Pertahankan Amalan Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19

Miftahur Rohmah

Oleh:
Miftahur Rohmah
Santriwati Darul Falah Be-Songo Semarang

Fakta yang terjadi dalam kondisi sekarang adalah hal yang mengejutkan. Tidak hanya satu negara yang didalamnya terdapat virus korona. Tetapi, beberapa negara yang masing-masing melakukan pencegahan dengan cara berbeda-beda. Social distancing adalah salah satu cara yang ditempuh dalam pemerintah Indonesia dalam pencegahan Covid-19.
Tidak heran, bila ada masjid yang menerapkan tetap jaga jarak saat menjalankan ibadah berlangsung. Masjid yang menjalankan peraturan tersebut tentunya masih berada dalam zona hijau. Berkebalikan dengan wilayah yang sudah ditetapkan sebagai zona merah, kondisi tempat ibadah pun sudah sepi. Bahkan semua aktivitas dijalankan di rumah saja.
Musibah ini terjadi sebelum bulan Ramadan. Sehingga pada malam pertama ramadhan bahkan sampai sekarang suasana budaya ketika penyambutan bulan suci pun berbeda. Wajah sumringah bercampur aduk dengan kekhawatiran inilah yang dirasakan. Tidak bisa beraktivitas bebas seperti biasanya. Semua serba terbatasi dan hati-hati. Walaupun seperti itu.
Tidak menutup kemungkinan untuk tetap fastabiqul khoirot di bulan suci. Dampak positif adanya kecanggihan teknologi sekarang dapat memberikan kontribusi yang luar biasa. Ngaji posonan Online, rapat online, kerja online misalnya, yang bisa dilakukan dalam rumah sehingga tetap mematuhi aturan dari pemerintah.
Ramadan adalah bulan yang dinantikan oleh umat Islam. Walaupun ramadan tahun ini berbeda dengan ramdhan tahun sebelumnya, akan tetapi kekhusyu’an dalam menjalankan ibadah tetap harus dilakukan dengan maksimal. Penyebaran virus corona yang sudah merabak luasnya sehingga terhalang semua hal keinginan, tidaklah perlu menyalahkan satu dengan yang lain.
Ambil hikmahnya buang negatifnya. Sikap seorang yang beriman tentunya menganggap wabah ini sebagai rahmat Allah. Dengan begitu, rasa sabar dan ketakwaan kepada Allah semakin ditingkatkan. Apalagi ditengah pandemi diiringi bulan suci, maka kesempatan dalam taqarrub ila Allah untuk disempurnakan.
Salat terawih yang biasanya dilakukan di masjid terdekat, kini diaplikasikan di rumah bersama keluarga. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikamhnya. Dengan bersama keluarga meningkatkan kemesraan bahkan kesyahduan dalam berumah tangga. Kesempatan tersebut mungkin tidak datang dua kali.
Maka, berkumpul dengan keluarga di rumah saja akan terasa nikmat jika mensyukurinya dengan lapang dada. Termasuk buka bersama yang pada dasarnya jarang dilakukan karena sibuk bekerja atau hal yang lainnya. Corona sampai hari ini mengajarkan bahwa pentingnya menjaga kebersihan bahkan meningkatkan rumah tangga dengan harmonis.
Musibah wabah korona ini pada hakikatnya tidak ada yang menginginkan. Bagaimana tidak? Walaupun ada hal positifnya yang diambil, tetapi sistem dalam perekonomian masyarakat kebanyakan anjlok berkurang. Padahal Ramadan adalah bulan yang digadang-gadang untuk meningkatkan kestabilitas perekonomian atau bahkan kejayaan dalam proyek sosial.
Tapi nyatanya, para pekerja, pedagang pun banyak yang tidak meraih keuntungan bahkan kerugian. Segala upaya telah dilakukan pemerintah dalam mencegah COVID-19. Semoga wabah ini segera cepat berlalu, sehingga dapat meraih kemenangan dan ketenangan.
Tetap mengaplikasikan amalan bulan suci adalah salah satu cara yang selalu mendekatkan diri kepada Allah. Bertahan dalam menahan amarah, bersikap ramah di media online maupun offline, bersikap sabar, ataupun mempertahankan kualitas puasa yang lainnya.
Walaupun dalam situasi sekarang yang mengkhawatirkan, janganlah bermalas-malasan untuk melakukan sesuatu hal yang berfaedah. Karena kesempatan dalam bulan suci, pahala akan dilipatgandakan oleh sang Ilahi. Tetap jaga kesehatan dan kebersihan. Jaga jarak dan di rumah saja. [*]

Tags: