Persiapan Masuk Sekolah

foto ilustrasi

Penilaian akhir tahun sebagai ujian kenaikan kelas tingkat SD (Sekolah Dasar) telah usai dilaksanakan. Umumnya sudah dilaksanakan secara tatap muka dengan protokol kesehatan (Prokes) 3M ketat. Terutama seluruh guru telah menjalani vaksinasi. Walau tidak seluruh mata pelajaran diujikan secara tatap muka, dapat menjadi penglipur rindu bertemu teman, dan guru. Nampak keriangan anak-anak. Sekolah tatap muka bisa dilanjutkan. Karena Indonesia telah tertinggal dalam kompetensi akademis.

Prokes sudah menjadi kelaziman, tidak sulit dilaksanakan. Seluruh anak-anak (siswa) sudah biasa mengenakan masker, mencuci tangan sebelum masuk ruang kelas, dan menjaga jarak. Tidak beda dengan berada di tempat umum (mal, dan tempat ibadah). Penyelenggara sekolah hanya wajib menata tempat duduk yang di-jarang-kan. Kapasitas ruang kelas digunakan kurang dari seperempat. Sehingga perlu dilakukan pola silih hari peserta kelas tatap muka.

Uji coba sekolah tetap muka makin gencar dilaksanakan di beberapa daerah, Guru, dan tenaga administrasi sekolah yang belum disuntik vaksin CoViD-19 tidak diperkenankan masuk sekolah. Berdasar data nasional Kependidikan, jumlah tenaga pendidik (tidak termasuk dosen pada peguruan tinggi) sebanyak 2,7 juta orang. Rinciannya, guru SD sebanyak 1,446 juta, guru SMP dan Madrasah Tsanawiyah sebanyak 640.050, serta guru SMA,SMK, dan MA sebanyak 612.141 orang.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, men-canang-kan sekolah tatap muka dimulai (bertahap) pada awal tahun ajaran baru, bulan Juli 2021. Prinsip ke-hati hati-an (visi Ketahanan Kesehatan) akan mengiringi hak setiap anak memperoleh pendidikan. Jumlah peserta didik pada seluruh jenjang pendidikan, sebanyak 45.534.371 anak. Secara perbandingan jumlah guru hanya 5,9% jumlah siswa. Seluruh “warga sekolah” (guru dan murid) wajib dilindungi dalam melaksanakan hak dan kewajiban.

Prokes, dan vaksinasi menjadi prosedur standar proses pendidikan pada masa pandemi. Termasuk menunda berangkat ke sekolah manakala nampak gejala sakit. Sebenarnya ujicoba sekolah tatap muka sudah dimulai, sejak bulan Januari 2021. Sekaligus menjadi pencermatan seksama stake-holder kependidikan. Terutama Prokes pada sekolah tingkat SD (Sekolah Dasar), menjadi perhatian seksama orangtua. Bahkan orangtua memberikan applause tepuk tangan.

Haru, anak-anak bisa benar-benar masuk sekolah secara normal (tatap muka). Sebagian murid sudah “jemu” belajar di rumah melalui zoom, selama setahun lebih. Ke-ceria-an memulai sekolah dengan mengenakan seragam, bagai menjadi “impian” setiap murid. Walau intensitas pertemuan di ruang kelas terjadi singkat. Tak lebih dari 2 jam, sekali dalam sepekan. Namun sesungguhnya, memulai ujicoba pembelajaran tatap muka, merupakan upaya keras kalangan tenaga pendidik. Termasuk mempertimbangkan PPKM skala mikro.

Pada tingkat SD, PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berbasis tingkat RT dan RW. Karena biasanya area sekolah tidak jauh dari tempat tinggal siswa. (se- RW, atau sekelurahan). Tetapi di sekolah swasta banyak pula yang diantar orangtua, karena cukup jauh. Pembukaan sekolah tatap muka juga harus memperoleh rekomendasi Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan). Termasuk penanganan situasi ke-darurat-an dengan kemudahan mengakses fasilitas kesehatan.

Sebelum melaksanakan sekolah tatap muka, setiap sekolah juga wajib membuat persiapan, dan mengisi kisi-kisi yang disediakan pada laman Kementerian Pendidikan. Diantaranya berisi penyediaan sarana 3M (tempat cuci tangan memadai di depan setiap ruang kelas, menyediakan masker cadangan, dan deteksi suhu tubuh). Kisi-kisi akan menjadi “arahan” kesiapan setiap satuan pendidikan, SD sampai SLTA.

Pandemi pasti akan berakhir, dan sekolah akan berjalan normal. Sekolah tatap muka harus segera dilaksanakan kembali. Namun ruang sekolah juga wajib diatur selaras visi ketahanan kesehatan.

——— 000 ———

Rate this article!
Persiapan Masuk Sekolah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: