PertahankanTeknik, Kurangi Main Gawai

Dimas Islami Putra Arifin

Dimas Islami Putra Arifin
Berbagai keutamaan gawai tak hanya memberi manfaat bagi penggunanya. Dampak negatif yang ditimbulkan juga cukup mengkhawatirkan. Tak terkecuali bagi para atlet olahraga seperti Dimas Islami Putra (15).
Atlet panahan itu khawatir tehnik dan kemampuan membidik targetnya rusak lantaran terlalu sering bermain gawai. Dia membatasi dirinya memegang gawai serta bermain game online. Sebab, banyak bermain game online akan merusak saraf-saraf vital untuk memanah target sehingga berakibat latihan memanah secara intensif menjadi sia-sia.
Dimas mengaku, jadwal memegang gawai hanya boleh antara pukul 14.00 WIB hingga 19.00 WIB. Itupun untuk membuka dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Selebihnya, gawai lebih banyak disimpan. Atlet dengan tinggi badan 178 Cm ini mengatakan, pengaruh gawai kepada dirinya sebagai atlet panah sangat besar. Karena bisa merusak tiga syaraf, khususnya syaraf mata. Bila mata terlalu sering melihat gawai maka mata akan terganggu ketika membidik target. Bidikan menjadi tidak fokus, mata selalu ingin berkedip dan mengedipnya dengan memaksa. Dan yang paling fatal ketika melihat target tampak ada dua atau dobel.
Peraih tiga emas pada Bali Open 2017 lalu ini juga menjelaskan dampak terlalu lama bermain game online kepada jari-jari. Pengaruh jari-jari selain kelingking waktu anchor atau membidik target, sebelum melepaskan anak panah. ”Empat jari-jari selain kelingking bisa bergerak sendiri. Jadi ketika membidik target jadi tidak focus karena jari-jari bisa bergerak sendiri tanpa disadari,” jelas Dimas yang pada Kejurnas Panahan dewasa di Aceh beberapa waktu lalu meraih 1 emas.
Sementara dampak terlalu banyak memainkan game online terhadap kejiwaan yakni emosi jadi tinggi. Sebab banyak pemain game online yang emosinya tinggi karena selalu kalah ketika memainkan game, namun kalau menang akan keterusan untuk bermain game online lagi. Bahkan ketika bermain secara beregu senang menyalahkan teman beregunya.
“Bahkan dampak pada emosi atlet panah yang suka bermain game oneline jantung berdegup lebih kencang daripada biasanya. Padahal saat berkompetisi tidak boleh marah, sebab bila marah dan jantung berdegup kencang berakibat pada bidikan yang tidak bisa fokus,” tandas peraih tiga emas dan satu perak pada Kejuaraan Daerah Junior U21 di Surabaya tahun 2017 lalu.
Dimas yang berlatih panahan sejak kelas IV SD ketika masih sekolah di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini mengakui, dengan berlatif panahan bisa membentuk pribadinya menjadi mandiri dari sebelumnya yang selalu manja kepada orang tuannya. Bahkan panahan bisa menjadi terapi sebab kini emosinya menjadi terkontrol dan tidak meledak-ledak lagi. [fen]

Rate this article!
Tags: