Perpanjang Verifikasi PDSS Hingga Hari Ini

Foto: ilustrasi SNMPTN

Unair Siapkan Pertemuan dengan Kepala Sekolah

Surabaya, Bhirawa
Tingginya jumlah sekolah yang belum melakukan finalisasi dan verifikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) membuat panitia pusat SNMPTN harus melakukan perpanjangan waktu. Jadwal semula yang berakhir pada 10 Februari diperpanjang hingga hari ini, Senin (12/2).
Panitia humas SNMPTN-SBMPTN 2018 Siti Machmudah menjelaskan, proses pelaksanaan pengisian dan verifikasi PDSS telah dimulai pada 13 Januari 2018 dan seharusnya berakhir pada 10 Februari 2018. Pihaknya menuturkan, pada 9 Februari lalu jumlah sekolah yang sudah mengisi PDSS sebanyak 17.889. Namun, sekolah yang sudah melakukan finalisasi baru 10.152 lembaga.
“Karena masih banyak yang belum finalisasi dan verifikasi makanya panitia memberikan penambahan waktu kepada sekolah yang telah mengisi data PDSS,” jelasnya. Perpanjangan ini, lanjut dia, hanya untuk finalisasi dan verifikasi.
Ia juga menegaskan agar para siswa yang telah melakukan verifikasi di PDSS unluk memperhatikan jadwal pendaftaran yang akan dimulai pada tanggal 21 Februari 2018 sampai dengan 6 Maret 2018. “Kami panitia di tiap daerah juga mendapat tugas untuk mengingatkan sekolah-sekolah yang belum tuntas dengan menelepon mereka,” tutur wanita yang juga dosen di Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya ini.
Ditanya mengenai pengisian PDSS, Siti Machmudah mengaku hingga 9 Februari lalu nasih ada 8.224 sekolah yang belum mengisikan data atau non aktif. Sekolah yang belum mengisi PDSS diketahui paling banyak berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 1.397 sekolah. Disusul Jawa Timur dengan 1.118 sekolah dan Jawa Tengah 830 sekolah. Selain itu di Sumatera Utara 588 sekolah dan Banten 409 sekolah yang belum mengisi. “Di Surabaya juga ada, tapi rata-rata didominasi MA swasta yang belum mengisi,” ungkap dia.
Sementara itu, Universitas Airlangga (Unair) akan mengoptimalkan sosialisasi berbagai kebijakan seputar SNMPTN maupun SBMPTN dengan melibatkan kepala sekolah dan guru Bimbingan Konseling (BK). Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan, kepala sekolah dan guru BK pertemuan ini sangat penting, setidaknya untuk melihat minat sekolah dalam mendaftarkan putra-putrinya masuk Unair.
Mengukur minat masing-masing sekolah untuk memasukkan lulusannya ke unair diperlukan lantaran SNMPTN bukan persaingan antarsekolah. Tetapi lebih banyak persaingan antarsiswa dalam satu sekolah. “Kami ingin mendiskusikan ini terkait dengan penetapan sekolah yang masuk dalam kriteria di Unair. Karena sangat mungkin ada berapa sekolah yang belum memenuhi,” kata dia.
Ia mengungkapkan, komposisi penerimaan mahasiswa di kampusnya agak berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini, komposisi lebih banyak diberikan di jalur SBMPTN dengan 40 persen. Sementara di jalur SNMPTN dan mandiri hanya 30 persen.
Tahun lalu, komposisi penerimaan mahasiswa berada di angka 35 persen untuk jalur SNMPTN dan SBMPTN, sementara mandiri 30 persen.
“Pertimbangan komposisi yang berbeda adalah berkaitan dengan jurusan IPS. Nasih mencontohkan, jurusan Psikologi tidak sosial murni karena ada aspek analitis yang diikuti mahasiswa. Biasanya yang mendaftar hanya yang di sosial,” pungkas Nasih. [tam]

Tags: