Pertamina Mor V Jabanusa Kembali Sosialisasi Pembangunan Kilang Minyak

PT Pertaminan, Pemprov, Kejati dan Pemkab Tuban saat melakukan sosliasi di Desa Sumurgeneng Jenu Tuban.

(Bersama Pemprov, Kejati Jatim dan Pemkab Tuban) 

Tuban, Bhirawa
Bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, Kejati Jatim, dan Forkopimda Tuban, PT Pertamina (Persero), Pertamina Mor V Jabanusa, Koordinator Proyek NGRR Tuban, menggelar sosialisasi dan konsultasi publik ketiga rencana pembangunan kilang minyak Rosneft Oil Company Rusia di dua titik sekaligus.
Titik awal di Kantor Kecamatan Jenu melibatkan warga Desa Wadung, dan di Balai Desa Sumurgeneng pesertanya warga desa setempat. “Ada 400 warga yang kami undang sesuai request Pemprov dan Pertamina,” ujar Kades Sumurgeneng, Muntari, Rabu (9/1).
Kades Muntari ini juga mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi dari semua pihak. Meski undangan tersebar tengah malam, tapi tetap hadir tanpa gejolak apapun. Jalannya sosialisasi dan konsultasi publik dalam rangka pembangunan Kilang Minyak dapat lancar.
Mudah-mudahan semua warga tidak salah paham, dan apa yang disampaikan Pertamina, dan Pemprov Jatim bisa diterima warga. “Warga diminta jangan bubar dulu, sebelum acara selesai. Supaya informasi tidak sepotong-potong,” pinta Muntari.
Sementara Kabag Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Tuban, Erkhamni, mewakili Pemkab Tuban dalam acara ini menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada warga Sumurgeneng yang meluangkan waktu untuk hadir. Sekaligus mendengarkan penjelasan dari Pertamina, dan Pemprov soal kilang minyak.
Sosialiasi ini diharpakan membawa manfaat bagi Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan negara. Hari ini akan menjadi sejarah bukan kepentingan kita, tapi kepentingan nasional. “Monggo nanti didengarkan sampai tuntas. Semoga dengan penjelasan ini, tidak ada salah paham,” sambung mantan Camat Kota.
Pemkab tentu saja loyal terhadap kebijakan di atasnya Provinsi atau pusat atas investasi kilang ada di wilayah Bumi Wali, maka diharapkan kehadiran kilang memberi manfaat banyak bagi semua pihak. Terkait tahapan pelaksanaan kilang bisa dilakukan sebaik-baiknya. Semuanya menguntungkan. Yang paling tahu rencana itu adalah dari Pertamina dan Pemprov. “Mari kita ikuti dengan seksama, santai, dan mudah-mudahan kita paham dengan tahapan pembangunan kilang,” jelasnya.
Kabag Tata Pemerintahan Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Jatim, Mardiana, juga bersyukur bisa berkumpul di tengah warga Sumurgeneng. Jam 7 malam Pemprov undangan baru diantar, karena Selasa (8/1) baru ada keputusan.
Ditegaskan pemerintah harus mengayomi masyarakat. Masyarakat harus diuntungkan dengan pengadaan lahan. Apabila ada penggantian harus ganti untung bukan ganti rugi. “Kenapa tidak di Remen dan Mentoso. Karena yang dekat pelabuhan itu Sumurgeneng, Kaliuntu, dan Wadung. Sumurgeneng merupakan lokasi bagus untuk pembangunan kilang,” kata Mardiana.
Sebelumnya, Bupati Tuban, Fathul Huda, menegaskan, peletakan batu pertama pembangunan kilang akan dimulai di Februari 2019 bulan depan. Informasi tersebut berdasar hasil rapat koordinasi antara Pemkab Tuban dengan Pertamina di Surabaya.
Presiden Jokowi juga direncanakan akan menghadiri peletakan batu pertama kilang berkapasitas 300 ribu Barel per Hari (Bph) itu. Bupati dua periode itu mengaku akan pasang badan dengan keberadaan kilang NGRR di Tuban. “Jadi lebih banyak manfaat apabila kilang itu berada di Tuban,” terang pebisnis Batu Bara di Kalimantan.
Keberadaan kilang NGRR di Tuban, disebut bisa menjadi salah satu solusi penyediaan lapangan pekerjaan yang semakin menyempit. Mantan Ketua PCNU menjelaskan, Tuban tidak sepenuhnya bisa mengandalkan pertanian karena antara jumlah pemilik lahan dengan petani yang ada sangat tidak seimbang.
Pihaknya beralasan kilang NGRR membutuhkan lahan yang sebagian besar adalah milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) seluas 364 hektar. Itupun perizinan sudah dibereskan oleh Pertamina. Perusahaan plat merah menyediakan opsi ketika warga yang menolak tidak mau melepaskan lahan, maka akan dilakukan reklamasi laut untuk menutupi kekurangan lahan yang dibutuhkan.
Karena NGRR dipastikan berdiri di Tuban, maka dia meminta agar warga menangkap peluang pekerjaan. Selain dengan bekerja secara langsung, juga bisa menangkap potensi-potensi perekonomian yang ada di sekitarnya. Untuk diketahui, sosialisasi Kilang Tuban pertama menyasar warga Desa Mentoso di Hotel Willis Jenu. Dilanjut sosialisasi untuk warga Desa Remen di Gedung KSPKP Tuban, dan ketiga di dua titik sekaligus untuk warga Desa Wadung dan Sumurgeneng Jenu Tuban. [hud]

Tags: