Pertamina Tambah 44.240 Tabung Gas Melon Jelang Puasa di Tulungagung

Petugas Pertamina saat melakukan peninjauan di salah satu pangkalan gas melon di Tulungagung, Jumat (11/5)

Tulungagung, Bhirawa
Mengantisipasi peningkatan permintaan tabung gas elpiji 3 kg atau biasa disebut tabung gas melon jelang bulan Ramadan di Kabupaten Tulungagung, Pertamina menambah pasokan sebanyak 44.240 tabung. Penambahan ini mencapai 125 persen dari pasokan sebelumnya yang hanya 35.840 tabung.
Demikian diungkapkan Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V, Rifky Rakhman Yusuf, Jumat (11/5). “Penambahan sebanyak 44.240 tabung atau 125 persen lebih besar dari penyaluran harian ini dilakukan mulai tanggal 10 Mei 2018. Dan ini dilakukan Pertamina untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang bulan Ramadan yang akan jatuh pada minggu depan,” ujarnya.
Menurut Rifky, Pertamina sebelumnya juga melakukan penambahan penyaluran tabung gas melon di Kabupaten Tulungagung pada bulan April lalu. Yakni sebanyak 39.200 tabung.
Hal yang sama dikatakan Officer Communication & CSR Pertamina MOR V Jatimbalinus, Eddie Mangun yang Jumat (11/5) melakukan peninjauan dan pengecekan lapangan terkait ketersedian tabung gas melon di Kabupaten Tulungagung. Ia berharap dengan ditambahnya pasokan tabung gas melon tersebut selama bulan Ramadan tidak sampai terjadi kelangkaan kendati permintaan masyarakat meningkat.
Soal kelangkaan tabung gas melon di Tulungagung dalam beberapa hari terakhir, Eddi Mangun mengaku tidak menemukannya. Disebutkan, Pertamina dalam mengawasi peredaran gas bersubsidi tersebut mulai dari agen sampai pangkalan tidak menemukan kelangkaan pasokan.
Menurut dia, dimungkinkan terjadi kelangkaan di tingkat pengecer karena masyakarat khawatir akan kekurangan gas jelang dan saat bulan Ramadan. Sehingga yang biasanya beli satu tabung, tiba-tiba membeli tiga tabung.
“Bisa juga karena ada sepekulan-sepekulan. Yang dulunya bukan pengecer kemudian menjadi pengecer di waktu jelang Ramadan. Mereka beli di setiap pengecer lima tabung-lima tabung kemudian dijual kembali. Ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak terkait,” paparnya.
Pertamina tidak bisa melakukan tindakan sampai ke pengecer karena pengawasannya sampai pada pangkalan. “Di luar agen dan pangkalan kami tidak mau komentar,” tutur Eddi lagi.
Selama ini, lanjut Eddi, Pertamina hanya melakukan imbauan dan edukasi pada masyarakat untuk tidak menggunakan gas yang bukan haknya. Artinya, gas melon bersubsidi hanya diperuntukkan bagi warga miskin.
Sementara itu, Soegito, pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg di Jl Mayor Sujadi Tulungagung, mengaku selama ini selalu mendapat pasokan dari agen. Ia menyatakan ketika banyak warga Tulungagung mengeluhkan kelangkaan gas melon, justru di pangkalannya masih banyak tersedia.
“Di tempat saya masih tersedia dan selalu dipasok oleh agen. Harganya tetap Rp 16 ribu per tabung,” katanya. (wed)

Tags: