Perubahan Cuaca Belum Pengaruhi Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Blitar

Eko Priyo Utomo

Eko Priyo Utomo

Kabupaten Blitar, Bhirawa
Cepatnya perubahan cuaca dengan tingginya  intensitas hujan yang tidak bisa diprediksi atau yang saat ini disebut dengan musim kemarau basah  biasanya membawa dampak negatif pada sektor pertanian.
Di Kabupaten Blitar sendiri hal tersebut juga menjadi salah satu perhatian Dinas Pertanian Kabupaten Blitar. Mengingat saat terjadinya intensitas hujan  yang cukup tinggi juga banyak petani yang mengeluhkan keadaan tersebut ke Dinas Pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Eko Priyo Utomo mengatakan untuk bulan Oktober sampai saat ini sudah tidak ada keluhan dari petani. Namun  keluhan-keluhan tersebut banyak dilaporkan pada dinas pertanian oleh petani saat pertengahan tahun lalu. Dimana seharusnya terjadi musim kemarau namun ternyata hujan turun terus menerus. Sehingga berakibat pada tidak maksimalnya hasil panen tanaman yang biasanya ditanam pada musim kemarau.
“Keluhan yang disampaikan pada saat seharusnya kemarau namun  ternyata hujan terus menerus, namun saat ini karena memang sudah masuk musim hujan, petani sudah bisa mengnatisipasi,” kata Eko Priyo Utomo, Senin (5/12) kemarin.
Lanjut Eko Priyo Utomo, juga mengakui saat ini memang terjadi kerusakan dan hasil yang tidak maksimal. Namun itu hanya menyerang komoditas yang tidak tahan air. namun untuk tanaman yang memang membutuhkan banyak air justru hasil produksinya meningkat. Salah satunya seperti tanaman padi yang pada tahun 2015 lalu produksinya hanya 61 ribu, kini naik menjadi 68 ribu.
“Memang ada dampak positif dan negatifnya, namun untuk di Kabupaten Blitar dampak negatif tidak terlalu terasa bagi petani,” jelasnya.
Tambah Eko, untuk mengantisipasi dampak dari cuaca pihaknya meminta agar para petani melalui kelompok taninya masing-masing ataupun melalui perseorangan segera melakukan komuniasi yang intens denganpihak dinas pertanian jika terjadi kendala dilapangan. “Kami selalu siap membantu, termasuk Gapoktan yang selama ini sebagai mitra kami,” imbuhnya.
Sementara Ketua Gapoktan sekaligus anggota Komisi II DPRD Kabupaten Blitar, Mujib mengatakan jika sebelumnya memang ada keluhan dari masyarakat petani, utamanya petani di daerah Blitar selatan. Dimana pada saat musim kemarau namun justru intensitas hujan tinggi para petani yang menanam jagung mengalami gagal panen karena jagungnya mengalami penyakit  bule.
“Ya memang sempat ada keluhan, namun hanya pada saat terjadi saat kemarau basah saja,” terang Mujib. [htn]

Tags: