Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tidak Seimbang

Malang, Bhirawa
Meski dinilai baik tetapi Pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut masih  tidak seimbang terutama pada sektor ekspor dan impor.Pernyataan tersebut disampailan  oleh Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. (BI) di Malang Kamis 28/11 kemarin.
Menurut Mirza pada  tahun 2010 hingga 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia, mampu menunjukan angka yang sangat positif. Karena  bisa mencapai 6 persen per tahun.         Namun sayang pertumbuhan ekonomi tersebut belum diiringi dengan keseimbangan antara impor dan ekspor.”Ini namanya tidak seimbang,”terangnya.
Mirza Adityaswara,  dalam   Seminar Riset Stabilitas Sistem Keuangan di Hotel Atria Kota Malang, menguraikan jika permasalahan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pada saat pertumbuhan ekonomi bergerak dan pendapat masyarakat meningkat, tetapi produksi di dalam negeri tidak bisa mengimbangi.
“Naiknya pendapatan masyarakat membuat kebutuhan masyarakat juga meningkat, tetapi banyak produksi dalam negeri yang akhirnya tidak mencukupi kebutuhan dan terpaksa melakukan impor,”ujar  Mirza.
Salah satu contoh produk yang kini banyak diimpor oleh Indonesia adalah minyak. Produksi minyak dalam negeri dinilai tidak mencukupi kebutuhan industri, sehingga impor minyak pun terpaksa dilakukan.
Pertumbuhan ekonomi, lanjutnya  pasti membutuhkan bahan bakar yakni minyak. Kebutuhan minyak tidak sebanding dengan cadangan minyak Indonesia. Kalau kondisi seperti ini tidak di atasi, maka akan ada kelangkaan minyak. Sementara impor minyak terus naik sementara ekspor turun hingga terjadi defisit antara ekspor dan impor minyak, ini menjadi masalah besar.
Besarnya defisit antara ekspor dan impor minyak, terang dia,  akan memicu impor barang yang lain. Apalagi saat ini Cina sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia yang terbesar sedang memilih untuk memperlambat pertumbuhan ekonominya.
Produk Indonesia,  banyak diekspor di Cina, tetapi permintaannya saat ini  menurun. “Kalau permintaan turun secara otomatis ekspor kita juga menur un,”imbuhnya.   
Guna mengatasi persoalan ini,  Mirza berharap pemerintah bisa segera mencari solusi agar masalah  defisit antara impor dan ekspor barang khususnya minyak bisa segera diatasi. Solusi yang paling tepat kata dia,  adalah meningkatkan produksi minyak atau mencari pengganti minyak.
“Sudah tidak bisa ditunda lagi, karena ini sangat mendesak, minyak seharus sudah bukan lagi menjadi bahan bakar utama,”tuturnya.

Kenaikan Suku Bunga
BI Rate adalah salah satu penyebab kenaikan suku bunga diperbankan. Namun dikatakan  Kepala Perwakilan BI Wilayah  IV  Dwi Pranoto  hal ini adalah sesuatu yang wajar, kendati dikatakan masih belum signifikan.
“Hanya fenomena-fenomena sesaat saja,” ungkap orang nomor satu di jajaran BI wilayah IV tersebut,  ketika ditemui usai penandatangan penyerahan bea siswa pada 5 Perguruan Tinggi di Surabaya dan Madura,Kamis(28/11) kemarin.
Lebih jauh dikatakan bahwa  kenaikan suku bunga perbankan bakal  terjadi sesaat saja, karena perekonomian ini nantinya akan terpolarisasi dan terseleksi sendiri secara alami dengan kenaikan suku bunga. Kisaran kenaikan suku bunga yang dimaksud bakal  berkisar antara 10 persen sampai 15 persen.
Disinggung soal pinjaman antar bank yang marak terjadi, misalnya bank A pinjam ke bank B yang posisinya lebih kokoh dan kuat,  menurut Dwi juga merupakan hal yang lumrah, yang penting  semua aturan dan prosedurnya dilaksanakan dengan baik. Untuk pelaksanaan.
Ke depan BI lebih fokus pada masalah Sumber Daya Manusia (SDM), makanya masalah bantuan pendidikan atau bea siswa dilakukan secara gencar. Sepeti yang terjadi kemarin misalnya BI telah memberikan bea siswa pada lima PT di Surabaya dan Madura dengan ditandai      penandatanganan kerjasama antara Kantor Perwakilan BI wilayah IV dengan 5 PTN di Surabaya dan Madura yang dilaksanakan  di Gedung Eks De Javasche Bank Jl. Garuda Surabaya.
Hadir langsung adalah rektor masing masing PTN sebagai berikut,   Prof. Dr. Ir. H. Ariffin, MSc   Rektor Univ. Trunojoyo Madura,  Prof. Dr. H. Abd. A’la, M.Ag Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya,  Prof. Dr. Ahmad Syahrani, MS. Apt  – Wakil Rektor I Universitas Airlangga,Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko – Wakil Rektor I Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Prof. Dr. Warsono, M.S  – Wakil Rektor III Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Menurut Dwi Pranoto, apa yang dilakukan oleh BI ini sangat diharapkan nantinya akan banyak bermanfaat dan akan banyak membantu para mahasiswa dalam mengejar cita citanya serta untuk menjadi manusia yang berguna bagi diri dan keluarga serta orang lain yang ada disekitarnya.        
Prof. Dr. Ahmad Syahrani, MS. Apt  – Wakil Rektor I Universitas Airlangga Yang mewakilo para rektor mengatakan apa yang dilakukan oleh BI ini sangat membantu para mahasiswa yang punya otak cerdas namun lemah dalam hal ekonomi.Karenanya sikap mulia dari BI ini harus benar benar dimanfaatkan jangan sampai disia-siakan.
“Berbahagialah mereka yang mampu memanfaatkan kesempatan dengan sebaik baiknya,” katanya.
Kesempatan yang ada saat ini dan diterima oleh para mahasiswa itu adalah merupakan peluang emas makanya diminta agar dipergunakan betul dan tidak disi siakan. [mut.ma]