Persaingan Tak Kondusif, 10 Hotel Baru Nekat Beroperasi

Dalam tahun 2016 ini akan ada 10 hotel berbintang yang akan dibangun di Surabaya.

Dalam tahun 2016 ini akan ada 10 hotel berbintang yang akan dibangun di Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Persaingan hotel di Surabaya sudah tak kondusif namun masih ada saja beberapa hotel baru yang tetap nekat beroperasi, sementara ketidakseimbangan antara supply dan demand masih terus terjadi di Surabaya khususnya Jatim.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, M Soleh saat dikonfirmasi Bhirawa melalui telepon selularnya, Senin (14/3) kemarin mengungkapkan, dalam 2016 ini akan ada 10 hotel berbintang yang akan dibangun di Surabaya.
“10 hotel yang dibangun di Surabaya ini merupakan hotel bintang tiga ke bawah, sementara persaingan hotel berbintang dan hotel budget sudah tidak kondusif lagi. Bahkan sejak 2012 hingga 2015 sudah ada sekitar 70 hotel yang sudah berdiri di Surabaya baik hotel bintang atau non bintang,” jelasnya.
Soleh menambahkan, permintaan kedatangan wisatawan hanya meningkat 3-7 persen sehingga terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand. Ini sebabnya ada beberapa hotel yang juga diclosed  operasionalnya karena tidak kuat bersaing dengan hotel yang sudah berdiri.
Sementara okupansi hotel di Surabaya sendiri sejak Januari hanya 53% sedangkan Februari meningkat menjadi 55% hanya naik 2% saja. “Para pengusaha banyak mengeluh karena mereka dijanjikan okupansi tinggi tapi nyatanya tidak. Para investor jangan terlalu percaya karena adanya perlambatan ekonomi juga pengaruhi okupansi hotel,” ujarnya.
Sedangkan idealnya untuk meningkatkan okupansi di tengah persaingan perhotelan bukan dengan menurunkan harga tapi dengan meningkatkan pelayanan dan benefit. Solusinya juga bukan malah melarang hotel-hotel berdiri karena dengan berdirinya hotel ini untuk meningkatkan pajak.
Untuk itu Surabaya diharapkan bisa menjadi tempat menginap bukan hanya tempat mampir. Surabaya memiliki segalanya misalnya sebagai pusat bisnis hotel dan pemerintahan. “Obyek wisata yang ada di Surabaya sendiri harusnya juga tidak kalah, karena Surabaya termasuk tempat yang mice di Indonesia Timur sehingga bisa dikembangkan. Wisata heritage dan religius juga menjanjikan sayangnya tidak dikelola secara profesional,” pungkas Soleh. [riq]

Tags: