Perusahaan Carrefour Rekrut 24 Pekerja Difabel

Para pencari kerja difabel sedang mengikuti tes yang diselenggarakan perusahaan retail Carrefour dan Disnakertransduk Jatim.

Para pencari kerja difabel sedang mengikuti tes yang diselenggarakan perusahaan retail Carrefour dan Disnakertransduk Jatim.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Sebanyak  19 peserta pencari kerja disabilitas atau difabel khususnya tuna rungu mengikuti satu tes yang langsung dihadiri jajaran manajemen perusahaan ritel Carrefour, PT Trans Retail Indonesia di kantor Disnakertransduk Jatim. Hasilnya, ada 10 peserta yang akhirnya lolos tes.
Kegiatan rekrut tenaga kerja kerja difabel ini juga dalam rangka layanan ‘Ayo Kerja’ Disnakertransduk Jatim, salah satunya bekerjasama dengan Carrefour. Selama ini, di Jatim juga memberikan perhatian pada kaum difabel untuk bisa mendapatkan pekerjaan, misalkan saja dalam program Job Fair.
Kepala Disnakertransduk Jatim, Drs Sukardo MSi mengatakan, mereka yang lolos dalam uji tes akan dijadikan pekerja kontrak sementara selama dua tahun. “Khusus Jatim, tim PT Trans Retail Indonesia dari Jakarta langsung turun melangsungkan tes pada pencari kerja disabilitas ini. Mereka membutuhkan 24 pekerja difabel, namun hasilnya masih 10 orang yang lolos,” katanya.
Nantinya, perusahaan terbesar di bidang ritel bersama Disnakertransduk Jatim kembali berupaya membuka lowongan kerja bagi pencari kerja difabel. “Rencananya yang sudah siap pada pekan mendatang yaitu di Disnaker Gresik, dan kalau bisa selanjutnya juga ada di Mojokerto. Mudah-mudahan menjadi hal yang baik dalam penempatan sektor formal bagi kaum difabel,” katanya.
Bagi yang sudah lolos tes, lanjutnya, nantinya akan ada tes lanjutnya yang akan melibatkan orang tua. Selama ini, kendala yang ada pada pencari kerja disabilitas atau difabel dikarenakan alasan orang tua.
“Rata-rata, orang tua mengkhawatirkan anaknya bekerja pada suatu perusahaan. Condong mereka memberikan usaha sendiri pada anaknya. Namun jika kurang mampu dalam modal, akhirnya menyebabkan anaknya mengganggur. Hal itu akan menjadi tidak baik. Untuk itu, nantinya ada tes yang melibatkan orang tua,” katanya.
Sementara penanggung jawab program Angkasa (Angkatan Kerja Luar Biasa) PT Trans Retail Indonesia Sumarni mengatakan program Angkasa merupakan bentuk kontribusi agar dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi penyandang difabel untuk berkarya dan berkembang.Selain itu, kemampuan penyandang difabel sangat dapat diandalkan, para difabel tersebut bukan tidak memiliki kemampuan, justru mereka memiliki kemampuan berbeda.
Ia menambahkan para difabel menunjukkan memiliki kemampuan yang lebih atau difabel (Different Ability). “Perusahaan berkomitmen tidak hanya mengangkat pekerja difabel sebesar 1 persen namun akan terus bertambah menjadi 1,5% dari total jumlah karyawan dan mencapai 5% atau sekurang-kurangnya 1000 difabel yang akan berkarya dan berkembang bersama PT Trans Retail Indonesia pada tahun 2020,” katanya.
Sedangkan salah satu dosen Universitas Adi Buana (UNIPA) Fakultas FKIP, Anna Rafikayati turut mengantarkan anak didiknya bernama Fitria yang kebetulan lulus kuliah pada tahun ini. “Sebenarnya ada dua siswa yang lulus, namun salah satunya tidak bisa ikut terkendala orang tua,” katanya.
Adanya program perekrutan tenaga kerja difabel dilakukan Carrefour, Anna sangat mendukung program tersebut. “Kalau bisa perusahaan lainnya juga turut membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja difabel. Sebenarnya tidak harus mengacu pada aturan Kemenakertrans untuk penerimaan tenaga kerja difabel hanya 1 persen, terbukti Carrefour juga mampu untuk bisa mencapai 5 persen,’ katanya.  [rac]

Tags: