Pertemuan Khofifah dan FU Dianggap Langkah Komunikasi Politik

Surabaya, Bhirawa
Tahapan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim tahun 2018 kurang beberapa bulan lagi. Sejumlah tokoh yang dikabarkan akan running dalam pilgub Jatim sudah mulai menggelar sejumlah komunikasi politik.
Dua tokoh Jawa Timur yang masuk dalam “radar” Pilgub Jatim adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fandi Utomo.
Kedua tokoh ini bertemu dalam acara Halal Bi Halal Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU Kota Surabaya di Masjid Takmiriyah, Kemayoran, Surabaya.
Sayangnya kedua tokoh ini enggan berbicara terkait Pilgub Jatim. Keduanya datang ke acara tersebut diundang oleh pengurus Muslimat Surabaya.
Sebagaimana diketahui, Khofifah Indar Parawansa adalah Ketua Umum PP Muslimat NU sedangkan Fandi Utomo merupakan salah satu wakil rakyat dari Dapil Surabaya-Sidoarjo. Selain itu, Fandi Utomo memiliki kedekatan dengan PC Muslimat Surabaya.
Namun, presepsi publik berkata lain. Bertemunya dua tokoh ini merupakan bagian dari komunikasi politik menjelang Pilgub Jatim 2018. Sebagaimana diketahui, Khofifah Indar Parawansa ini, unggul di sejumlah lembaga survei. Sedangkan Fandi Utomo merupakan salah satu Kader Partai Demokrat Jawa Timur.
Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Hari Fitrianto mengatakan, pertemuan kedua tokoh ini bisa dianggap sebagai langkah komunikasi politik. Karena momentumnya mendekati Running Pilgub Jatim dan publik sudah tahu bahwa keduanya akan maju dalan event politik tersebut.
Lebih jauh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini menjelaskan, saat ini jika merujuk pada 10 tahun kepemimpinan di Jatim belum ada komposisi yang ideal antara Cagub-Cawagub yang merupkan perkawinan antara calon yang merepresentasikan Nasionalis (Mataraman) dan kekuatan Politik Santri (Tapal Kuda).
“Sampai saat ini belum ada calon yang deklarasi secara terbuka terkait pasangan seperti itu,” kata Hari, Senin (31/7).
Menurut Hari, jika benar yang dilakukan Fandi Utomo dan Khofifah Indar Parawansa di acara halal bi halal PC Muslimat Surabaya adalah komunikasi politik, maka kedua pasangan ini sangat ideal.
“Langkah komunikasi politik yang dilakukan khofifah dan Fandi Utomo itu, saya kira bisa menjadi prototipe dari dua kekuatan nasionalis-religius. Jika keduanya bersatu, saya kira kandidat petahana sekalipun harus menghitungnya secara hati-hati,” tegasnya.
Sementara saat ini, peta dukungan dari partai politik terhadap sejumlah kandidat yang ada masih sangat cair. Menurut Hari, parpol nampaknya masih menunggu dan melakukan kalkulasi kekuatan para kandidat yang muncul.
Termasuk yang menjadi pertimbangan utama adalah Nasionalis-Religius untuk pasangan Pilgub Jatim 2018 mendatang.
Sementara itu akhir pekan lalu    DPP Partai Hanura Jatim memastikan masih menunggu usulan dari DPD jatim terkait calon Gubernur yang bakal diusung di Pilgub 2018.
Ketua DPP Partai Hanura, Osman Sapta Odang (Oso) menegaskan untuk saat ini Hanura belum menentukan nama yang akan diusung sekaligus didukung dalam Pilgub jatim 2018 nanti. Namun DPP menunggu hasil kerja DPC dan DPD untuk mengusulkan nama-nama yang akan dicalonkan nantinya.
”Yang pasti kita mengusung dan mendukung Cagub yang dijamnin menang. Namun untuk sementara ini kami serahkan dalam proses penjaringan melalui DPC dan DPD,”tegas pria yang juga Ketua MPR RI dalam acara konsolidasi kader di Shangril-La Hotel, Minggu (30/7).
Ditambahkannya, jika DPD Hanura Jatim sebenarnya telah membuka pendaftaran. Tapi hingga kini pihaknya belum mendapat laporan siapa saja calon yang sudah mendaftar. Karena itu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya di bawah. Karena mereka lebih tahu detail siapa calon yang dikehendaki oleh rakyat.
”Sejak awal kami sudah sampaikan kepada kader, jika Hanura harus berpihak kepada rakyat. Demikian dengan calon yang akan kita dukung nantinya harus dekat dengan rakyat. Terus siapakah mereka, sampai saat ini kita belum menentukan,”lanjut Ketua DPD RI ini berdiplomasi.
Bagaimana dengan nama Wagub Jatim, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan nama Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansyah, menurut Oso sampai saat ini pihaknya belum berkomunikasi dengan keduanya. Untuk itu pihaknya belum tahu akan mengusung siapa. [cty]

Tags: