Pertumbuhan Jatim dari Industri Manukfaktur Capai 6,58 Persen

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo saat menerima penjelasan modul dari salahsatu peserta pameran dari Rusia. [Achmad tauriq]

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo saat menerima penjelasan modul dari salahsatu peserta pameran dari Rusia. [Achmad tauriq]

Surabaya, Bhirawa
Pertumbuhan Jatim yang di dukung oleh industri manufaktur mengalami kenaikkan yang cukup signifikan hingga mencapai 6,58% dari semester I dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 5,6% sehingga konstan dengan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo usai meresmikan pameran Manufacturing Surabaya 2016 di Grand City Exhibition & Convention Center Surabaya, Rabu (3/8) kemarin mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Jatim ke depan sudah memasuki era industrialisasi.
“Kalau sudah masuk era industrialisasi, maka nilai tambah ekonominya ada disini, hanya persoalanya pengusaha atau wirausaha kita harus mengikuti life style industri dengan mengupdate semua teknologi, mesin yang memungkinkan kita lebih efisien, ekonomis dan kualitasnya lebih bagus,” jelasnya.
Sementara kontribusi manukfaktur dari ekonomi jatim sendiri sudah mencapai 28% adalah industri, perdagangan lebih rendah hanya 17% dan 14%-15% di pertanian fresh. “Jadi kalau produkpertanian fresh, produk kehutanan fresh diolah di industri jatim memang sudah saatnya, karena dengan begitu maka sumbangan sektor industri dari Jatim semakin besar,” terangnya.
Selain itu jumlah industri manukfaktur di Jatim semakin tahun semakin berkembang dari 800 ribu unit menjadi hampir satu juta unit. “Yang terpenting adalah semangat industrialisasi ada, momentum industrialisasi juga ada, tinggal semangatnya para pengusaha untuk lebih menjadi industrial life,” ujarnya.
Untuk itu Hadi mengapresiasi dengan adanya pameran manufacturing yang digelar di Surabaya ini juga merupakan upaya meningkatkan pembangunan di Jatim khususnya di sektor industri. “Bagi industri kecil, menengah atau besar seharusnya sudah berpikir menggunakan teknologi termodern supaya produknya lebih baik, harga bisa ditekan murah dan bersaing dengan negara lain,” tuturnya.
Sedangkan pameran yang diikuti 274 perusahaan dari 23 negara/wilayah ini sendiri mentargetkan 7 ribu pengunjung termasuk pembeli. “Pameran manufacturing yang di gelar ke 12 ini menyediakan beragam teknologi dan solusi yang disajikan, tidak hanya fokus di mesin seperti tahun lalu tapi juga lebih variatif seperti perkakas, beragam komponen, aksesoris dan lainnya,” pungkas Project Director PT Pamerindo Indonesia, Maysia Stephanie.
Dalam pameran itu sendiri akan menjadi platform yang mudah serta nyaman sehingga memungkinkan bagi pabrikan untuk bisa identifikasi solusi yang lebih efektif untuk memfasilitasi kebutuhan produksi yang dibutuhkan.
Maysia menambahkan tidak diragukan industri manufaktur di Jatim memiliki indikasi dinamis dan daya tarik tersendiri. Perekonomian daerah terus tumbuh dan menarik kurang lebih USD 252 juta dari nilai investasi di 187 proyek. Atau meningkat 17,5 persen dan menciptakan setidaknya 9.400 pekerjaan di Jatim. [riq]

Tags: