Pertamina Latih 41 Calon Pekerja Proyek NGGR Kabupaten Tuban

Lelin Eprianto, Senior Vice President Corporate HSSE saat memberikan materi pada calon pekerja.

Tuban, Bhirawa
Sebanyak 41 calon pekerja proyek Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban, Jawa Timur, resmi memulai pelatihan di Health Safety Security Environment (HSSE) Demo Room Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Rabu (20/3) kemarin. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban belum lama ini.
Pelatihan dibuka oleh Senior Vice President Corporate HSSE, Lelin Eprianto. Hadir juga Kepala Bidang Pelatihan dan Penampatan Tenaga Kerja Dinas PM PTSP dan Naker Tuban, Haris Takdir yang turut serta mendampingi para calon pekerja.
Ke 41 peserta training calon tenaga kerja Kilang Tuban terdiri dari 31 orang tenaga security dan 10 orang safety man. Pjs Cepu Field Manager, Adam Maryanto menjelaskan rencana training yang diberikan mengenai corporate life saving rules 15 elemen.
“Sebelumnya para peserta training diberikan pre test-uji tingkatkan pengetahuan terhadap materi yang akan diberikan, dan di akhir juga diberikan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman setelah diberikan materi. Semoga semua peserta lulus dengan membawa sertifikat HSSE,” harapnya.
Lelin Eprianto menyampaikan peserta pelatihan harus mengetahui bisnis Migas yang dijalankan Pertamina memiliki resiko tinggi, modal besar, dan teknologi tinggi. Jika resiko tidak ditekan maka perusahaan bisa menjadi rugi. “Karena resiko tinggi, maka Pertamina memastikan semua pekerjanya harus selamat. Nyawa manusia tidak bisa diganti, maka mulai security, safety man harus selamat,” tegasnya.
Dalam hal ini PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mensupport fasilitas dan tenaga kerja pengajar di HSSE Demo Room untuk proyek GRR Tuban. Hal ini sebagai bentuk komitmen atas perlunya prioritasi terhadap aspek HSSE dalam setiap kegiatan proyek.
“Total demo room se-Indonesia itu ada 11 unit dan di Cepu ini merupakan HSSE Demo Room ketiga. Berdirinya gedung ini bukan tiba-tiba. Pertamina mempelajari dari total insiden-insiden kecelakaan kemudian dianalisa. Ternyata dalam kontek analisa itu yang menjadi penyebab yaitu tenaga kerja outsourcing. Mereka celaka karena ada gap kompetensi. Oleh karena itu, Pertamina ingin membantu secara gratis meningkatkan kompetensi untuk meminimalisir resiko, ” terangnya.
Modul yang diajarkan di HSSE Demo Room bukan sekadar teori, tetapi terdapat contoh alat yang digunakan langsung di lapangan dan gambar video yang menarik agar materi terserap secara mudah. Haris Takdir mewakili BLK Tuban mengucapkan terimakasih ke Pertamina yang telah mengadakan pelatihan untuk warga desa terdampak Kilang Tuban. “Peserta harus tekun dan serius mengikuti pelatihan ini. Karena akan menjadi garda depan untuk keberlanjutan proyek Kilang Tuban,” pesannya. [hud]

Tags: