Pesan Sekda di Depan PNS yang Akan Pensiun, Jauhi Penyakit Post-Power Syndrome

Sekda-Hidayatr-saat-mengingatkan-PNS-yang-akan-menghadapi-persiapan-pensiun.

Sekda-Hidayatr-saat-mengingatkan-PNS-yang-akan-menghadapi-persiapan-pensiun.

Bondowoso, Bhirawa
Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Drs. H. Hidayat, M. Si, memberikan menekankan pentingnya kesiapan mental bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan segera memasuki masa pension atau purna tugas. Pasalnya, tak sedikit PNS yang pensiun mengalami penyakit yang bernama Post-Power Syndrome atau suatu keadaan yang terjadi akibat seseorang hidup dalam kebesaran bayang-bayang masa lalunya.
Menurut Sekda, Post Power Syndrome bisa datang pada semua lapisan masyarakat yang memiliki pekerjaan rutin, seperti karyawan, guru. dosen dan sebagainya. “Memang yang paling merasakan adalah bila seseorang pernah berada di tempat yang ‘terhormat’ dan tiba tiba harus melepaskan semuanya. Kemudian karena berbagai faktor, segala fasilitas dan kemudahan kemudahan yang selama ini selalu setia mengikutinya, kini tiba tiba berubah,” ujar Sekda ketika memberikan sambutan di depan puluhan PNS yang akan purna tugas di gedung Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Selasa (29/3) pagi kemari.
Oleh karena itu, Sekda mengharapkan agar PNS yang akan memasuki masa pensiun untuk mempersiapkan diri. Sebab, harus diakui tidak sedikit pegawai yang mengalami atau menderita Post Power Syndrome. “Orang yang tidak mempersiapkan diri sejak sedini mungkin, akan merasakan suatu kegoncangan pada tatanan kehidupannya. Ia akan menjadi labil dan emosinya tidak lagi stabil,yang pada akhirnya akan menyebabkan merosotnya daya tahan tubuh dan jatuh sakit. Ketika tidak lagi menjabat atau berkuasa ,serta tidak di sanjung orang lagi,maka akan terlihat gejala-gejala kejiwaan yang labil dan yang biasanya bersifat negative,” tutur Sekda.
Kata Sekda, setiap PNS pasti akan mengalami masa pensiun sebagaimana setiap manusia akan mengalami kematian. Hal tersebut memang sudah menjadi fitrah manusia. “Jadi nanti ketika kita sudah pensiun, kita harus mengisi hari-hari kita dengan kegiatan yang positif. Kita bisa mengikuti kegiatan sosial di masyarakat, berinteraksi dengan masyarakat, atau mungkin juga membuka usaha baru bagi yang mempunyai jiwa pengusaha atau apa saja yang penting itu bermanfaat bagi diri dan orang lain,” katanya.
Pada kesempatan itu juga, Sekda menjelaskan bahwa sejak Bondowoso dipimpin oleh Bupati Amin Said Husni, banyak perkembangan dan kemajuan yang diraih. Semua itu tak terlepas dari seluruh peran serta pegawai dan masyarakat Bondowoso. “Keberhasilan itu tak lepas dari peranan kita semua, mulai dari staf,  dan seterusnya, sebab ini adalah system. Ini bukan hanya keberhasilan Bupati atau pun sekeda melainkan seluruh lapisan masyarakat dan pegawai,” katanya.
Keberhasilan yang dimaksud kata Sekda antara lain persoalan kemiskinan. Hal tersebut terbaca dari ketika tahun 2008 lalu, angka kemiskinan di Bondowoso masih bertengger di angka 14 sekian persen dan kini sudah berada di level sekiyat 6 persen.
Termasuk juga Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bondowoso. “Jadi ada lompatan kemajuan yang luar biasa, jika dulu IPM kita berada di urutan ke 27, kini sudah ada di urutan ke 31 dari 38 Kabupaten dan Kota. Kita sudah mampu mengalahkan Kabupaten tetangga,” katanya lagi.
Namun demikian Sekda mengakui bahwa Bondowoso tidak bisa maju dengan pesat seperti Kabupaten lain lantaran salah satu pemicunya adalah bahwa Bondowoso bukan merupakan daerah transit melainkan daerah tujuan. “Beda dengan Kabupaten lain, orang yang mau ke Bondowoso itu memang memiliki tujuan tertentu, kalau Kabupaten lain tidak,” katanya. [har]

Tags: