sukolilo, Kejawan, dan Nambangan Cumpat yang memiliki paguyuban nelayan. “Prediksi para nelayan puncaknya angin kencang ini tepat pada 18 Juli ini atau tepat pada Hari Raya Idul Fitri ini. Jadi, kerjasama untuk menjaga keselamatan dan gotong royong untuk menjaga perahunya masing-masing yang kami lakukan sekarang. Salah satunya dengan mendirikan posko,” terang Prayit.

Objek Rawan Roboh
Sementara itu Pemkot Surabaya mengimbau kepada warga kota agar berhati-hati terhadap angin kencang imbas badai nangka. Berdasar hasil koordinasi antara Pemkot dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diketahui bahwa kecepatan angin berkisar antara 5 hingga 65 km/jam.
Fenomena akibat badai nangka yang terjadi di Filipina ini diprediksi masih akan berlangsung setidaknya hingga lima hari ke depan. Data lain menjelaskan bahwa suhu udara selama rentang waktu tersebut berkisar pada 24 – 34 derajat celcius. Kelembaban udara antara 50-87 persen. Sedangkan tinggi gelombang laut selat Madura bisa mencapai 2,5 meter.
Kepala Bakesbangpol dan Linmas Kota Surabaya Soemarno mengatakan fenomena angin kencang yang melanda Surabaya dalam dua hari terakhir mendapat perhatian serius dari Pemkot.
Atensi khusus ditujukan pada objek-objek rawan roboh seperti pohon dan papan reklame (billboard). ”Antisipasi yang dilakukan yaitu melakukan perantingan pohon di sejumlah titik,” kata Soemarno, Senin (13/7).
Soemarno menyatakan, di samping itu pihaknya bersama dinas terkait memberi perhatian lebih kepada papan reklame yang dinilai rawan roboh. Untuk itu, tim pemkot akan melakukan pengecekan guna memastikan papan reklame tidak tumbang diterpa angin.
Oleh karenanya, Pemkot Surabaya mengimbau warga menghindari berteduh di bawah pohon maupun papan reklame. Imbauan juga ditujukan kepada penduduk di wilayah pesisir pantai.
Dengan ketinggian gelombang air laut yang bisa mencapai 2,5 meter lebih tentunya dapat mengganggu aktivitas nelayan. Untuk itu, para nelayan diharapkan meningkatkan kewaspadaan.
Pemkot juga menyiagakan aparat di kelurahan dan kecamatan agar tanggap terhadap kejadian di masing-masing wilayah. “Sejauh ini belum ada laporan korban dan kami berharap memang tidak akan ada laporan seperti itu,” kata Soemarno.
Sementara itu, prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya Fajar Setiawan mengatakan keberadaan awan cumulo nimbus yang luas dan gelap berpotensi menambah kecepatan angin dan tinggi gelombang. [geh,dre]

Jumlah Nelayan di Kecamatan Bulak
Nama Kelurahan             Jumlah Nelayan
Nambangan Cumpat      665
Sukolilo                              350
Kejawan                             200

Tags: