Pemkab Bondowoso Gelar Seminar Pakaian Khas

Wakil Bupati Drs KH Salwa Arifin saat menghadiri dan membuka secara resmi Seminar Pakaian Khas Bondowoso.

Wakil Bupati Drs KH Salwa Arifin saat menghadiri dan membuka secara resmi Seminar Pakaian Khas Bondowoso.

Bondowoso, Bhirawa
Bondowoso merupakan sebuah kabupaten kecil yang terletak di sebelah timur dari arah kota Surabaya, tepatnya berada pada deretan kota-kota pesisir Timur Jawa yang yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Madura dan sebagian kecil berasal dari etnis Jawa.
Oleh karena itu, penduduk kabupaten Bondowoso yang terdiri dari etnis Jawa dan Madura ini kemudian membentuk sebuah komunitas  dan melahirkan sebuah peradaban baru termasuk juga pakaian khasnya yang disebut dengan pakaian Ronggo Sukmo.
Penjelasan secara gamblang itu disampaikan oleh Wakil Bupati Bondowoso,  KH. Salwa Arifin saat  menghadiri Seminar Pakaian Khas  Bondowoso di Ballroom Hotel Ijen View Jl. Kismangun Sarkoro, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bondowoso. Seminar yang diprakarsai oleh Disparporahub tersebut berlangsung sejak pukul 09.00 -12.00 dengan mengundang sejumlah pemateri yang handal.
Lebih lanjut  KH. Salwa Arifin menjelaskan bahwa pakain khas Bondowoso ini merupakan perpaduan antara pakaian khas Madura dengan sentuhan Jawa. Hal ini dapat dilihat dari ikat kepala yang dipakai oleh si pria yang mirip seperti ikat kepala orang Madura yang disebut “Odheng”.
“Jika dilihat dari pakaian dalam berupa kaos bermotif garis menyamping warna hijau, mirip sekali dengan kaos bermotif garis merah yang biasa dipakai Pak Sakera dari Madura,” katanya.
Selain itu ada perpaduan dengan beskap (jas) yang menjadi ciri khas pakaian Jawa serta balutan kain batik khas Bondowoso yang menampilkan motif daun singkong yang mencerminkan daerah Bondowoso yang merupakan daerah penghasil singkong sebagai bahan dasar makanan khas Bondowoso tape.
Begitu pula dengan pakaian yang dikenakan wanita, perpaduan kebaya khas Jawa yang tampak simpel namun tetap elegan dipadu dengan balutan kain batik bermotif singkong khas Bondowoso yang cantik.  “Pakaian ini juga terilhami dari kebudayaan Jawa dan Madura. Warna hijau dari kedua pakaian ini merupakan cerminan dari daerah Bondowoso yang asri akan tumbuhan hijaunya serta limpahan hasil buminya,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disparporahub, Harry Patriantono, ketika dikonfirmasi Bhirawa, siang kemarin menjelaskan bahwa melalui seminar ini nantinya ia berharap agar pakaian khas Bondowoso yang selama ini masih terkotak-kotak nantinya bias diakomodir.
“Kita harapkan nanti, pakaian khas Bondowoso ini dipakai dalam berbagai kegiatan cultural yang  mencerminkan masyarakat Bondowoso. Memang masyarakat Bondowoso ini mayoritas berasal dari Madura, namun pakaian khasnya tidak sama dengan orang Madura,”katanya.
Harry mengaku akan mengupayakan ada payung hukum baik itu Peraturan Bupati maupun Peraturan Daerah yang mengatur tentang pakaian khas Bondowoso. “Pakaian ini biasanya digunakan oleh para Duta Wisata Bondowoso “Kacong Jebbing” di berbagai even. Pakaian ini juga diilhami dari kebudayaan Jawa dan Madura namun tidak meninggalkan ciri khas Kabupaten Bondowoso yakni batik tulis motif singkong,”terangnya. [har]

Tags: