Pertajam Dual System SMK Berstandar Jerman

Koordinator Program Kerjasama Kadin Trier Andreas Gosche menjelaskan metode dual system program AdA pada pendidikan kejuruan di Jerman, Senin (29/8). [adit hananta utama]

Koordinator Program Kerjasama Kadin Trier Andreas Gosche menjelaskan metode dual system program AdA pada pendidikan kejuruan di Jerman, Senin (29/8). [adit hananta utama]

Uji Coba sebelum Terbitkan Pergub
Dindik Jatim, Bhirawa
Kerjasama Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dengan Kadin bilateral Jerman terus dikuati untuk merealisasikan metode dual system pada pendidikan kejuruan. Salah satunya ialah dengan menyinkronkan guru di sekolah dengan pelatih di industri.
Koordinator Program Kerjasama Kadin Trier Andreas Gosche menjelaskan metode dual system pendidikan kejuruan telah berjalan lama di Jerman. Praktiknya, sekolah kejuruan tidak sekadar kerjasama dengan industri. Lebih dari itu, industri terlibat mulai dari penyusunan kurikulum, penyelarasan pelatihan kerja di sekolah dan di industri serta penyediaan tenaga ahli vokasi yang berkualitas baik di sekolah maupun industri.
“Industri terlibat total dalam pendidikan kejuruan. Mereka juga memiliki pelatih siswa magang yang memiliki kemampuan pedagogic sebagaimana guru di sekolah,” terang Gosche di sela pelaksanaan program Ausbildung der Ausbilder (AdA) di Hotel Ibis Surabaya, Senin (29/8).
Gosche mengungkapkan pelatih di industri harus dilatih kompetensinya secara pedagogic agar siswa magang tidak pasif. Mereka bisa bekerja sekaligus menjelaskan pola kerja di industri. “Seperti seorang koki yang bekerja sambil melatih. Dia bisa memasak sambil menjelaskan teknik-tekniknya kepada siswa,” terang tenaga ahli IHK Trier ini.
Program AdA, lanjut Gosche, merupakan program khusus untuk melatih para pelatih di dunia industri. Permintaan program ini cukup tinggi di dunia internasional mengingat keberhasilan pendidikan kejuruan di Jerman telah diakui. Di Indonesia, program yang diikuti guru SMK sekaligus pelatih di industri ini baru sekali digelar di Jatim. “Guru SMK di sekolah dengan pelatih di industri harus memiliki hubungan yang selaras. Itu inti dari pelatihan ini,” kata Gosche.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, dual system pendidikan kejuruan sebagaimana yang telah diterapkan di Jerman akan menjadi rujukan SMK di Jatim. Dindik Jatim akan menentukan industri yang akan dijadikan rujukan bagi SMK untuk menyelenggarakan dual system. “Ini karena jumlah SMK kita cukup tinggi mencapai 1.900 sekolah. Jadi tidak mungkin satu sekolah dengan satu industri,” kata Saiful.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini menuturkan, langkah ini perlu payung hukum yang jelas. Salah satunya ialah melalui Pergub SMK yang sedang digodok Dindik. “Secara umum hal itu akan diatur dalam Pergub SMK,” terang dia.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan Dindik Jatim Dr Hudiyono menambahkan, dalam pelaksanaan program AdA yang pertama ini akan dilakukan selama empat gelombang. Setiap sekolah yang datang sudah siap dengan industri yang akan menjadi partner dalam pelaksanaan dual system pendidikan kejuruan. “Memang harus ada dorongan kepada industri agar lebih sadar terhadap penyiapan sumber daya manusia di Jatim,” kata Hudiyono.
Program ini juga akan menjadi peluang bagi industri untuk memilih calon-calon karyawan yang berkualitas. Siswa magang yang hasil evaluasinya baik oleh perusahaan bisa langsung dikontrak. “Itu sudah berjalan di Jerman. Mereka yang baik langsung dikontrak, yang kurang baik kualitasnya lari ke pasar kerja,” pungkas Hudiyono. [tam]

Tags: