Perwosi Lestarikan Olahraga Tradisonal

Ketua Pengprov Perwosi Jatim Dra Hj Fatmawati Saifullah Yusuf ikut menyemarakkan lomba permainan tradisional Terompah Panjang di Ubaya Training Center (UTC) Desa Tamiajeng Trawas Mojokerto, Sabtu (6/5).

Karena Gadget Telah Kalahkan Permainan Tradisional Gobak Sodor
Kota Surabaya, Bhirawa
Dulu, permainan semacam gobak sodor, egrang, patel lele, dakon, gebuk bantal hingga petak umpet telah menjadi menu wajib dalam permainan anak-anak. Namun kini, permainan tradisional itu seolah tersisih oleh game-game yang ada di gadget. Tanpa ada gerakan tubuh, permainan yang katanya modern itu telah membuat anak lupa waktu hingga berjam-jam cukup dengan gadget di tangan.
Berdasarkan data dari Sport Development Index (SDI), kebugaran masyarakat Indonesia sangat kecil yakni hanya 5,2 persen. Untuk itu, sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian budaya bangsa khususnya permainan olahraga tradisional yang pada umumnya aktivitas luar, Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Provinsi Jatim menggelar lomba olahraga tradisional Perwosi kabupaten/kota se-Jatim.
“Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi adalah orang lebih asyik bermain dan berlama-lama dengan gadget. Sehingga generasi sekarang tidak lagi mengenal permainan olahraga tradisional,” kata Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Perwosi Jatim Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf saat membuka Lomba Olahraga Tradisional Perwosi Kabupaten/Kota se-Jatim di Ubaya Training Center (UTC) Desa Tamiajeng Trawas Mojokerto, Sabtu (6/5).
Fatma mengatakan, sangat diperlukan pengembangan dan pelestarian olahraga tradisional. Mulai dari pemerintah, top organisasi, maupun organisasi sosial. “Olahraga tradisional mempunyai nilai filosofi tinggi, yakni sebagai pemersatu bangsa dan meningkatkan kebugaran masyarakat,” urainya.
Ia menambahkan, di dalam Undang-Undang No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 19 menyatakan bahwa olahraga tradisional perlu dikembangkan dan dilestarikan. Oleh karena itu Pengprov Perwosi mengadakan lomba olahraga tradisional antar pengurus kab/kota se-Jatim dengan tema Memupuk Kerjasama Melalui Olahraga Tradisional.
Dijelaskannya ada dua permainan tradisional yang dilombakan yaitu hadang atau gobak sodor dan terompah panjang. Menurutnya, peserta yang lahir sebelum 1960-an pasti mengenal permainan tersebut. “Saya yakin ibu-ibu juga kenal dengan permainan tradisional lainnya seperti egrang, patel lele, dakon, gebuk bantal, tarik tambang dan lain-lain. Bahkan dulu saya sangat senang bermain pentilan,” ujarnya.
Istri Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf ini berharap, melalui ajang lomba tersebut merupakan sarana pelestarian olahraga tradisional sekaligus wadah silaturahim antar pengurus Perwosi kab/kota se-Jatim. Selain itu ada dua manfaat yang bisa diperoleh, pertama yakni Perwosi telah melaksanakan tugasnya untuk mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Manfaat yang kedua ialah melalui silaturahim bagi yang belum kenal menjadi kenal, dan yang sudah kenal semakin akrab serta bisa bertukar informasi seputar program Perwosi di daerahnya.

Tags: