Jelang Lebaran, Pesanan Mebel Probolinggo Meningkat

Pekerja Mebel yang ektra keras untuk memenuhi pesanan.

Pekerja Mebel yang ektra keras untuk memenuhi pesanan.

Probolinggo, Bhirawa.
Tingkat kebutuhan mebel selalu meningkat. Permintaan mebel jauh melebihi tingkat pertumbuhan penduduk dan atau tingkat pertumbuhan rumah tangga. Bahkan, pada saat bulan ramadhan 2015 ini, permintaan melonjak tajam. Hal itu di ungkapkan Irawan, pengusaha mebel ‘Iwan Jaya’ Kebonagung Kota Kraksaan, Senin 6/7.
Mebel dibutuhkan bukan hanya karena fungsinya saja, tapi sudah masuk pada pemenuhan kebutuhan selera. Furnitur kini telah menjadi produk fashion, mode, dan gaya hidup. Di lain pihak, ketersediaan mebel itu juga sudah sedemikian tingginya sehingga masyarakat dengan mudah dapat memperolehnya, katanya.
Bulan Ramadan ini, tingkat konsumtif masyarakat mengalami peningkatan.  Salah satunya pengusaha mebel yang merasakan dampak karena banyak pesanan  yang menyebabkan omsetnya meningkat hingga 100 persen, terangnya.
Selain itu, bulan puasa secara rutin permintaan pesanan mebel dari masyarakat cukup banyak. Sehingga stok barang  lebih banyak dari bulan sebelumnya. Tingginya permintaan barang mebel untuk bulan ini relatif tinggi.
Hal tersebut disebabkan banyak masyarakat yang membutuhkan penambahan perabot rumah tangganya. Jadi banyak warga yang berkeinginan untuk membeli, ujarnya.
Permintaan perabot  rumah tangga, yang paling banyak berupa kursi dan sofa. Kedua jenis barang tersebut banyak dibutuhkan masyarakat menjelang Lebaran karena banyak sanak keluarga yang bersilaturrahmi.
Kebutuhan perabot rumah tangga datang dari warga pedesaan, seperti halnya dari kecamatan Banyuanyar, Krucil, Tiris dan Tegalsiwalan, serta beberapa daerah lainnya termasuk dari Kota Probolinggo dan Situbondo serta Lumajang. “Untuk luar kota. permintaan juga mengalami peningkatan, tandasnya.
Tingginya permintaan secara otomatis omset para pengusaha mebel juga mengalami peningkatan. Biasanya omset yang diperoleh oleh para pelaku usaha mebel dalam satu bulan di luar Ramadhan mencapai Rp 30 juta hingga Rp 40 juta.
Sedangkan untuk bulan Ramadan omsetnya meningkat hingga Rp 50 juta sampai Rp 60 juta selama satu bulan penuh, bahkan kami kuawalahan untuk memenuhi pesanan. Kami kualahan juga mencari bahan baku yang kwalitasnya baik, yang ada saat ini kayau jadi masih mudah dan harganya mahal, Apa lagi permintaan dari pemesan mintanya adalah kayu jati yang sudah tua dan lama.
Sudah barang tentu kami harus mencari di desa atau rumah kuno yang oleh pemiliknya memang mau dijual, untuk saat ini rumah kuno sudah jarang karena sudah bayak yang laku, walaupun ada itu tidak dijual atau jika dijual harganya mahal sekalai, tambahnya. [wap]

Tags: