Pertemuan Pertamina dan Warga Tuban Tak Buahkan Hasil

Proses Hearing antara warga dan Pertamina yang dimediatori Komisi A DPRD Kab Tuban. [choirul huda/bhirawa]

Tuban, Bhirawa
Sosialisasi dan hearing yang difasilitasi DPRD Kab Tuban, antara perwakilan Pertamina dan warga Desa Remen dan Desa Mentoso, Kec Jenu, tak membuahkan hasil.
Pertemuan itu direncanakan untuk mencari titik temu terkait pembebasan lahan untuk proyek pembangunan Kilang Minyak Pertamina-Rosneft. Pada pertemuan itu kembali warga menolak pembangunan kilang minyak di desanya.
Pertemuan yang dilaksanakan di ruang Parpurna gedung dewan itu juga sempat memanas, saat Pertamina menyampaikan alasan pebangunan kilang dan keperluan dibangunya kilang di Kab Tuban.
Penjelasan teknis yang disampaikan perwakilan Pertamina rupanya membuat warga yang sebagian besar petani itu marah dan langsung memutus kalimat yang disampaikan.
”Pokoknya kami tidak jual,” kata seorang warga menyela kalimat perwakilan Pertamina, sambil berdiri dari tempat duduknya.
Aksi warga itupun membuat warga lain terprovokasi warga lainya yang ada di ruangan turut berdiri dan melontarkan penolakan dihadapan perwakilan pertamina dan anggota DPRD, Komisi A yang memediasi pertemuan mereka.
Suwarto, perwakilan warga menyatakan, mengaku tak akan membebaskan lahan milik mereka untuk kilang Pertamina-Rosneft, karena selain lahan pertanian yang menjadi mata pencahaian mereka, sebagian lahan juga menjadi tempat tinggal atau pemukiman.
”Masyarakat Mentoso dan Remen menolak karena tanah itu produktif, itu tempat mencari nafkah, apalagi sampai pemindahan kampung, jelas kami menolak,” kata Suwarto.
Menurut Suwarto, soal harga, warga tak mau membicarakanya, sebab seberapapun harga yang akan ditawarkan, warga tetap tidak mau, karena intinya mereka tidak mengginginkan adaanya pembangunan kilang di Tuban.
”Sudah saya katakan, warga tidak mau terjerumus di lobang yang sama, contohnya sudah banyak, warga Kec Kerek misalnya, yang jadi lahan pertanianya menjadi pabrik semen, serapan tenaga kerja minim, TPPI yang ada di Jenu sama saja tidak ada yang bisa diharapkan,” kata perwakilan warga ini.
Terkait penolakan itu, Vice President Asset Investment Pertamina, Achmad Syaihu Rais, mengungkapkan, penolakan merupakan hal yang lumrah, karena pengalaman di beberapa tempat, hampir selalu ada penolakan. Namun pihaknya bersyukur karena sudah dipertemukan secaa langsung dengan warga bertatap muka dan menggali aspirasi dari mereka.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Tuban, Agung Supriyanto mengungkapkan, dewan perwakilan rakyat akan mengagendakan pertemuan kembali, karena pertemuan yang dilaksanakan hari ini belum membuahkan hasil, baik Pertamina maupun warga kata Agung memiliki keinginan masing-masing yang harus ditemukan agar tidak ada yang dirugikan.
”Karena hari ini belum ada kesepakatan, maka akan diagendakan kembali,” katanya. [hud]

Tags: