Persiapan Hari Kemerdekaan

Pemasangan bendera (dan umbul-umbul) merah-putih, menyongsong hari kemerdekaan sudah dimulai. Gotongroyong menghias kampung dengan lampu penjor, juga sudah mulai dilakukan. Setiap daerah sibuk menyusun jadwal acara panggung seni, dan pertandingan olahraga rekreasi. Kini setiap kampung nampak bersih, gemerlap, bagai mempersiapkan hajat kolosal. Inilah persiapan menyongsong hari kemerdekaan negara bangsa Indonesia. Diperingati sebagai hari proklamasi, yang paling di-sakral-kan.

Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 tahun ini mengusung tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.” Akan menjadi yang paling meriah. Karena selama dua tahun ditiadakan terkurung pandemi CoViD-19. Tidak ada lomba-lomba aneka ketangkasan tradisional. Tiada panggung pentas seni kampung. Tiada kumpul-kumpul malam tirakatan, syukuran jelang tanggal 17 Agustus. Semuanya ditiadakan untuk menghindari kerumunan masa. Mencegah penularan virus Corona (tahun 2020), dan varian Delta (tahun 2021).

Saat ini pengibaran bendera diserukan dari Sekretariat Negara, sampai Pemerintah Kabupaten dan Kota. Masyarakat diminta mengibarkan bendera Merah-Putih sejak awal Agustus. Juga diikuti seruan kerja bakti memebrsihkan lingkungan. Seruan perayaan Hari Kemerdekaan RI telah membangitkan keceriaan sosial, sampai tingkat desa, dan kampung. Lomba-lomba ketangkasan anak-anak, dan orang dewasa, mulai dijadwalkan kembali. Masyarakat juga antusias menyokong dana acara 17 Agustusan.

Kelompok paduan suara mulai intensif berlatih menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” secara baik dan benar. Karena di dalamnya terdapat makna perjanjian bersatu sebagai bangsa. Serta seluruh anak bangsa (suku-suku), membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hari proklamasi merupakan momentum Pactum Unionis. Yakni perjanjian antara masyarakat dan kelompok masyarakat untuk membentuk suatu negara yang melindungi warganya.

Secara tekstual, pembentukan negara dikukuhkan dalam konstitusi, berupa UUD (Undang-Undang Dasar) 1945. Konstitusi dinyatakan sehari setelah proklamasi. Hampir seluruh negara bangsa memiliki kisah membentuk negara yang berdaulat. Sehingga proklamasi (dan UUD 1945) bangsa Indonesia, sejajar dengan Declaration of Independence of USA (Kemerdekaan Amerika Serikat). Juga senafas dengan deklarasi revolusi Perancis “La Déclaration des droits de l’Homme et du citoyen.”

Perayaan hari proklamasi (dan pengukuhan UUD 1945), sekaligus sebagai benteng kenegaraan. Tidak boleh diutak-atik oleh segenap komponen bangsa Indonesia. Walau oleh lembaga tertinggi negara. Tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamasi, dan pembukaan UUD, tidak boleh diubah. Sejarah membuktikan, pengkhianatan terhadap proklamasi (oleh pasukan Sekutu) menghadapi perlawanan gigih seluruh rakyat. Rakyat rela bertaruh jiwa raga. Dibuktikan dengan peristiwan 10 November 1945.

Bangsa Indonesia mengakui, bahwa proklamasi merupakan berkah Ilahi. Seperti tercantum dalam mukadimah UUD alenia ketiga. “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.” Para pendiri negara menyadari benar tidak mudah membentuk negara majemuk, dengan beragam adat dan bahasa. Serta teritorial sangat luas yang dipisahkan perairan laut. Setelah berselang 77 tahun, kini seluruh rakyat bergembira, melanjutkan kegembiraan generasi rakyat terdahulu, sejak 17 Agustus 1945. Dibuktikan dengan berbagai lomba seni, dan olahraga rekreasi.

Dibutuhkan semangat ke-negarawan-an untuk menjembatani perbedaan, demi melahirkan negara Indonesia. Dalam penjelesan UUD 1945, dituliskan: “Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara, ialah semangat. …Meskipun dibikin UUD … bersifat kekeluargaan, apabila semangat para penyelenggara negara para pemimpin pemerintahan itu bersifat perseorangan, (maka) UUD tadi tidak artinya.”

Itulah yang wajib diwarisi oleh penyelenggara negara, generasi penerus sampai sekarang. Indonesia, adalah keluarga besar berbagai suku yang tergabung dalam NKRI. Ke-bhineka-an (ragam warna kulit, serta agama, adat dan bahasa) seharusnya menjadi kekuatan nasional mencapai kemakmuran bersama.

——— 000 ———

Rate this article!
Tags: