Perpustakaan Harus Bertransformasi Berbasis Inklusi Sosial

Kabiro Perencanaan Program Perpusnas RI Dr Joko Santosa, redaktur Harian Bhirawa Wahyu Kuncoro dan Kabiro Perencanaan ANRI Drs Imam Mulyantono saat Rakor Sinkronisasi Perpustakaan dan Kearsipan, Rabu (24/4) kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Perpustakaan tidak lagi hanya berperan sebagai pusat informasi saja, tetapi juga harus bisa memberi solusi bagi masyarakat sekitarnya. Denga demikian, perpustakaan harus mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Demikian disampaikan Kabiro Perencanaan Program Perpustakaan Nasional Dr Joko Santoso saat menjadi narasumber Rakor Sinkronisasi Bidang Perpustakaan dan Kearsipan yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur, Rabu (24/4) kemarin.
Menurut Joko Santosa dalam peraturan perundangan secara tegas dijelaskan bahwa masyarakat memiliki hak dalam memperoleh layanan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan. Hal ini juga berlaku untuk masyarakat disabilitas, dengan keterbatasan fisik maupun sosial serta masyarakat yang terisolasi dan terpencil. Pemerintah berkewajiban untuk menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Latar belakang itu yang melandasi Perpusnas sebagai pembina semua jenis perpustakaan dengan dukungan dari Bappenas berinisiatif untuk melakukan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. “Program ini bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan kesenjangan akses informasi,” tegasnya. Dengan demikian, lanjut Joko paradigma perpustakaan harus diubah. Dari semula dianggap sebagai gudang buku, kini bertransformasi menjadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi.
“Perpustakaan harus bisa bertransformasi sehingga memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik menuju kesejahteraan,” jelasnya lagi.
Perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan juga wajib memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat. Dengan upaya tersebut diharapkan performa individu meningkat, sistem dan organisasi perpustakaan menjadi kuat, sehingga berdampak pada membaiknya kualitas layanan perpustakaan dan juga pemanfaatannya oleh masyarakat yang secara otomatis, meningkatkan literasi masyarakat.
Sementara narasumber dari Arsip Nasional Drs Imam Mulyantono mengingatkan pentingnya dalam pengelolaan arsip administrasi pemerintahan.
Menurut Imam, penyelenggaraan pemerintahan yang baik ditandai oleh penyelenggaraan administrasi yang baik.
“Administrasi yang baik pasti didukung oleh arsip yang baik,” tegas Imam lagi. Namun demikian, Imam mengakui bahwa perhatian berbagai pihak baik kalangan pemerintahan sendiri maupun masyarakat luas masih minim terhadao arsip.
“Orang hanya sadar kalau arsip itu penting ketika menemukan persoalan,” tambahnya lagi. [rac]

Tags: