Perpustakaan dan Pendidikan Jangan Dikaitkan Dengan Politik

Pemprov, Bhirawa
Komisi X DPR RI menegaskan perpustakaan dan pendidikan tidak boleh dikaitkan dengan perpolitikan. Hal ini mengingat masih banyaknya kepala daerah yang masih mengganti tenaga profesional dengan tim suksesnya untuk menduduki suatu jabatan.0
“Kadang di beberapa daerah, sudah dilakukan pelatihan dan menjadi profesional, baik menjadi pustakawan maupun pendidik seperti guru. Tapi berbeda pilihan maka mereka menjadi di mutasi maupun disingkirkan. Jangan sekali dicampuradukkan dengan politik,” tandas Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Syamsul Bachri MSc asal Partai Golkar ini.
Senada dengan Wakil Ketua, anggota Komisi X DPR RI, Dedy ‘Mi ing’ Gumelar menegaskan, kalau perpustakaan dan pendidikan dicampurkan dengan politik, Maka, ke depan tidak akan ada kemajuan dalam generasi bangsa mendatang.
Sebelumnya, ia menjelaskan, Komisi X DPR RI melangsungkan kunjungan kerja spesifik di dua daerah, yaitu Jatim dan Yogyakarta. Sasaran yang dituju yaitu untuk melihat perkembangan pengelolaan perpustakaan di Jatim. “Jatim, kami anggap masih relatif baik dibandingkan daerah lain,”ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Komisi X DPR RI melontarkan beberapa pertanyaan, mulai dari langkah dorongan minat baca, sarana prasarana perpustakaan, hingga  pembinaan dan pengembangan SDM dalam hal profesionalisme.
Dalam kesempatan ini, Kabapersip Jatim, Drs Mujib Affan MARS menjelaskan, kalau persentase tingkat minat baca masyarakat di Jatim terjadi peningkatan. Sebab, banyak program yang diangkat dalam upaya meningkatkan minat baca di Jatim.
“Penelitian Universitas Brawijaya Malang Tahun 2010 menunjukkan sebesar 42%. Sedangkan penelitian Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2013 sebesar 56%. Terjadi peningkatan minat baca. Selain itu, Indeks Kepuasan Masyarakat 72% ,” katanya.
Adanya peningkatan minat baca itu juga diapresiasi Komisi X DPR RI. Selain itu, menurut mereka, Pemprov Jatim sangat memperhatikan perpustakaan. Terbukti dari kenaikan anggaran dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 6 persen, atau dari Rp 64 miliar menjadi Rp 68 miliar.
Selain itu, Affan juga menjelaskan, sarana dan prasarana perpustakaan Jatim cukup memadai dan perlahan melakukan perubahan lebih baik. Apalagi kini. jumlah koleksi buku dan non-buku Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebanyak 96.968 judul 385.053 eksemplar.
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung Perpustakaan di Bapersip Jatim yaitu promosi dan penyuluhan secara terus menerus tentang minat baca, upaya penciptaan budaya baca sejak dini mulai dari lingkup keluarga, lomba-lomba di bidang perpustakaan dan minat baca, pengembangan perpustakaan desa atau taman baca, pengembangan mobil perpustakaan keliling dan mobil dongeng, hingga memberi reward Kepada 10  Pengunjung Teraktif setiap tahun.
Dalam kesempatan itu, Asisten Satu Bidang Pemerintahan, Idrus mengunngkapkan keinginan Pemprov Jatim agar ada bantuan dari Komisi X DPR RI untuk bisa mendukung pembangunan sarana prasarana melalui dana APBN dari Perpustakaan Nasional. [rac]